18

1.5K 175 3
                                    

Jeno melajukan mobil nya dengan kecepatan normal, sementara haechan , gadis itu menatap wajah tampan Jeno yg sudah beberapa hari ini jarang di lihat oleh nya .

Lima belas menit perjalanan, mobil itu berhenti di depan sebuah restoran.

Buru buru haechan menolehkan wajah nya keluar jendela, entah kenapa dia merasa gugup berdampingan dengan Jeno.

Tanpa haechan sadari ,Jeno sudah berada di samping nya , lengan kekar nya dengan gesit melepaskan sabuk pengaman yg melilit tubuhnya haechan.

Jeno bisa merasakan tubuh haechan menegang , tangan gadis itu mencengkram ujung gaun nya dengan erat .

"Tenanglah" Jeno mengangkat dagu haechan dan menjepit nya di antara jari nya .

Bukan nya semakin tenang , rasa takut haechan semakin menjadi ketika tangan Jeno semakin turun menyusuri tubuh nya dan berhenti di paha nya .

"Ja-jangan "

"Kenapa, apa kau tidak merindukan ku"

"Bu-bukan begitu " haechan menggelengkan kepalanya kuat kuat , dia tidak ingin Jeno marah dan membuat laki laki itu membenci nya.

Tiba tiba haechan merasakan sakit di kepala nya .

"AKH" Jeno kembali duduk tegak saat mendengar rintihan haechan , kemudian dirinya menggenggam tangan gadis itu yg kini meremas tangan nya dengan sangat kuat .

"Haechan, ada apa "tanya jeno dengan nada cemas.

"Sakit....hiks .... sakit"kata nya dengan lirih dan air mata nya yg mengalir deras.

Tangisan haechan semakin menjadi ketika sekelebat memori asing mulai berputar memenuhi kepala nya.

Haechan melihat seorang laki laki tinggi menatap jijik seorang gadis yg tengah menangis di lantai.

"Ini masih belum apa apa , kau akan menerima penderitaan yg lain karena  kau sudah berani menghianatiku"

Laki laki itu berjongkok dan mengangkat dagu gadis itu .

"Hiks ...hiks "

"Kalau saja waktu itu kau tidak membohongi ku , kau tidak akan mengalami semua ini , haechan"

.
.
.


































Jeno semakin frustasi ketika haechan tidak juga menjawab pertanyaan nya .

Gadis itu tiba tiba terdiam, tangisan nya yg sempat membuat Jeno cemas seketika itu juga ikut terhenti, pandangan nya kosong tak terarah.

"Haechan, kau tidak pp "Jeno yg berniat menyentuh bahu gadis itu tangan nya langsung di tepis oleh nya .

"Jangan sentuh aku !"  Haechan memeluk tubuh nya dengan erat , mata nya berkaca kaca menatap benci sekaligus takut pada Jeno.

"Apa maksud mu , aku ...

"KAK JENO, JAHAT! " haechan membuka pintu mobil dengan tangan gemetar , kemudian berlari dengan kaki yg begitu berat untuk melangkah.

"HAECHAN!" Jeno mengejar haechan yg berlari dengan kondisi kaki yg goyah .

.
.
.




"Kau mau kemana"

"Jangan sentuh aku ! , Lepas !" Teriak haechan dengan histeris ketika jeno berhasil menangkap nya .

dia merasakan sepasang tangan kekar telah memeluk tubuh nya dari belakang.

Haechan meronta dan memukul nya dengan membabi buta , tangisan nya pecah karena rasa takut di sekujur tubuh nya .

"Sayang tenanglah"Jeno berusaha menenangkan haechan, namun gadis itu semakin meronta dan menangis .

"TIDAK MAU ! TOLONG ! , SIAPAPUN TOLONG ! , hiks "

Teriakan haechan membuat para pengunjung restoran menatap ke arah mereka , termasuk petugas keamanan yg kini berjalan menghampiri ke arah mereka .

"Sial " desis Jeno merutuki kesialan nya hari ini

"Kenapa gadis ini berteriak, apa kau melakukan sesuatu kepada nya " tanya seorang pria paruh baya pada jeno .

"Kami hanya bertengkar" jawab Jeno dengan nada tenang.

"Tidak ! Dia mmpphh " haechan menggelengkan kepala nya berniat meminta pertolongan kepada petugas keamanan itu , namun Jeno sudah lebih dulu membekap mulut nya .

"Dia ingin putus dengan ku , tapi aku ingin memperbaiki hubungan kami "

"Apa ada bukti bahwa kalian memang memiliki hubungan"

Jeno merogoh saku celana nya lalu meraih dompet nya .

"Anda bisa membuka isi dompet saya, di situ ada foto kami berdua dan juga ada foto calon bayi kami " jelas Jeno

"Bayi "

"Iya , dia ingin mengugurkan kandungan nya "

Haechan berusaha melepaskan tangan Jeno yg masih membekap mulut nya , namun tenaga laki laki itu terlalu kuat .

"Ya Tuhan , kalau begitu Kalian boleh pergi, dan sebaiknya jangan  biarkan gadis ini pergi agar dia tidak bisa melakukan hal yg berbahaya"

" Tentu saja " Jeno kembali memasukkan dompet itu ke dalam saku celana nya lalu segera pergi meninggalkan petugas keamanan yg masih menatap nya tak percaya.

Jeno menyeret haechan untuk kembali masuk ke dalam mobil nya .

"Masuk ! " Perintahnya nya pada gadis itu

"Tidak  ,tidak mau "

"Masuk , atau kau mau aku menyiksamu lagi, seperti yg dulu pernah ku lakukan pada mu "bisik Jeno di telinga haechan.

Jeno bisa merasakan tubuh haechan gemetar, wajah nya pucat dengan air mata yg mengalir deras di pipi nya .

Jeno benci melihat ketakutan di wajah haechan, namun jika ini satu satunya cara agar membuat haechan berada di sisi nya , sudah pasti dia akan melakukan nya .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang