31. Bubur Ayam

192K 17.5K 332
                                    

Satu part untuk malam minggu ini yup 🤗🤗

Jangan lupa Vote & Comment sebelum baca...

Love you All😘😘

***
Happy Reading

"Morning," Calvin mengecup dahi istrinya yang baru saja membuka mata.

Ayla tersenyum manis, "Morning."

Wanita itu kembali menduselkan wajahnya pada dada bidang Calvin mencari posisi ternyamanya. Calvin terkekeh pelan, memeluk istrinya itu erat.

"Bangun Ay, udah pagi."

"Masih ngantuk," gumam Ayla.

Calvin melirik jam di atas nakas, pukul delapan pagi. Pria itu mengedarkan pandanganya, Calvin membelalakkan mata ketika melihat kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Boxer dan kaosnya berceceran di lantai, bantal dan guling yang sudah tidak di tempatnya.

Calvin mencoba meraih bantal yang ada dibawahnya, menyingkirkan lengannya yang digunakan sebagai bantal Ayla mengganti dengan bantal yang ia ambil tadi. Ayla terusik, gadis itu terus menggeliat kesana kemari. Calvin menepuk nepuk bahu Ayla pelan.

"Suttt, tidur lagi ya," ucapnya.

Calvin merapikan selimut yang menutupi tubuh polos Ayla dengan selimut. Mengambil boxernya, memakainya asal. Lalu bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi Calvin langsung membereskan kamarnya, pria itu memunguti pakaianya dan pakaian Ayla yang tergeletak tanpa dosa di lantai. Membawanya ke tempat pakaian kotor.

Calvin keluar dari kamar menuju ke dapur, pria itu akan membuat sarapan hari ini. Jangan khawatir, Calvin hanya akan membuat roti bakar kok, ia cukup sadar diri bahwa dirinya tak bisa masak. Pria itu mulai menanggang roti tawarnya. Sembari menunggu, Calvin beralih membuatkan susu terlebih dahulu untuk Ayla. Calvin harus mengucapkan terimakasih pada dadynya karena telah memberikan rumah super mewah lengkap dengan peralatan dan bahan-bahan di dalamnya.

Selesai.

Calvin hendak membawa nampan berisi roti dan susu tadi ke kamar. Namun, pria itu mengurungkan niatnya ketika mendengar suara dari arah luar. Calvin meletakkan nampan tadi di atas meja.

Calvin membuka pintu utama.

"Jualan apa bang?" teriak Calvin dari depan pintu.

Penjual paruh baya dengan gerobak dorong itu lalu berhenti di depan gerbang yang menjulang itu.

"Bubur Ayam," teriak penjual tadi.

Calvin memakai sandalnya, menghampiri penjual bubur ayam. Pria itu membuka pintu gerbang, mengamati sebentar gerobak dan penjual tadi. Aman, sepertinya hiegenis.

"Bubur ayam satu," pesan Calvin.

"Mau dibungkus atau pake mangkok sendiri?" tanya penjual tadi, karena biasanya orang-orang yang membeli buburnya memakai mangkok sendiri.

Jika diperhatikan, penjual bubur ayam ini belum cukup tua. Mungkin hanya terpaut tiga sampai empat tahun dengan umur Calvin.

"Mangkok," jawab Calvin seadanya, ia malas jika harus mengantinya nanti.

Pedagang tadi mengangguk, menunggu Calvin yang mungkin akan masuk untuk mengambil mangkok. Namun, dugaanya salah Calvin justru terus berdiri memperhatikan gerobaknya.

"Mangkoknya mana bang?"

"Hah?"

"Mangkok," ulang penjual tadi.

"Pake mangkok lo lah," jawab Calvin tak santai.

Pedagang tadi mengangguk, mulai meracik bubur ayamnya. Bubur putih yang telah ia taruh dimangkok ia siram dengan kuah kecap asin dan kecap manis. Diatasnya kemudian ditaburi dengan suwiran ayam, telur yang dibelah, bawang goreng, seledri, kacang tanah goreng, cakwe dan kerupuk.

My Sweet Calvin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang