Prolog

522K 27.3K 263
                                    

Spanyol, 02.00 PM

Kuda besi berwarna hijau itu siap memelesat gasnya, pemuda tampan dengan mata tajam terus menggeber tungganganya. Tatapan tajam, dingin, tak tersentuh, dia Calvin Aldeguer pembalap muda dengan sejuta prestasi dan kharisma.

Beberapa detik lagi pertandingan segera dimulai. Tepukan keras di bahunya membuat Calvin terlonjak, siapa yang berani menggangu konsentrasinya? Pria itu menoleh ke samping, dapat Calvin lihat Aaron sahabat sekaligus manajer timnya.

"Nyonya besar telepfon.,"

Ucapan tak berdosa keluar dari mulut pria berambut pirang itu.

Rasanya Calvin ingin menonjok muka Aaron saat ini, apa pria di hadapanya ini tak punya otak, sehingga masuk ke area balapan hanya untuk memberi tahu jika ibunya menelepfon?

"Buta, mata lo? Bilang ke Mom, gue lagi balapan, satu jam lagi gue telepon balik."

Oke. Sabar Aaron, Calvin memang seperti itu.

"Tapi, ini penting. Aunty bilang, kalau lo nggak jawab sekarang, fasilitas lo selama di sini akan dicabut. Bisa jadi gelandangan kita di sini."

"Ini pertandingan penting."

"Bokap lo udah atur semuanya."

"Argh!" Dengan kesal Calvin membanting helm kesayangannya, kemudian merebut ponsel dari tangan Aaron.

Pria dengan wearpack berwarna hijau itu meninggalkan area balapan, membuat semua orang yang ada di sana menatap Calvin bingung. Sementara itu, Aaron mengusap dadanya sabar, mengambil helm yang tadi dibuang Calvin.

"Untung temen," gerutunya, lalu membawa motor Calvin keluar area.

Di ruangan khusus miliknya, Calvin mengacak rambut frustrasi, nafasnya tak beraturan pertanda pria itu sedang emosi.

"Yes, Mom?" sapa Calvin setelah menggeser tombol hijau yang sejak tadi terus muncul di layar handphone.

"Kenapa lama sekali?"

"Mom, Calvin sedang dalam pertandingan," jawabnya berusaha sabar.

"Balapan terus, sekarang pulang!"

"What?"

"Pulang Calvin apa kurang jelas? Pulang ke Indonesia sekarang!"

"Nggak," tolak Calvin mentah mentah.

"Astaga, kamu berani sama Mom? Ddurhaka kamu."

"Come on, Mom."

"Nggak, pulang sekarang!"

"Tiga hari lagi ada pertandingan penting."

"Mom akan bilang ke Daddy untuk urus semuanya."

"Nggak bisa gitu, dong, Mom."

"Bisa, sekarang kamu pulang, titik."

Tut!

"Mom, halo." Percuma sambungan telah dimatikan sepihak.

"Argh!"


***

Haii 👋

Cerita pertama nih semoga kalian suka..

Vote and Comment jangan lupa ya guyss..

See youu👋

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang