Triple up nih🤗🤗
Vote dan Comment jangan lupa yup...
Tandai kalau ada typo, okey😉
"""
Happy Reading
"""Flashback on
Calvin tersentak ketika seseorang menepuk bahunya, pria dengan kaos putih yang sedang mengantarkan istrinya ke toilet itu menoleh.
"Ada yang perlu saya bicarakan mengenai kandungan ibu Ayla, apa anda ada waktu?"
Calvin mengangguk pada dokter wanita yang tadi menangani Ayla. Calvin mengekori dokter tadi, meninggalkan Ayla yang masih di dalam kamar mandi.
Keduanya duduk saling berhadapan, dokter tadi menghembuskan nafas membuat Calvin mengernyit heran.
"Saya langsung saja," ucap dokter tadi.
Calvin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Saya harap anda lebih memperhatikan istri anda, jangan sampai hal semacam itu terjadi lagi. Apalagi kandungan istri anda yang sudah hamil tua."
"Perhatikan pola makannya dan jangan sampai membuat ibu Ayla terlalu banyak berfikir. Itu tidak baik untuk bayi dan ibunya."
"Jika ibu Ayla terlalu banyak berfikir atau sedih, itu akan menyebabkan perkembangan pada bayi lebih lambat."
Calvin diam, mencerna semua perkataan dokter di depannya. Pria itu mengangguk kemudian pamit pergi ketika dokter tadi sudah selesai.
***
"To the point," ucap Calvin menatap datar perempuan di depannya.
Gladis menyunggingkan senyum manisnya membuat Calvin muak. Harusnya pria itu sekarang menemani istrinya setelah dari rumah sakit tadi. Tapi karena manusia ular di hadapanya ini, Calvin harus membuang waktunya.
Tadi, setelah berbicara dengan dokter mengenai keadaan Ayla. Calvin yang hendak menghampiri Ayla mengurungkan niatnya ketika ponsel di sakunya berdering. Nomer tidak dikenal, namun Calvin tetap mengangkatnya siapa tau itu penting. Dan ternyata itu adalah Gladis, Calvin yang hendak mematikan ponselnya, ia urungkan ketika Gladis diseberang sana akan membicarakan masalah Ayla denganya.
Calvin mengepalkan tanganya, menyetujui keinginan wanita itu untuk bertemu. Pria itu terlebih dahulu mengantar Ayla pulang, dan langsung menemui wanita ular. Siapa lagi kalau bukan, Gladis.
Dan disinilah mereka sekarang, sebuah restaurant dekat apartemen Calvin. Karena Calvin yang akan mengambil beberapa barang di apartemenya nanti. Ia tak mau ribet bolak-balik.
"Ayla Khumaira," ucap Gladis penuh penekanan.
Tangan Gladis bergerak membuka beberapa berkas yang entah sejak kapan ada di pangkuan wanita itu.
"Anak dari Adam Alghazali dan Ayna Humaira."
Deg
Jantung Calvin berasa berhenti ketika Gladis mengucapkan kalimat tadi, bagaimana wanita di hadapannya ini bisa tau?
"Hubungan haram antara Adam dan Ayna menghasilkan Ayla Khumaira," Gladis menyungingkan senyum kemenangan ketika melihat wajah pucat pria di hadapanya.
"Ayna yang tidak menginginkan kehadiran Ayla mencoba membunuh putri kandungnya sendiri setelah putrinya itu lahir."
"Menggendong putri kecilnya, berlari menuju jalan raya hendak menjemput ajalnya."
"Namun, seorang wanita lebih dulu mengambil Ayla dari gendongan ibunya. Ayna yang sepertinya sudah kehilangan akal berlari mengejar wanita yang mengambil putrinya."
"Namun naas, sebuah truk besar menghantam wanita itu. Ayna menghembuskan nafas terakhirnya disana."
"Wanita yang mengambil Ayla tadi, bernama Citra Reynata yang sekarang disebut 'bunda' oleh Ayla Khumaira."
"Adam Alghazali menikahi Citra Reynata berdasarkan rasa terimakasih dan tak mencintai Citra sama sekali."
"Selesai," ucap Gladis menutup berkas terakhirnya.
"Mmm, kira-kira kalau Ayla tau yang sebenarnya gimana perasaanya ya? Apalagi keluarga yang selalu ia banggakan menyembunyikan rahasia sebesar itu darinya."
Calvin menatap tajam wanita di depannya. Tidak, ini tidak boleh dibiarkan. Mengingat perkataan dokter tadi yang mengatakan agar Ayla tak boleh banyak berfikir dan bersedih.
"Mau apa lo?" tanya Calvin tajam.
"Ck,ck,ck jangan melihatku seperti itu Calvin."
"Aku hanya ingin makan siang denganmu hari ini, itu saja," Gladis mengusap tangan Calvin yang ada di atas meja, namun langsung di sentak pria itu.
Calvin berdecak malas, hanya karena ingin makan dengan dirinya. Wanita di depanya ini rela mencari informasi sedetail itu tentang Ayla.
"Buruan, gue nggak punya banyak waktu."
Gladis menyunggingkan senyumnya, memanggil seorang waiters untuk memesan makanan.
Tanpa curiga Calvin segera melahap makanan yang sudah ia pesan. Memakannya cepat, agar bisa segera pulang menemani istrinya yang sakit. Tak memperhatikan senyum penuh kemenangan wanita di hadapanya.
Calvin selesai, pria itu berdiri hendak pulang ke rumahnya. Namun, kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Mencoba menghiraukan rasa pusing di kepalanya, Calvin terus berjalan ke arah mobilnya. Meskipun dengan sempoyongan. Sesampainya di dalam mobil, pria itu sudah kehilangan kesadaranya.
Ia tak tau apa yang terjadi setelahnya, yang ia tau Ayla tiba-tiba mendobrak pintu dan menampar pipinya.
Flashback off
***
PrangBugh
Prang
Suara pecahan benda dan pukulan di tembok mengisi keheningan malam ini. Calvin memukul tembok di hadapanya berkali-kali, meluapkan semua emosinya. Tak peduli dengan tanganya yang mulai mengeluarkan darah segar.
Prang
Calvin menonjok cermin di depannya membuat cermin tadi pecah dan beberapa pecahan menancap di tanganya.
"Arghhhh," teriaknya menjambak rambutnya frustasi.
Calvin sudah seperti orang kesetanan, pria itu terus menghancurkan benda-benda yang ada di hadapanya. Bahkan kamar itu sudah sangat berantakan karena ulah Calvin.
Tadi Calvin mengejar Ayla yang pergi naik taksi, namun pria itu kehilangan jejak istrinya. Calvin berkeliling mencari Ayla kemana-mana, mulai dari rumah orang tuanya dan pondok pesantren namun Ayla tidak ada.
"Lo dimana Ay," Calvin tergugu, tubuhnya merosot di pojokan.
"Please, jangan pergi."
Calvin menjulurkan tanganya, mengambil tasbih pemberian Ayla yang tergeletak di bawah.
"Gue brengsek kan Ay?" ucapnya parau memandangi tasbih di tanganya.
"Gue brengsek Ay," pria itu memukul kepalanya menggunakan tangan.
"Bukan, bukan lo yang nggak pantes buat gue tapi gue yang nggak pantes buat lo."
Suara ponsel yang berbunyi, membuat Calvin menunduk untuk mengetahui siapa penelponya.
Nama Aroon tertera jelas disana.
Calvin mengenggam ponselnya erat. Membenturkan ponsel tadi keras ke tembok, membuat ponsel tadi hancur karena Calvin yang tak main-main membenturkannya.
Calvin berdiri mengacak rambutnya frustasi. Menginjak ponsel tadi, tak peduli jika pecahan ponsel menancap pada kakinya.
"Persetan dengan pertandingan, gue cuma butuh Ayla," ucapnya emosi lalu pergi untuk kembali mencari Ayla.
Calvin tau Aroon menghubunginya pasti akan bertanya dimana dirinya karena malam ini waktunya untuk Calvin terbang ke Argentina.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Calvin [TERBIT]
Novela JuvenilNamanya Calvin Aldeguer. Pria penuh kharisma yang mampu membuat kaum hawa ketika melihatnya langsung terpana. Pemegang kandidat pembalap termuda di dunia membuat pria itu cukup populer di banyak kalangan. Hidup Calvin yang biasanya hanya di penuhi...