23

1.4K 153 2
                                    

Mereka berdua kemudian berhenti di depan sebuah pintu besar berwarna hitam .

Jeno memutar kenop pintu dan membukanya , kepulan asap rokok menyambut Jeno dan haechan.

Tiga pemuda yg tengah duduk di dalam ruangan dengan mata yg langsung tertuju pada haechan.

Haechan mencekram lengan Jeno dan berlindung dari belakang tubuh nya,namun Jeno hanya terkekeh dan melepaskan cengkraman tangan haechan di lengan nya .

"Kenapa ? Kau takut sayang "

Jeno mendorong tubuh haechan hingga gadis itu terhuyung masuk dan jatuh ke lantai .

"Kak Jeno ...ke..kenapa " tanya nya takut

Jeno menatap haechan dengan pandangan jijik  , dia kemudian berjongkok dan menjajarkan tubuh nya dengan haechan lalu mengangkat dagu gadis itu .

"Aku pernah bilang kepada mu , bahwa aku akan membalas mereka yg telah begitu berani menghianatiku"

"Kak Jeno " wajah ketakutan dengan mata berkaca-kaca milik haechan membuat sebagian hati Jeno runtuh , namun laki laki itu menahan nya .

"Setelah ini kau akan menerima penderitaan dariku karena kau sudah berani membohongi ku , menghianatiku"

"Hiks ...hiks "haechan menangis, takut

"Kalau saja waktu itu kau tidak menghianatiku ,kau tidak akan mengalami semua ini ,haechan" di lirik nya ketiga teman nya yg tengah berdiri di belakang nya .

"Ti..tidak ....kak Jeno salah paham "

"Bersenang senanglah "

"Tentu saja bos "sahut salah satu di antara mereka dengan mata berbinar.

Seketika itu juga haechan menyadari apa maksud dari ucapan Jeno .

Dan sesuai dugaan Jeno , haechan berusaha melepaskan diri , gadis itu berlari ke arah pintu , namun langkahnya terhenti saat tangan kekar Jeno melingkar di tubuh nya .

"Kak Jeno, jangan lakukan ini " 

Haechan menangis tersedu sedu ketika Jeno mendorong nya hingga jatuh ke lantai .

Jeno berbalik dan berjalan menuju pintu tanpa berniat melihat wajah penuh air mata haechan .

"Kak Jeno ! ,Jangan tinggalkan aku sendirian ! ,Jangan ! "

Jeno mengabaikan teriakan haechan yg ada di belakang nya .

"KAK JENO ! "

.
.
.


























Normal
____

jeno mendesah sembari menarik nafas panjang untuk menormalkan kembali irama nafas nya .

Dia mengusap seluruh wajah nya dan melihat jarum jam di samping lampu tidur yg menunjukkan pukul setengah sebelas malam .

Jeno menyibak selimut dan berjalan menuju lemari dua pintu lalu meraih kaus berwarna gelap dan memakainya.

"Apa haechan sudah tidur "

Seharian ini Jeno merasa begitu kesulitan dengan rasa frustrasi yg berkecamuk di dada nya untuk membuat haechan membuka mulut nya .

Gadis itu bersikeras menolak memakan makanan yg secara khusus telah di siapkan untuk nya .

Jeno terpaksa harus mengunakan cara lama nya untuk membuat haechan menuruti nya , yaitu mengancam nya .

Walaupun pada akhirnya haechan akan menangis dalam diam karena sikap nya .

Jeno meremas rambut nya ketika mengigat betapa cengeng nya haechan akhir akhir ini.

Jeno kembali menarik napas berat lalu keluar kamar dan berjalan melewati lorong sepi .

Dia berhenti di depan sebuah pintu besar bernuansa putih , tanpa ragu Jeno membuka pintu kamar tempat haechan tidur dengan pelan , ini Sudah malam dan Jeno tak mengharapkan gadis itu masih bangun .

Jeno tersenyum tipis mendapati kamar haechan dalam kondisi lampu tidur masih menyala , Jeno tau gadis itu takut dengan kegelapan.

Raut wajah Jeno berubah sedih saat melihat haechan yg berbaring di sofa dengan posisi meringkuk .

Jeno mendekati nya lalu duduk di atas meja yg sejajar dengan sofa tempat haechan tidur .

Dia melihat gadis di hadapan nya  begitu pulas dan polos tertidur di sofa .

"Kenapa kau tidur di sini " Jeno mengambil helain rambut yg sempat menutupi  wajah haechan lalu menyelipkan nya di telinga gadis manis itu .

"Banyak hal yg ingin Kutanyakan pada mu "kata Jeno dengan lirih

Jeno kembali terdiam , tenggorokan nya terasa begitu kering, begitu pun dengan lidah nya yg seketika kaku .

"Meskipun begitu, hanya satu hal yg ingin ku katakan pada mu , sejak pertama kali aku melihat mu" Jeno tersenyum sedih .

"Aku sudah jatuh hati pada mu , aku mencintai mu haechan "

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang