1. Nikah Dadakan

286K 26.9K 411
                                    

Indonesia, 10:00 AM

Setelah dari bandara tadi, Calvin dibuat bingung karena Aaron tidak langsung membawanya pulang ke rumah. Mobil putih itu justru berhenti di sebuah rumah yang sepertinya akan diadakan acara pernikahan, terlihat dari dekorasinya. Apalagi, ini, apakah Aaron akan membawanya ke acara pernikahan teman pria itu? Benar benar tidak punya otak pria di sampingnya ini. Sebelum kalimat-kalimat pedas keluar dari mulut Calvin, Aaron lebih dulu angkat suara.

"Perintah Nyonya Besar."

Calvin berdecak malas kemudian keluar mobil, dengan perasaan kesal pria itu membanting pintu mobil membuatnya lagi-lagi menjadi pusat perhatian orang yang ada di sana. Namun, Calvin tetaplah Calvin, tidak peduli.

"Nyonya sudah menunggu Anda, Tuan. Mari saya antar."

Calvin mengangguk setelah mengetahui bahwa yang berbicara tadi adalah salah satu maid yang ada di mansion-nya. Calvin mengetuk pintu berwarna cokelat di hadapannya, maid tadi bilang bahwa ibunya sudah menunggu di dalam.

"Masuk."

Setelah mendapat jawaban, Calvin langsung membuka pintu. Di sana ibunya sedang duduk berdandan membelakanginya, sementara sang ayah sedang berbaring di atas ranjang dengan kemeja yang berantakan.

Sangat tidak aesthetic, batin Calvin.

"Waw, kamu sudah datang, Sayang," ucap Vei, ibu Calvin, setelah melihat pantulan putranya dari cermin.

"Hm," gumam Calvin.

Calvin menghampiri Vei yang sudah merentangkan kedua tangan, membalas pelukan sang ibu, meski kesal, tapi Calvin tidak bohong. Pria itu sangat rindu dengan Mom cerewetnya ini.

"Astaga, kamu tambah tampan sekarang," ucap Vei, kemudian mengecup kening Calvin sekilas.

Pujian dari sang ibu hanya dibalas gumaman tak jelas oleh Calvin, pria itu lebih memilih menghampiri Daddy-nya yang sedang berbaring di atas ranjang.

"Dad," panggil Calvin yang kini berada di hadapan Marc, ayahnya.

"Hm."

"Calvin pulang."

"Terus?" tanya Marc masih dengan mata terpejam.

"Terserah Dad. Calvin mau pulang," ucapnya kesal.

Marc terkekeh, kemudian membuka mata, masih dalam keadaan berbaring. "Mau pulang ke mana?"

"Mansion."

Marc memandangi putranya yang kini bertambah jangkung, wajahnya duplikat persis seperti dirinya. "You can't go home now," ucap Marc yang kini mengubah posisinya menjadi duduk.

"Why?"

"Because today is your wedding day."

"Apa?" sahut Calvin terkejut. "Nggak usah bercanda," lanjut Calvin dengan wajah dingin.

"Come on, Boy. Jangan tunjukan wajah jelekmu itu di hadapan kedua orang tuamu."

"Calvin nggak mau."

"Harus mau," ucap Vei tak kalah dingin.

"Mom," rengek Calvin.

"No."

Jika seperti ini tidak ada yang berani melawan, Vei sangat menyeramkan jika sudah menunjukkan wajah dinginya. Lebih seram dari Calvin maupun Marc sekalipun.

"Why?" tanya Calvin lesu.

"Mom sudah menemukan pasangan yang cocok buat kamu dan menantu yang cocok untuk Mom and Dad."

"Calvin bisa cari pasangan sendiri," ucapnya bersikukuh. Meskipun ada sedikit rasa takut dengan pelototan tajam Vei kali ini.

"No, Calvin Aldeguer."

Oke, kalau sudah seperti ini lebih baik Calvin menurut, percayalah jika seorang ibu memanggil nama anaknya dengan nama lengkap sudah dipastikan si anak dalam bahaya.

Mengembuskan napas pelan. "Okay, fine," pasrah Calvin.

"Who is she?"

"Ayla Khumaira."



Tbc

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang