Kaze Mizu

9.2K 592 418
                                    

Kediaman Kagaya-sama memang selalu terlihat damai. Semalam baru saja dilaksanakan rapat para Hashira. Rapat usai tepat tengah malam, setelahnya para Hashira langsung menuju wilayah masing-masing sesuai tugas mereka. Walau tidak semuanya bertugas. Tetapi mereka akan selalu terjaga di malam hari. Mereka adalah pilar pemburu iblis. Kekuatan mereka jauh diatas rata-rata pemburu iblis lainnya. Mereka juga sangat disegani dan dihormati.

Sebelum pagi datang, dua diantara dua hashira masih diperintahkan untuk duduk bersama Kagaya-sama. Mereka adalah Shinazugawa Sanemi dan Tomioka Giyuu. Dua hashira dengan tingkat keakraban 0%.

"Sanemi." Panggil Kagaya atau mereka biasa memanggilnya Oyakata-sama.
"Ada apa, Oyakata-sama.? " jawab Sanemi sangat sopan. Padahal mukanya sangat nyolot.
"Mulai malam ini sampai seminggu ke depan, kau dan Giyuu menginaplah disini."
Baik Giyuu maupun Sanemi, mereka sama-sama terkejut bukan main.
"Apa? Maafkan atas kelancangan saya, Oyakata-sama. Saya terkejut. Tapi, bisa kah Anda memberitahu alasan kenapa saya harus menginap disini bersama Tomioka-san?" Tanya Sanemi.
Oyakata nampak tersenyum teduh, benar-benar senyum yang menyejukkan dan menenangkan. Beliau adalah orang yang sangat dihormati para Hashira. Bagi Hashira, Oyakata adalah segalanya.

"Hashira lain sedang bertugas sangat jauh dari titik wilayah mereka yang biasanya. Lagi pula, di wastu Shinobu juga ada Nezuko dan Tanjiro. Seperti yang ku katakan tadi, Muzan sepertinya mengincar Nezuko, akan sangat berbahaya jika semua Hashira berada jauh dari wilayah ini. Maka dari itu, aku meminta Sanemi dan Giyuu untuk disini selama beberapa hari. Kita akan mengawasi Nezuko dan Tanjiro secara halus. " jelas Oyakata.
Giyuu hanya diam seperti biasanya. Mukanya sangat datar, cenderung ke depresi. Sedangkan Sanemi sedang berusaha mendamaikan hatinya.

Oyakata kembali tersenyum, dia lalu berdiri, dibantu kedua anak kembarnya yang berambut putih. Oyakata lalu dituntun salah satunya untuk mendekati Sanemi dan Giyuu.
"Kalian tak perlu sungkan. Anggap saja seperti rumah kalian sendiri, anak-anakku. Dan malam ini, kalian boleh istirahat." ucap Oyakata sambil mengelus kepala Sanemi dan Giyuu secara bersamaan. Beliau sangat menyayangi para Hashira, dan juga menganggapnya sebagai anak sendiri. Lalu bagi para Hashira, Oyakata sudah seperti ayahanda mereka.
"Baik, Oyakata-sama." jawab Sanemi dan Giyuu.

Setelah Oyakata diantar ke kamarnya untuk istirahat, Sanemi dan Giyuu lalu ditunjukkan ke sebuah kamar untuk tempat mereka istirahat selama menginap disana. Kamar yang cukup luas dan bersih, berada di bangunan belakang dekat taman. Kamar dengan suasana tenang.

"Che, tidak ku sangka aku akan sekamar denganmu, Tomioka." ucap Sanemi.
Giyuu tidak menjawab, dia hanya melirik Sanemi yang sedang meletakkan nichirinnya dan juga melepas atributnya.
"Kuharap kau tidak mengganggu waktu tidurku nanti." lanjut Sanemi.
Lagi-lagi Giyuu tidak menjawab. Dia hanya diam dan justru fokus pada luar kamar.

Merasa tidak mendapat respon, Sanemi lalu melihat kearah Giyuu. Rupanya lawan bicaranya itu malah fokus ke hal lain. Menjengkelkan. Tempramen Sanemi memang selalu tinggi. Setelah melepas atasannya, Sanemi lalu menghampiri Giyuu. Dia berkacak pinggang berdiri disamping Si Hashira air itu.

"Hei, aku tahu kau bisa bicara. Jadi jangan bertingkah seolah-olah kau ini bisu, Tomioka."
Alih-alih mendapat jawaban dari Giyuu, Sanemi justru mendapat tatapan kosong dan menusuk.
"Cih." Merasa begitu jengkel, Sanemi memutuskan untuk pergi dari kamar itu. Meninggalkan Giyuu sendirian disana. Jika tidak ada aturan yang melarang sesama pemburu iblis untuk bertarung, sudah pasti Sanemi akan menghajar Giyuu saat ini dengan tangan kosong.

Di dalam kamar, Giyuu hanya menghela napas panjang. Dia bukannya tidak mau bicara, hanya saja dia tidak yakin jika bicara dengan Sanemi, Sanemi akan mengerti setiap perkataannya.
Giyuu lalu melihat sekeliling. Ada dua futon yang masih terlipat rapi. Dengan cekatan Giyuu lalu melebarkan dua futon itu berdampingan.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang