26

1.2K 135 1
                                    

Di balik jendela , haechan tidak henti hentinya memandangi sosok tampan yg kini berdiri di atas panggung .

Tatapan kagum dari mata bening nya seolah takjub dengan setiap kata yg terlontar dari mulut laki laki itu .

Haechan tak menyangka Jeno akan  menjadi mahasiswa dengan nilai terbaik dalam ujian akhir itu .

Suara tegas dan dalam menyertai kalimat penuh pengharapan Jeno untuk kampus dan juga masa depan nya .

Tepuk tangan dari para mahasiswa menyertai kalimat terakhir Jeno , baru kali ini haechan melihat Jeno tersenyum lebar seperti itu ,
Senyuman yg jarang sekali di tunjukkan oleh Jeno untuk nya .

Saat itulah rasa sedih dan sepi mulai di rasakan oleh nya, dia kembali duduk tegak , mata nya beralih menatap ke sekeliling ruangan .

Haechan merasa begitu asing , dia ingat ketika Jeno menuntun nya masuk ke dalam sebuah ruangan yg dulu sempat menjadi tempat yg paling di jauhin oleh nya .

Karena tempat itu menjadi basecamp untuk anak anak seperti Jeno .

.

.

.


"Tunggulah di sini "  Jeno menarik tangan haechan dan menuntunnya masuk ke dalam sebuah ruangan yg cukup luas .

"Ke..kenapa aku harus menunggu di sini " gadis itu menatap ke seluruh penjuru ruangan dengan gugup .

Billboard, dart board , kartu Remi , beer, dan juga puntung rokok menjadi hiasan ruangan tersebut.

"Lalu kau mau ke mana , tidakkah kau lihat tatapan menghina mereka ketika melihat mu ke sini "

Haechan tertunduk sembari memainkan  ujung rok nya, ucapan dari Jeno membuat nya sakit hati .

"Ya Tuhan , jangan bilang kau mau menangis lagi !" kata Jeno dengan suara meninggi.

"Ti..tidak , aku hanya ....

Haechan menghapus setitik  air mata di pipi nya , sementara Jeno menghela nafas nya panjang lalu menarik tangan haechan dan membawa nya menuju ke sudut ruangan yg di kelilingi oleh jendela berukuran besar .

"Lihatlah , aku akan ada di sana , kau bisa melihatku di sini ,hm" Jeno menunjuk sebuah panggung yg telah di dekorasi sedemikian rupa yg letak nya berada di tengah lapangan, tak jauh dari ruangan tempat mereka sekarang ini .

"Hanya sebentar , setelah itu aku akan mengajak mu jalan jalan , bagaimana" Jeno melembutkan suara nya ketika melihat keterdiaman haechan.

Ucapan dari Jeno berhasil membuat haechan mendongak lalu mengangguk dengan antusias dengan senyum merekah di bibir nya  .

"Gadis pintar " Jeno mengusap pipi haechan dan tersenyum dengan lembut pada gadis itu .

.
.
.










Senyum hangat jeno masih menyisakan memori yg begitu dalam di otak nya , haechan tersenyum jika mengingat Jeno yg tersenyum untuk nya .

Meskipun senyum lelaki itu tidak selebar saat dia berada panggung itu ,tapi setidaknya Jeno telah memberi nya senyuman yg lembut untuk nya .

"Ternyata kau ada di sini , jalang kecil "

Haechan tersentak kaget mendengar suara berat seorang lelaki dari belakang nya , dia menoleh dan melihat jaehyun ,laki laki yg sempat di temui nya dan Jeno pagi ini .

Tatapan menakutkan lelaki itu membuat haechan kehilangan kenyamanan nya .

"Kenapa dia memanggil ku dengan sebutan seperti itu "

"Berapa Jeno membayar mu ,manis " jaehyun menutup pintu dan menguncinya .

"Ap..apa maksud kakak " wajah haechan memanas mendegar ucapan laki laki itu , tubuh nya menegang penuh waspada.

"Kau tidak perlu malu malu manis , aku tau Jeno sudah memakai mu berkali kali sampai kau hamil " jaehyun tanpa rasa malu menatap tubuh haechan dari ujung kepala hingga kaki .

"A..aku akan mengadukan mu pada kak Jeno ! " Bibir nya bergetar menahan emosi di dada nya .

Sudah cukup mereka memandang rendah diri nya , haechan tidak ingin mendengar hinaan dari laki laki itu , yg dia inginkan saat ini adalah menemui Jeno dan pulang.

Saat haechan berniat pergi untuk mengambil ponsel nya yg berada di atas meja , tiba tiba ponsel nya berdering .

Haechan segera meraih nya dan tersenyum melihat nama lelaki yg tengah dia tunggu akhir nya menghubungi nya .

"Kak jeno "

haechan begitu senang  hingga tak sadar bahwa jaehyun tengah mengamati nya .

Laki laki itu berjalan dengan pelan menghampiri haechan nya lalu mengambil alih ponsel milik gadis itu dan mematikan panggilan nya .

"Kau akan mengadu pada Jeno , katakan saja kalau kau berani, jalang , asal kau tau , Aku sudah lama mengenal Jeno daripada kau , menurut mu , siapa yg akan lebih dia percaya ? , Aku yg notabene nya adalah teman nya , atau ...kau , kekasih nya yg dulu pernah menghianati nya "

Jaehyun terkekeh melihat wajah penuh kecemasan dan ketakutan milik haechan.

"Ti..tidak , kembalikan ponsel ku " haechan berusaha meraih ponsel nya , namun jaehyun telah lebih dulu membanting nya hingga layar nya retak.

"Ups ! , terjatuh" 

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang