13

1.8K 210 2
                                    

Berada di kamar tidur dengan luas hampir dua kali lipat dari kamar nya , membuat haechan tampak gelisah sekaligus nyaman di waktu bersamaan karena sikap posesif Jeno pada nya .

Namun di balik kegelisahan itu ada rasa lega dan bahagia yg di rasakan haechan saat melihat sahabatnya, Renjun ,kini berada tak jauh darinya.

Haechan begitu bahagia, sudah satu Minggu gadis itu bersama Renjun, walaupun harus diam diam mencuri waktu untuk sekedar berbicara jika tidak ada Jeno .

Haechan tersenyum manis ,hingga rasa kantuk kembali menyelimuti nya , entah kenapa akhir akhir ini ia merasakan kantuk yg luar biasa , haechan juga mudah lelah bahkan ada kalanya ia ingin di manja oleh Jeno .

Ketika matanya hampir tertutup rapat , haechan samar samar mendengar suara pintu kamarnya terbuka .

Haechan yg kembali sadar hanya terdiam meringkuk di tempat tidur nya dan sengaja menutup kedua matanya.

Jantung nya berpacu dengan cepat ketika dia merasakan gerakan di atas kasur nya yg ada di belakang nya .

"Kak Jeno "batinnya

"Apa kau sudah tidur "

Haechan mengigit  bibir bawahnya dan masih setia memejamkan kedua mata nya , mengabaikan pertanyaan laki laki itu , namun , usahanya tersebut terasa begitu sulit ketika haechan merasakan tangan Jeno memeluk tubuhnya dari belakang.

"Semakin kau mengabaikan ku , semakin aku akan melakukan hal lebih pada mu, sayang " katanya pelan

Ancaman jeno tak sepenuhnya bohong, karena setelah mengatakan itu , tangannya mulai merayap masuk ke dalam gaun tidur haechan, Jeno bahkan menyingkap rok gadis itu sampai ke atas paha .

Laki laki itu kemudian meremas payudara haechan dan hal itu otomatis membuat gadis itu menjerit .

"ja..JANGAN " haechan bangkit dan menjauh sampai tepi kasur tersebut.

"Jangan apa sayang  "Jeno tersenyum melihat ekspresi ketakutan di wajah haechan yg terlihat begitu mengemaskan di matanya.

"Ehm..." Gadis itu hanya bisa mengigit bibir bawah nya .

"Kenapa kau bohong pada ku " tanya Jeno lembut sembari menarik tangan haechan untuk mendekat ke arah nya .

"A..aku ...aku tidak bermaksud untuk bohong........ Hanya saja "

"Hanya saja " Jeno menatap wajah gugup itu dengan lekat

"Aku merasa sangat lelah ,itu saja "ucap nya dengan lirih dan kepala tertunduk.

"Apa kau sakit " Jeno menyentuh kening gadis itu namun suhu tubuhnya normal .

"Ti..tidak " jawab haechan

"Apa kau menginginkan sesuatu" tanya Jeno sekali lagi , dia khawatir dengan wajah haechan yg sedikit pucat .

Haechan semakin dalam mengigit bibir bawah nya .

"Katakan saja "

"Aku ingin makan salad buah "kata nya dengan lirih

"Salad buah " Jeno menyergit mendengar permintaan haechan.

"Iya " gadis itu mengangguk penuh antusias .

"Tapi ini sudah tengah malam , tidak ada yg akan menjual salad buah sampai tengah malam seperti ini "

Haechan kembali tertunduk lesu mendengar penolakan Jeno , dia membuang pandangan nya ke arah lain , gadis itu mengerjabkan matanya berkali kali untuk menahan air mata nya agar tidak keluar .

Cengeng , inilah sifat baru yg di miliki oleh haechan, entah sudah berapa kali dia menangis hari ini .

Jeno yg menyadari perubahan sikap haechan hanya bisa mendengus kasar .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang