24

1.3K 139 4
                                    

"papa , tolong lepaskan ayah kak Jeno

"Haechan , bagaimana kau mendapat kan kertas itu , sini , berikan pada papa "

"Tidak ! , Selama papa tidak mau melepaskan nya , haechan tidak akan memberikan nya pada papa "

"Haechan ,kau ....

Seorang gadis berlutut di depan pria baruh baya dengan derai tangis penuh permohonan.

Secarik kertas itu dia peluk di dada nya dengan erat seolah takut jika pria itu mengambil nya dari nya .

"Kenapa kau melakukan ini ,sayang "

"Aku sayang kak Jeno dan aku tidak mau kak Jeno membenci ku "

Gadis itu menatap pria di hadapan nya dengan pandangan mengabur karena air mata .

"Laki laki itu jahat, haechan, dia sama seperti ayah nya "

"Tidak ! Kak Jeno tidak jahat ,kak Jeno sayang sama haechan" gadis itu menggeleng kuat kuat .

"Haechan"

"Tidak! Papa salah " gadis itu masih bersikeras menyangkal nya .

"Haechan ,Suatu hari nanti kau akan menyesal karena telah mencintai laki laki itu "

"Aku tidak akan menyesal papa "

.
.
.

Haechan mengusap kedua mata nya kala Bercak cahaya dari sinar matahari pagi menyeruak masuk ke dalam kamar .

Gadis itu kembali duduk dan bersandar di kepala ranjang , mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru ruangan dengan tatapan nanar.

Mata nya memanas, namun dengan segera haechan memaksa kedua bola mata nya untuk mengerjab agar air mata nya tidak mengalir .

"Aku ingin pulang "

Ceklek

Suara pintu terbuka menghentikan ratapan haechan , gadis itu segera menghapus jejak air mata di pipi nya.

Tubuh nya menegang ketika seorang lelaki muncul dari balik pintu dengan kemeja putih dan celana hitam yg begitu rapi terpasang di tubuh nya .

"Kak Jeno "

"Kau sudah bangun " Jeno berjalan menghampiri nya dan haechan mulai duduk dengan kaku ketika laki laki itu mendudukkan diri nya di tepi kasur .

Mulut haechan tercekat ketika Jeno menyapu pipi nya dengan lembut .

"Setelah acara kelulusan ku pagi ini ,apa kau mau merayakan nya dengan ku "

"Ke.. kelulusan"

haechan baru ingat, kalau hari ini ada wisuda di kampus nya .

Jeno yg berada di tingkat akhir baru saja menghadapi ujian .

Haechan tak sedikit pun kaget jika lelaki di hadapan nya ini dapat menyelesaikan nya ujian dengan begitu mudah , karena haechan tau Jeno tergolong sebagai mahasiswa berprestasi dalam akademik.

Tiba tiba saja haechan merasa sedih , dia ingin menempuh perguruan tinggi seperti gadis gadis di luar sana , tapi melihat kondisi tubuh nya yg tengah hamil ,itu jelas tidak mungkin .

Apakah ini nasib yg harus diri nya tanggung .

"Kenapa kau sedih "Jeno memegang dagu haechan dengan jemari nya ,bisa dia lihat mata gadis itu berkaca kaca .

"Ti..tidak " haechan menggelengkan kepalanya pelan .

"Katakan ! "Tegas Jeno dengan suara yg kembali menajam .

"A..aku ingin kuliah lagi "lirih nya dengan suara yg bergetar .

"Tidak bisa "haechan kaget mendengar suara tegas Jeno .

"Ke...kenapa "di saat seperti ini juga haechan ingin menangis .

"Tidakkah kau lihat keadaan mu saat ini ,apa kau tidak malu "Jeno menarik alis nya ke atas , sinis .

Jatuh sudah air mata yg sempat menumpuk di mata nya haechan .

Kalimat dari Jeno benar benar membuat haechan sedih sekaligus sakit hati .

Bukankah ini salah Jeno , dialah orang yg sudah memperkosa dan mengambil keperawanan nya .

"Berhentilah menangis haechan ! Sedikit sedikit menangis! Itu membuat ku muak ! "

Haechan menutup bibir nya dengan kedua tangan nya yg bergetar, namun air mata nya seolah tidak sejalan dengan usaha nya .

Dia begitu sedih jika Jeno membentak dan menolak permintaan nya , padahal haechan hanya ingin mendapatkan sedikit saja perhatian dan kelembutan dari Jeno.

Sementara Jeno , laki laki itulah kembali berdiri dan mengusap wajah nya frustasi.

"Berhentilah menangis atau kau mau aku memperkosa mu lagi ! "

"Hiks....hiks "

Ancaman jeno tidak sedikitpun membuahkan hasil, haechan malah semakin menangis dengan keras .

Jeno menarik tangan haechan dan dia merasakan penolakan gadis itu , namun Jeno masih berusaha menarik nya mendekat .

"Ti..tidak mau hiks " haechan menggeleng takut dan berusaha mencoba untuk bertahan di tempat nya .

Tapi tangan kekar jeno begitu kuat untuk nya , haechan bisa merasakan tubuh nya terangkat ke atas .

Jeno mengendong nya dan saat itu juga haechan repleks melingkarkan tangan nya di leher Jeno .

Mata nya terpejam dengan sesegukan penuh tangis di sela sela takut nya .

Suara pintu di geser dengan semilir angin pagi membelai wajah haechan.

Gadis itu tak berani membuka mata nya , tangan nya semakin erat memeluk leher Jeno .

"Apa yg akan kak Jeno lakukan "

Haechan merasa tubuh nya sedikit menjauh dari Jeno , namun dia enggan melepas pelukan nya .

Dia masih berusaha mencekram kerah baju Jeno hingga laki laki itu mendudukkan nya .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang