15

1.7K 195 3
                                    

Haechan tengah  meringkuk di kasur nya sambil menatap gugusan bintang yg terlihat dari jendela kamar nya .

Gadis itu kembali menatap ponsel nya ,berharap Jeno akan menghubungi nya .

namun hingga tengah malam laki laki itu tak kunjung memberi nya kabar .

Begitu lelah menunggu haechan menutup mata nya , sampai suara asing muncul matanya kembali terbuka .

Suara langkah kaki dari arah balkon kamar nya membuat haechan langsung terduduk dari tempat tidur nya .

Gadis itu takut suara itu berasal dari kawanan perampok, bagaimanapun juga kompleks ini memang rawan dengan krimalitas.

Haechan semakin takut ketika melihat siluet tubuh tinggi seorang laki laki tampak jelas dari arah balkon  yg tadi lupa di kuncinya.

Haechan merutuki kebodohan nya , kenapa dia begitu ceroboh , tidak ingin ambil resiko gadis itu segera turun dari tempat tidurnya .

Perlahan lahan langkah nya semakin cepat seiring dengan suara pintu terbuka di susul langkah kaki di belakang nya yg semakin mendekat ke arahnya.

Tanpa alas kaki , haechan segera berlari dan meraih knop pintu ,namun sebuah tangan telah lebih dulu menahan pintu tersebut , sementara tangan lainnya memeluk perutnya .

"TOLOmmpphhh" haechan yg tadinya ingin berteriak minta tolong langsung di bekap oleh sosok asing tersebut.

.
.
.









Jeno memarkirkan mobil sport warna Hitam nya di depan sebuah gedung pencakar langit .

Laki laki itu kemudian berjalan menyusuri lorong, melewati beberapa karyawan yg dengan hormat memberikan salam kepada nya .

Tiba di depan sebuah meja sekertaris, Jeno di sambut oleh seorang gadis muda yg memberikan senyuman manis pada nya .

"Selamat da....

"Tidak perlu basa basi, katakan pada nya ,aku datang untuk menemuinya"kata Jeno dengan nada tak sabar .

"Tuan muda ,hari ini tuan Donghae sedang..

BRAK

Jeno memukul meja sekertaris pribadi ayahnya itu dengan keras .

"Aku bilang ! , Aku ingin bertemu dengan nya !, APA KAU TULI"bentak Jeno .

"Chenle ,biarkan Jeno masuk "

Jeno langsung menoleh ke arah sumber suara yg ternyata adalah Kyuhyun, pengacara pribadi ayahnya.

Jeno melewati Kyuhyun begitu saja tanpa berniat untuk sekedar menyapa nya .

Jeno kemudian membuka pintu besar berwarna coklat dan mendapati seorang pria berumur empat puluhan tengah sibuk memeriksa beberapa berkas yg menumpuk di meja kerja nya .

"Aku ingin meminta bantuan pada ayah "ucapan Jeno berhasil membuat Donghae menghentikan aktivitas nya seketika, dia tersenyum melihat anaknya yg kini tampak sudah cukup dewasa .

Entah sudah berapa lama dia tidak melakukan komunikasi langsung pada putranya itu ,dan kini setelah bertatap muka dengan jeno, Donghae seperti melihat dirinya.

"Sepertinya gadis itu kembali membuat Jeno berubah"

Dalam hati Donghae tersenyum miris karena kesibukan nya mengatur perusahaan dan beberapa cabang di beberapa kota besar, hal itu  membuatnya sulit untuk berinteraksi dengan Jeno .

Alhasil, dia pun hanya bisa menyuruh beberapa bawahan nya untuk mengikuti putra nya tersebut.

Terkejut.

Mungkin itu kata yg tepat bagi Donghae , bagaimana tidak ,putranya ternyata selama beberapa hari ini telah menggunakan rumah peninggalan istri nya untuk tinggal dengan seorang gadis .

Awalnya dia pikir gadis itu hanya gadis selingan yg selama ini di pacari oleh Jeno , namun melihat waktu dan lama nya Jeno dengan gadis itu membuatnya curiga.

Dan ternyata kecurigaan nya selama ini benar , atas bantuan dari jaemin ,dia tau siapa gadis itu , gadis yg sama , yg dulu pernah menjadi malapetaka untuknya .

Bahkan kabar kehamilan gadis itu cukup membuat jantungnya berpacu cepat, karena selama ini Jeno tidak pernah seceroboh ini , apalagi gadis yg kini di hamili oleh putranya itu adalah anak dari musuh nya .

"Sungguh mengejutkan kau meminta bantuan pada ayah ,Jen"Donghae menatap putranya yg kini tengah menatap nya dengan wajah datar .

"Jadi apa yg kau inginkan "

"Aku tidak ingin basa basi karena aku tau ayah pasti sudah tau semuanya" kata Jeno dengan nada serius .

"Aku.menginginkan.haechan, bagaimanapun caranya, aku menginginkan gadis itu ayah !"

.
.
.


























Haechan tengah meringkuk di kasur nya sambil menatap gugusan bintang yg terlihat dari jendela kamarnya.

Gadis itu kembali menatap layar ponselnya, berharap Jeno akan menghubungi nya , namun hingga tengah malam laki laki itu tak kunjung memberinya kabar .

Begitu lelah menunggu, haechan kembali menutup matanya , sampai suara asing muncul matanya kembali terbuka, suara langkah kaki dari arah balkon kamarnya membuat haechan langsung terduduk dari tempat tidurnya.

Gadis itu takut suara itu berasal dari kawanan perampok, bagaimanapun juga kompleks ini memang rawan dengan krimalitas.

Haechan semakin takut ketika melihat siluet tubuh tinggi seorang laki laki tampak jelas dari arah pintu balkon yg tadi lupa di kuncinya.

Haechan merutuki kebodohan nya , kenapa dia begitu ceroboh, tidak ingin ambil resiko , gadis itu segera turun dari tempat tidurnya.

Perlahan lahan langkah nya semakin cepat seiring dengan suara pintu terbuka di susul langkah kaki di belakangnya yg semakin mendekat ke arahnya.

Tanpa alas kaki , haechan segera berlari dari meraih knop pintu ,namun sebuah tangan telah lebih dulu menahan pintu tersebut , sementara tangan lainnya memeluk perutnya.

"TOLOhmmmppphh" haechan yg ingin berteriak Minta Tolong langsung di bekap oleh sosok asing itu .

"Ssstttt ,jangan takut , ini aku " bisik sosok asing itu yg tak lain adalah Jeno .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang