16

1.6K 197 3
                                    

"TOLOhmmmppphh" haechan yg ingin berteriak minta tolong langsung di bekap oleh sosok asing itu .

"Sssttt jangan takut , ini aku " bisik sosok asing itu yg tak lain adalah Jeno .

Bagai candu ,Jeno menghirup aroma manis stroberi pada gadis itu di sela sela hidung nya yg menempel di leher jenjang haechan.

Perlahan lahan haechan mulai memutar tubuhnya, dia bisa merasakan kehangatan dalam tatapan mata Jeno di antara cahaya remang remang.

Jeno menggenggam tangan kanan haechan lalu menuntunnya ke tempat tidur ,sementara haechan hanya pasrah mengikuti nya dari belakang .

"Aku membawakan salad buah untuk mu "Jeno membuka bekal makanan yg telah di siapkan oleh nya .

"Salad buah " haechan tersenyum senang ketika aroma khas bermacam macam buah segar menusuk hidung nya .

"Hmm , beberapa waktu yg lalu kau merengek meminta ku untuk membelikan mu salad buah kan "

"Kak Jeno masih ingat "

"Tentu saja , melihat mu menangis seperti itu , bagaimana aku bisa lupa "

Meskipun Jeno mengucapkan nya dengan nada yg santai , namun dalam hati haechan yg terdalam , dia sangat senang , setidaknya laki laki itu mengingat nya ,Jeno tidak melupakan apapun tentang diri nya .

"Kalau begitu makanlah" haechan menganggukkan kepala nya sambil menyuapkan salad buah itu ke dalam mulut nya .

Jeno tak henti hentinya tersenyum melihat haechan yg begitu lahap menikmati Salad buah tersebut.

Dia seperti melihat sosok anak kecil dalam diri gadis itu , terlihat begitu mengemaskan.

Anak kecil , anak .

Jeno tak percaya di usia nya yg kini sudah menginjak 22 tahun ,dia akan segera menjadi seorang ayah .

Selama ini Jeno tidak pernah bermimpi untuk menikah muda , apalagi harus menjalani komitmen dengan gadis manapun.

Namun , sejak haechan muncul di hidup nya bertahun tahun yg lalu ,rasa nya hal itu menjadi suatu keharusan untuk nya , keharusan bagi diri nya untuk menjalani komitmen dengan gadis itu .

"Kenapa kak Jeno melihat ku seperti itu " tanya haechan yg merasa gugup dah canggung secara bersamaan.

Jeno mengabaikan pertanyaan gadis itu , dia menyentuh pipi haechan dengan lembut , dengan sedikit dorongan lembut , Jeno membaringkan tubuh haechan di kasur .

"Kak Jeno jangan " Jeno bisa merasakan ketakutan dalam suara haechan.

"Jangan takut , aku tidak akan menyakiti mu " bisik Jeno dengan lirih di telinga gadis itu .

Jeno yg kini sudah berada di atas haechan mulai mendekatkan bibir nya lalu mencium gadis itu tepat di bibir ranum nya, dia mencium nya dengan penuh kelembutan.

"Kak Jeno sudah "

"Kita lakukan sekali lagi sayang , aku masih menginginkan mu " dengan suara serak nya Jeno berbisik dengan lirih di telinga haechan , kemudian mencium leher gadis itu .

"Jangan " haechan berusaha menghindari ciuman tersebut, sementara Jeno , dia nampak tak  peduli dengan penolakan haechan , dia mulai ingin melakukan nya kembali, namun sebuah suara datang menggangu nya.

Drettt Drettt Drettt

"Kak Jeno angkat " haechan yg kembali tersadar kemudian mendorong tubuh Jeno dari atas tubuh nya , gadis itu segera merapikan dress nya yg tampak lusuh, wajah nya sudah merah padam karena malu  .

"Shit, menganggu saja " Jeno mengumpat dengan wajah kesal nya .

"Kak Jeno tidak mau mengangkat telpon itu " tanya haechan dengan nada sedikit takut .

Jeno kemudian menerima telepon nya, namun mata nya masih menatap ke arah haechan .


"Ada apa "

"Kau ini lama sekali ! , aku lama lama bisa mati kutu bicara dengan penjaga aneh ini !"

"Hanya itu "

"Apa kau bilang , hanya itu ,sial...

Tut Tut

Jeno segera menutup panggilan nya , dia pun segera bangkit dan turun dari kasur haechan, lalu berjalan ke arah sofa untuk mengambil jaket kulit nya dan dengan sigap memakai nya .

"Kak Jeno mau pulang "

Jeno dapat mendegar nada sedih yg keluar dari mulut gadis itu .

"Hm" Jeno kemudian berjalan menghampiri haechan yg kini berdiri tak jauh dari nya.

"Oh"

"Kita akan bersama lagi, tapi sebelum itu terjadi, bersiap siaplah "

"Bersi...

Cup

Sebelum haechan mengakhiri kalimat nya Jeno sudah terlebih dulu mencium nya .

Jeno kemudian menyusuri rambut panjang haechan dan kembali melumat bibir gadis itu yg kini telah membengkak dan merah karena ulah nya .

"Aku pulang dulu ,selamat malam sayang " kata Jeno yg di akhiri dengan ciuman nya di kening haechan.

Haechan mengangguk, mata nya jatuh pada punggung Jeno yg kini menjauh ke arah balkon lalu dengan lincah nya turun melewati ceruk bebatuan di dinding rumah nya .

Setelah menginjakkan kaki nya ke tanah , Jeno melambaikan tangan nya dan mulai menghilang dari pandangan mata haechan.

"Aku akan menunggumu di sini , bersama dengan nya " ucap haechan dengan lirih sembari mengusap perut nya yg masih rata .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang