Tiga tahun yg lalu
"Kak Jeno jangan tinggalkan aku sendirian ! , Jangan ! "
Haechan terisak memanggil nama lelaki itu hingga akhirnya Jeno hanya berdiri di ambang pintu ,lalu pergi tanpa menoleh ke belakang.
Jeno berjalan melewati lorong dengan langkah hampa , dia masih mendengar suara tangis serta jeritan haechan yg masih terngiang di telinga nya .
Begitupun dengan ekspresi ketakutan penuh linangan air mata di wajah gadis itu .
Jeno berhenti dan menyandarkan tubuh nya ke dinding , mengusap wajah nya dengan kedua tangan nya .
"Bukankah seharusnya aku senang karena bisa membuat haechan menerima pelajaran nya , membuat gadis yg berani menghianatiku itu mendapatkan balasannya"
Drrt Drrt
Dua ,tiga hingga empat kali ponsel nya bergetar dan hal itu membuat Jeno kehilangan kesabaran nya.
Jeno merogoh saku celana nya lalu meraih ponsel nya .
"Lagi lagi dia "
Jeno mengumpat lalu me-reject panggilan pria itu , dia berjalan cepat menuruni tangga menuju mobil nya , seharusnya Jeno sadar , bagaimana mungkin haechan yg berkali kali menolak nya tiba tiba menerima nya begitu saja .
"Sialan "
Jeno yg baru saja akan membuka pintu mobil di kejutkan dengan suara mobil yg datang dari arah berlawanan, lalu berhenti tepat di depan nya .
Jeno melihat pintu terbuka dan memperlihatkan sosok pria yg selama ini mengikuti nya.
siapa lagi kalau bukan anak buah ayahnya , Yesung , pria itu keluar dengan wajah cemas nya .
Jeno yg berniat membuka pintu mobil nya langsung di cegah oleh Yesung .
"Di mana nona haechan" tanya Yesung
"Bukan urusan mu "Jeno melepaskan cekalan Yesung dan berniat masuk ke mobil .
"Di mana nona sekarang ! "
Jeno terpaku sejenak , baru kali ini Yesung membentak dan meneriakinya.
"Kau berani membentakku ! "Jeno menarik kerah baju Yesung.
"Tuan muda salah paham"
"Itu lagi "jeno tertawa getir tak percaya.
"Nona tidak pernah berniat untuk mendekati tuan muda , bahkan dia tidak pernah sekalipun berniat untuk menghianati tuan muda "
"Aku tidak ingin mendengar....
"Tuan Donghae sudah keluar dari penjara "
Jeno terdiam dengan tangan yg masih memegang pintu mobil .
"Apa maksudmu" Jeno memalingkan wajah nya pada Yesung.
Sementara Yesung terdiam.
"Kenapa kau diam ! " Jeno maju dan mendorong tubuh Yesung.
"Tuan Chanyeol, ayah nona haechan sendiri yg mencabut tuntutan nya dan ....
Jeno perlahan pelepasan cengkraman nya, jantung nya berdetak tak terkendali.
"A..apa "
"Nona sendiri yg meminta nya , meminta ayahnya untuk melepaskan tuan Donghae "
Melihat Jeno terdiam, Yesung kembali bersuara.
"Jangan pernah melakukan sesuatu yg dapat membuat tuan muda menyesalinya nanti "
"Kenapa ... kenapa kau baru mengatakan nya sekarang ! "
Jeno berjalan pergi , dia kembali menuju ke tempat haechan.
Dia nyaris berlari saat memikirkan kemungkinan bahwa haechan...
"Tidak ! Ya Tuhan , tolong selamatkan haechan "
.
.
.Setelah sampai di depan pintu , ternyata pintu itu dalam kondisi terkunci .
Jeno mengetuk pintu kayu hitam di depannya , dia nyaris menggedor dengan kepalan tangan nya .
"Buka pin...
"Jangan mendekat "
Prang
Jeno mendegar suara teriakan sekaligus pecahan kaca di telinganya , Jeno geram , dia menendang pintu itu hingga engselnya nyaris terlepas .
Pemandangan di depannya sudah membuat kemarahan nya naik sampai ke ubun ubun.
Jeno melihat haechan berdiri di pinggiran balkon yg memiliki penyangga yg sangat rendah, dengan seragam sekolah bagian atasnya setengah robek , sebelah tangan gadis itu memegang serpihan kaca , sementara tangan satunya berusaha menutupi tubuhnya.
Jeno merasa jantungnya bergemuruh , dia maju dan langsung menghantam xiojun hingga tubuh lelaki itu terjatuh dan darah mengalir di hidungnya .
Satu laki laki lainnya yg berada di sisi kanan beringsut mundur , takut dengan kemarahan Jeno .
Dia bangkit dan melangkah maju ke arah haechan.
"Ja..jangan mendekat " teriakan dan wajah ketakutan haechan tidak di hiraukan Jeno ,Laki laki itu masih berjalan ke arah haechan .
Jeno berjalan semakin dekat, sontak hal itu membuat haechan semakin tersudut mundur hingga mencapai batas maksimal pagar rendah balkon itu .
Menyadari hal itu, Jeno menghentikan langkahnya.
"Haechan kemarilah " Jeno mengulurkan kedua tangannya, namun wajah penuh air mata di depannya tidak menyambutnya , haechan semakin takut melihat Jeno .
"Ti..tidak mau " haechan menggeleng kuat .
"Haechan" Jeno berusaha membuat suaranya selembut mungkin.
"Jika kau mundur selangkah lagi , kau bisa jatuh"
"Kak Jeno jahat ! " Bibir haechan bergetar dan Jeno bisa melihat tanda tanda gadis itu akan menangis kembali .
"Haechan, kemarilah , aku tidak akan menyakitimu, sungguh " Jeno berkata tenang , namun suaranya sedikit meninggi ketika haechan masih bergeming di tempatnya.
"Percayalah padaku "
"Kak Jeno "
"Percayalah padaku , kemarilah"
Haechan melihat keseriusan di mata Jeno , dia mengusap air matanya lalu mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Jeno .
Dan saat itu tiba tiba angin bertiup kencang , haechan kehilangan keseimbangan dan kakinya tiba tiba tergelincir.
"HAECHAN ! "
jeno melihat tubuh haechan meluncur ke bawah sampai akhirnya gadis itu jatuh ke tanah .
Jeno tidak percaya dengan apa yg di lihatnya, laki laki itu kemudian berlari keluar dari ruangan itu dengan hati cemas .
"Ya Tuhan ,tolong haechan"
.
.
.Jeno berlari melewati dua anak tangga sekaligus , setibanya di pintu dia melihat Yesung yg tengah berdiri mematung , matanya melebar tak percaya dengan apa yg baru saja di lihatnya.
"Haechan ! " Jeno berlari menghampiri gadis yg terbaring di depannya .
Jeno tidak pernah sehancur dan sesakit ini ,dia berlutut di samping haechan dengan air mata yg mengalir deras di pipinya.
Darah membasahi tanah di bawah haechan , begitu banyak darah yg keluar dari kepalanya.
"Ma..maafkan aku haechan "
Jeno melihat haechan tersenyum tipis, tangannya terulur maju dan menyentuh pipi Jeno, sebelum akhirnya dia benar benar menutup matanya Haechan sempat mengucapkan kalimat yg membuat Jeno menangis keras .
"Aku..... mencintai......kak Jeno "
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me
Short Storykisah Park haechan seorang gadis cantik namun polos yg berusia 18 tahun dan Lee Jeno seorang laki laki misterius yg berusia 22 tahun . Remake dari novel kekasih kecilku (oleh :Eray Dewi Pringgo)