HALF MOON

1.1K 75 46
                                    

Kediaman Shinazugawa pada akhirnya kembali seperti keadaan semula. Berisikan tiga orang laki-laki. Sanemi, Giyuu dan Muichiro. Kediaman itu kembali damai seperti sedia kala. Semua tamu-tamu mereka beberapa hari ini sudah kembali ke rumah masing-masing.
Muichiro memutuskan untuk segera masuk ke rumah setelah sosok Kotetsu sudah tak terlihat lagi oleh matanya. Ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang dengan jelas menyatakan perasaannya pada Muichiro. Jantung anak itu berdebar setiap kali mengingatnya, namun disisi lain ada perasan aneh lain yang juga mengganjal hatinya.
'Rasa berdebarnya masih ada. Apakah seperti ini rasanya mendapatkan pernyataan cinta?' batin Muichiro. Dia berdiri di balik pintu rumahnya dengan wajah yang memerah. Muichiro yangs edang tersipu terlihat begitu lucu. Wajahnya jadi semakin terlihat sama dengan Tokito Muichiro.

"A-ahh, Sanemi-san~"
Baru beberapa detik Muichiro terdiam dibalik pintu rumahnya, tiba-tiba telinganya mendengar ada suara pelan yang mencurigakan. Hingga lamunan anak itu buyar seketika.
"J-jangan sekarang."
"Suara apa itu? Giyuu-san?" gumam Muichiro.
Suara itu terdengar lagi, lalu karena penasaran, Muichiro segera bergegas mencari sumber suara itu. Dia yakin itu adalah suara rintihan dari Giyuu.

Tap! Tap!

Muichiro berjalan cepat ke sumber suara, kaki kecilnya yang berbalut kaos kaki hitam melangkah buru-buru mencari sumber suara. Entah kenapa dia cemas, apalagi jika suara itu benar milik Giyuu. Muichiro takut terjadi apa-apa pada Giyuu. Dan ketika Muichiro sampai pada sumber suara, alangkah terkejutnya dia saat mendapati Sanemi sedang mencium Giyuu dengan brutal di ruang tengah.
"E-Eh!?"
"Muichiro-kun!?"
Muichuro reflek menutup matanya. Wajahnya langsung memerah. Giyuu dan Sanemi panik bukan main. Sanemi lalu buru-buru membantu Giyuu untuk merapikan kimono yang dipakai Giyuu. Salahkan Sanemi, dia terlalu bernapsu pada Giyuu. Padahal tadi Giyuu hanya memberinya ciuman sekilas. Tapi Sanemi malah menyambarnya dan menjadikannya lumatan panas.
"Ma-maafkan aku! Aku akan pergi." ucap Muichiro tergagap sambil masih menutup mata. Anak itu lalu berjalan mundur dengan buru-buru. Namun sayangnya karena dia gugup Muichiro jadi tersandung kakinya sendiri.
"Uwaa!"
"Awas!"

Set!

"Fyuh."
Giyuu menghela napas lega saat Muichiro tidak jadi jatuh kebelakang karena Sanemi berhasil menangkap anak itu. Reflek cepat Sanemi memang tidak bisa hilang begitu saja. Sudah paten. Sanemi ikut menghela napas lega, dia kemudian melepaskan dekapannya pada Muichiro. Sanemi kemudian membawa anak itu agar duduk bersamanya dan Giyuu di ruang tengah.
Muichiro lalu duduk disamping Giyuu. Sedangkan Sanemi rebahan dengan posisi kepalanya ada di pangkuan Giyuu. Rasanya ingin bersantai dan menikmati kedamaian di kediamannya ini. Menikmati waktunya bersama keluarga kecilnya.
"Maaf sudah mengganggu kalian." cicit Muichiro takut.
Giyuu tersenyum canggung mendengar perkataan Muichiro, sedangkan Sanemi abai saja. Sesungguhnya Giyuu juga malu karena desahannya terdengar oleh Muichiro. Lalu mereka hanya semua terdiam beberapa saat. Giyuu menyibukkan diri dengan mengelus-elus dahi Sanemi dengan lembut sedangkan Muichiro memilin-milin bajunya. Anak itu sedang gugup.
"Mui, jika ingin berkata sesuatu, katakan saja. Tidak perlu canggung."
Giyuu memang yang paling peka di kediaman Shinazugawa. Dia tahu gelagat dua orang keluarganya ini dengan baik.

Muichiro yang sudah ketahuan gugup itu lalu perlahan-lahan mulai mengawali ceritanya. Ini tentang Kotetsu yang menyatakan cintanya. Giyuu yang mendengar hal itu terkejut hingga dia spontan meremas rambut putih Sanemi dengan kasar. Membuat Sanemi mau tak mau harus membuka matanya karena merasakan sakit di kepalanya karena tiba-tiba dijambak Giyuu. Sanemi tidak ikut kaget, karena dia sudah tahu duluan. Dia justru kaget karena dijambak Giyuu.
Muichiro kemudian melanjutkan ceritanya pada Giyuu, tapi Sanemi juga pasti mendengarnya. Bukan masalah bagi Muichiro, toh Sanemi dan Giyuu juga sudah seperti orang tuanya. Muichiro lebih banyak bertanya dalam kisahnya ini. Dia sendiri belum paham betul tentang perasaan seseorang dan cinta. Pasalnya anak itu jauh lebih banyak menerima penderitaan dari pada percintaan dalam hidupnya sebelum bermarga Shinazugawa. Jadi hal yang wajar jika Muichiro masih sangat awam.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang