My Sweet Calvin [TERBIT]

20. Paket

..Happy Reading..
***

"Pagi Ayah, Bunda."

Ayla turun dari tangga menghampiri kedua orang tuanya yang sudah siap untuk sarapan.

"Pagi sayang," jawab keduanya.

Ayla mencium pipi kedua orang tuanya, membuat mereka menggeleng pelan.

"Kayaknya ada yang seneng nih," ucap Citra, bunda Ayla.

Citra mengambilkan nasi untuk putrinya. Ayla hanya tersenyum manis, lalu mengambil piring yang disodorkan padanya.

"Ayla seneng banget bisa sarapan bareng lagi sama-sama," ucapnya lalu menyendok sarapan nya.

"Ekhmm," Adam, ayah Ayla berdehem membuat keduanya menoleh.

"Masih inget peraturanya kan?" tanya Adam lembut pada putrinya.

Ayla nyengir menampilkan gigi gingsulnya, "Nggak boleh ngomong waktu makan."

Adam tersenyum singkat, mengelus kepala putri satu satunya itu. Ia sangat rindu dengan putri kecilnya yang kini sudah menjadi istri orang.

"Cepet habisin."

"Iya ayah," jawab Ayla patuh lalu segera melahap sarapanya.

Mereka mulai menyantap makananya dengan hening. Hanya suara garpu dan sendok bertubrukan yang terdengar.

***

Selesai sarapan Ayla memilih menyirami taman depan rumah. Matanya langsung berbinar ketika melihat kandang kucing di sudut rumah.

"Mociii.."

Ayla menghampiri kandang berwarna kuning itu, mengeluarkan kucing jenis anggora dari sana. Ayla menguyel uyel pipinya yang terbalut cadar dengan pipi kucing tadi.

"Kangen banget aku tuh sama kamu," ucap Ayla.

Kucing tadi hanya mengeong tanpa perlawanan. Mungkin ia juga rindu dengan majikanya yang sudah lama tak terlihat selama beberapa bulan ini.

"Astagfirullah, kamu ngapain?" tanya Adam yang melihat putrinya sedang jongkok dengan kucing di gendonganya.

"Kangen Mocii," jawab Ayla gemas.

Dulu Ayla sangat menginginkan hewan peliharaan, ia mengatakan pada Adam ingin dibelikan kucing. Adam menyetujui dengan syarat, bahwa putrinya itu harus bisa lulus dengan nilai minimal sembilan puluh.

Ayla berhasil melakukan persyaratan ayahnya. Sehari setelah hari kelulusan, Adam membelikan kucing jenis anggora untuk putrinya. Ayla lalu memberinya nama Moci karena pipi kucing itu yang sangat tembam.

Ayla menghampiri Adam yang kini duduk di teras dengan koran di tanganya. Tak lupa dengan Moci di gendongan gadis itu.

"Kok Moci sekarang kurusan, pasti nggak dikasih makan bunda nih," gerutunya setelah duduk.

"Enak aja, orang setiap hari bunda kasih makan," ucap Citra yang tiba tiba keluar dari dalam rumah dengan sepiring pisang goreng di tanganya.