25. Sarangheo

159K 19K 1.3K
                                    


Lebih suka kalau kalian comment di setiap paragraf, daripada comment 'Next'. But its oke, Love you guysss😘😘

Ditunggu Vote & Comment nyaa👋👋

*"*

Happy Reading

Calvin menyilangkan tanganya di depan dada, tatapanya tajam menghunus ke arah Aroon yang kini susah payah meneguk salivanya. Di seberang sana Ayla hanya menatap mereka berdua malas. Setelah pulang kuliah tadi Ayla dikejutkan dengan banyaknya pesan dan panggilan dari suaminya. Ayla yang mencoba mengalah akhirnya mengangkat Video Call dari Calvin.

"Jelasin," ucap Calvin dingin.

"Apaan?" tanya Aroon santai, padahal dalam hati sudah dibuat takut hanya dengan melihat wajah dingin Calvin.

Kedua lelaki berbadan jangkung itu sekarang berada di sofa depan Tv, dengan posisi Aroon yang duduk di sofa dan Calvin yang berdiri sambil bersedekap dada. Tadi Calvin benar benar mengamuk disana, pria itu terus menggedor pintu kamar Aroon seperti orang kesetanan. Aroon tentu saja tak membukakan pintu kamarnya, pria itu justru berdiri dibelakang pintu berjaga jaga jika Calvin bisa mendobrak pintunya.

Namun, perkataan Calvin membuat Aroon mau tak mau membukakan pintu yang sejak tadi ia tahan mati matian. Begini kata Calvin-,

"Kalo lo nggak mau keluar sekarang, gue pastiin lo bakal jadi gelandangan disini."

Aroon yang mendengarnya dibuat ketar ketir, dengan memberanikan diri pria berambut pirang itu membuka pintunya. Ketika pintu dibuka, Aroon langsung mendapat sambutan yang luar biasa dari Calvin. Pria itu menjambak rambut Aroon menyeretnya ke sofa. Aroon meringis namun tak digubris sama sekali oleh Calvin.

Calvin berdecak keras, "Siapa yang indehoyan di pesawat?" ucapnya memecah keheningan ketiganya.

Aroon mengerjabkan matanya pelan.

"Gue," jawabnya mengaku.

"Siapa yang mojok di pesawat?"

"Gue," lagi-lagi Aroon mengakui perbuatanya.

"Siapa yang manggil pramugari supaya dateng nyamperin?"

"Gue Vin, gue," ucap Aroon pasrah.

"Bagus, lo dengerkan Ay. Gue nggak ngapa-ngapain," ucap Calvin pada Ayla lembut.

Enak saja dirinya yang tak tau apa-apa dijadikan sasaran kambing hitam oleh mulut lemes Aroon. Aroon menoleh ke arah Calvin yang kini menatap Ayla.

"Tapi lo kan juga cipokan sama tuh pramugari," ucap Aroon ngegas. Dia tak mau disalahkan karena ini tak sepenuhnya kesalahanya.

Calvin terkejut karena Aroon yang tiba tiba berdiri dari duduknya, menunjuk dirinya dengan tatapan menahan emosi. Calvin kembali melirik ke arah Ayla yang daritadi hanya diam diseberang sana. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Dia dulu yang nyosor," belanya.

"Halah, bilang aja lo juga mau. Tuh denger Ay, kelakuan suami lo. Kalo lo nggak ada."

Calvin membekap mulut lemes Aroon, pria itu memiting leher Aroon diketiaknya membuat pria berambut pirang itu kesulitan bernafas. Ayla yang melihat perbuatan Calvin membelalakkan matanya terkejut.

"Lepasin Aroonya kasian."

"Nggak. Dia kalau belum diginiin nggak bakal kapok Ay."

Calvin terus memiting kepala Aroon, tak menghiraukan tepukan keras di punggungnya dari Aroon karena pria itu yang kesulitan bernafas.

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang