17

1.5K 177 2
                                    

Haechan tengah duduk di sofa sambil menatap taman bunga matahari yg terlihat di kaca jendela.

Gadis itu menyandarkan kepala nya di samping jendela .

Sejak kedatangan jeno empat hari yg lalu , lelaki itu tak lagi muncul untuk menjenguk nya .

Berbagai pertanyaan mulai berkecamuk di kepala nya .

Ceklek

"Haechan sayang"

Haechan buru buru duduk tegak lalu menghapus air mata di pipi nya yg sempat mengalir.

"Mama " haechan memberanikan diri menatap wajah Baekhyun lalu tersenyum yg tampak terlihat begitu di paksakan.

Baekhyun kemudian berjalan menghampiri haechan lalu duduk di samping putri nya itu .

"Renjun ada di bawah , dia ingin mengajak mu jalan jalan , bagaimana, kau mau "

"Kak Renjun "

"Sayang , kau terlalu lama mengurung diri di kamar , apa kau tidak ingin menghirup udara segar" tanya Baekhyun

"Tapi ,papa melarang....

"Jangan pikirkan papa mu sayang , pikirkan saja janin yg ada di perut mu , dia membutuhkan nya " Baekhyun mengusap perut haechan dengan lembut .

"Baiklah"

"Kalau begitu bersiaplah, jangan biarkan Renjun menunggu mu terlalu lama "

.

.

.





















"Kita mau kemana" tanya haechan

"Ke suatu tempat yg kau sukai , haechan"jawab Renjun sambil tersenyum tanpa sedikitpun menoleh pada gadis itu .

"Emm, aku tidak pernah melihat kak Renjun memakai mobil ini " haechan melihat fitur canggih pada interior mobil yg di kendarai oleh Renjun .

Dominasi warna gelap pada mobil itu membuat haechan menyergitkan kening nya.

"Kau tidak suka warna gelap " tanya Renjun kemudian memalingkan wajah nya melihat ke arah haechan.

Hari ini gadis manis itu mengenakan gaun sepanjang lutut berwarna toska , gaun dengan pita di dada itu jatuh nya dengan anggunnya mengikuti lekuk tubuh indah nya.

"Ini memang bukan mobil ku , seseorang meminjamkan mobil nya kepada ku "

"Seseorang"

"Hm, sebentar lagi kita sampai"

Haechan melihat ke arah jendela, jalanan makin sepi , mereka melewati pepohonan yg berbaris membentuk keindahan di samping kanan dan kiri .

Mobil itu akhirnya berhenti di depan sebuah lahan kosong yg kini di tempati beberapa mobil Jeep yg tampak nya tengah beristirahat.

"Kenapa kita berhenti di sini " haechan menatap Renjun yg masih asyik  berkutat dengan ponsel nya .

"Tunggu di sini dulu , jangan keluar "

"Kak Renjun mau kemana" haechan menarik tas Renjun ketika gadis itu hendak keluar dari dalam mobil .

"Cuma sebentar haechan, jangan takut , hm" kata Renjun pada gadis itu

Haechan menarik nafas panjang dan menghembuskan nya kembali, dia akhirnya mengangguk setuju .

.
.
.













Haechan melihat kepergian Renjun yg kini menghilang di antara kerumunan mobil dan para pemuda yg Tengah asyik dengan dunia mereka .

"Hey manis, sendirian saja di sini "haechan menoleh ke samping dengan wajah kaget nya.

Ketika ia hendak menutup kaca jendela mobil nya ,pria asing itu sudah lebih dulu menahan lengan nya .

"Hey gays ! ,Ada gadis di sini !" Pria asing itu melambaikan tangan nya kepada beberapa pria di Belakang nya .

Suara langkah kaki mulai terdengar oleh haechan, dari samping kaca spion gadis itu bisa melihat dua sampai tiga dari pria tengah berjalan menghampiri mobil nya .

"Argh !" Haechan mengigit lengan pria asing itu dengan sekuat tenaga, setelah pria itu berhasil mundur , gadis itu segera mengambil kesempatan untuk menutup kaca mobil nya lalu mengaktifkan Kunci nya .

"BRENGSEK !"

haechan tidak menyangka mobil ini kedap suara , sumpah serapah yg dia yakini tengah pria itu ucapkan hanya terdengar samar.

Haechan semakin tersudut ketika para lelaki asing itu mencoba membuka pintu dengan cara mengedor kaca jendela mobil tersebut.

Badan nya gemetar dari ujung kepala hingga kaki, gadis itu mundur dan duduk di bangku pengemudi, tangan nya gemetar merogoh isi tas nya untuk mencari ponsel nya .

Haechan memencet beberapa nomor yg telah dia ingat di luar kepala nya , namun tidak ada yg mengangkat nya sama sekali .

"Kak Jeno hiks " haechan mulai memeluk lutut nya dan menangis.

Suara sunyi yg di isi dengan tangisan dan ketakutan haechan di dalam mobil ini mulai pecah saat suara pintu mobil yg tiba tiba terbuka .

Perlahan lahan Haechan mengangkat kepala nya , dia kaget karena pria asing dengan gerombolan nya yg  kini sudah menghilang tidak ada lagi di sana .

Haechan takut untuk menolehkan kepala nya ke arah belakang sampai suara familir itu terdengar di telinga nya .

"Apa kau baik baik saja "

Haechan kemudian menoleh ke belakang , tubuh nya menghadap depan pintu pengemudi yg telah terbuka lebar .

"Jangan menangis , aku ada di sini " Jeno berjongkok dan memegang tangan dingin sekaligus berkeringat milik haechan .

Sementara haechan, gadis itu pun turut menyambut genggaman Jeno dengan lebih erat .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang