9

2.1K 233 1
                                    

Haechan lalu buru buru berjalan mendekat ke arah pintu , wajah gadis itu berubah menjadi sedih ketika mendapati pintu kamar itu dalam kondisi terkunci .

"Tolong hiks, tolong buka pintu nya hiks "sama sekali tidak ada respon dari luar , haechan kembali memusatkan perhatian nya ke sekeliling ruangan tersebut.

Warna hitam dominan menghiasi dinding kamar berukuran luas tersebut.

Jendela yg cukup besar yg seharus
nya bisa menjadi salah satu cara agar diri nya bisa kabur dari tempat ini tidak dapat di gunakan karena teralis besi telah terpasang di sana .

Haechan semakin takut ketika di lihat nya dari sisi jendela tidak ada rumah sama sekali selain rumah yg di tempati nya saat ini , hutan yg lebat dan begitu rimbun di tambah dengan awan yg sudah menggelap karena siang sudah berganti menjadi malam .

"Mama , haechan takut , haechan mau pulang "batin nya

Ceklek

Suara pintu terbuka , haechan perlahan lahan memundurkan tubuh nya .

Dan saat itu dia mendapati sosok yg sangat di kenal nya  tengah berjalan mendekat ke arah nya .

"Kak Jeno " entah kenapa haechan merasa sedikit tenang saat melihat wajah Jeno .

Tangan Jeno melingkar di pinggang haechan ,sementara satu tangan nya lagi membelai pipi gadis itu yg kini penuh dengan air mata .

"Kenapa menangis sayang " ucap Jeno dengan nada lembut .

Haechan tiba tiba kehilangan kemampuan nya untuk berbicara ,  Rasa takut haechan kembali datang saat mata Jeno mulai fokus menatap ke arah dada nya .

Haechan yg menyadari hal itu kemudian menunduk dan menutupi dada nya dengan kedua tangan nya .

"Kenapa kau menyembunyikan nya , aku sudah melihat nya sayang "Jeno mengambil tangan haechan agar tidak menghalangi pandangan nya .

"A..Apa maksud kakak " tanya haechan dengan nada takut .

Jeno kemudian mengangkat tubuh haechan dan membawa gadis itu kembali ke atas tempat tidur .

Haechan yg merasa takut langsung memberontak dan memukul mukul bahu Jeno .

"Tidak mau , turunkan aku " teriak haechan dengan memukul bahu Jeno secara  bruntal .

Sayang nya pukulan haechan seperti nya sama sekali tidak memberikan efek apapun pada Jeno .

Haechan yg kini telah berada di atas kasur mulai beringsut mundur ketika Jeno melepaskan kaus nya dan menampilkan tubuh atletis nya .

Mungkin kalau tidak dalam keadaan genting seperti ini haechan akan terpesona saat melihat tubuh Jeno ,tapi kali ini berbeda , dia takut kalau Jeno akan melakukan hal yg tidak tidak pada nya .

"Hiks jangan ,aku mohon jangan kak hiks hiks " air mata nya haechan mulai turun,  mengalir dengan deras nya ketika jeno mencengkram kedua tangan gadis itu dan menaikkan nya ke atas tempat tidur dengan satu  tangan nya.

Sementara dengan satu tangan nya yg lain mencoba melepaskan gaun tidur gadis itu .

Haechan semakin menangis keras saat Jeno berhasil melepas gaun tidur tersebut dari tubuh nya .

Jeno melakukan nya dengan mudah lalu melemparkan gaun tersebut ke lantai .

"Ini hukuman untuk mu karena sudah mencoba kabur dari ku ,sayang "kata Jeno dengan senyuman miring di bibir nya

"Hiks hiks , jangan kak , hiks aku mohon " ucap haechan dengan air mata yg semakin deras mengalir di pipi nya

Jeno sebenarnya tidak suka melihat haechan menangis seperti sekarang ini , apalagi orang yg membuat gadis kesayangan nya  itu menangis adalah dirinya sendiri .

Tetapi saat ini Jeno hanya ingin haechan menjadi milik nya, ya ,apapun yg terjadi dia harus  menjadikan gadis itu sebagai milik nya seutuh nya .

"Jangan menangis sayang " Jeno menenangkan haechan yg masih menangis tersedu sedu di bawah nya .

Jeno mencium lembut setiap inci wajah gadis itu dan hal itu ternyata berhasil membuat haechan berhenti menangis.

"Sssttt aku tidak akan menyakitimu "kata nya sambil tersenyum lembut pada haechan yg masih berada di kukungan nya .

Melihat haechan yg sudah berhenti  menangis, Jeno perlahan lahan melepaskan cengkraman nya pada haechan yg menimbulkan memar di tangan gadis manis itu ,hal itu semakin membuat laki laki itu semakin merasa bersalah .

Dengan lembut Jeno langsung mencium pergelangan tangan haechan.

"Jangan takut " Jeno mencium kening haechan .

Gadis itu mulai hanyut karena sisi hangat Jeno saat laki laki itu menenangkan nya dengan sabar .

Haechan memejamkan mata nya , menikmati sikap hangat yg di berikan oleh Jeno .

Haechan tidak tau apa yg harus dia lakukan , sifat Jeno selalu berubah ubah setiap saat .

Jeno bisa berlaku kasar pada nya namun juga mampu meluluhkan hati nya dengan kelembutan.

Mungkin inilah hari terakhir,di mana haechan harus kehilangan kesucian nya, gadis manis itu memberikan nya pada Jeno secara sukarela .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang