Giyuu berulang kali merapalkan kalimat penenang dan selalu menyebutkan nama Sanemi dalam setiap kalimatnya. Dia masih memeluk Sanemi sembari berusaha mendudukkan pria itu agar emosinya turun. Agar Sanemi bisa kembali meraih kesadarannya. Pelukan Giyuu semakin mengerat kala Giyuu merasa belum ada tanda-tanda Sanemi akan kembali kesadarannya. Sanemi memang seperti ini jika sudsh kalap. Sanemi akan masih bisa menyerang musuhnya meski dalam keadaan sudah tidak sadar sekalipun. Jika tidak segera dihentikan, Sanemi bisa mati. Giyuu mendengar hal itu dari Himejima Gyomei saat mereka masih menjadi Hashira. Tak heran jika Giyuu panik bukan main saat melihat Sanemi sudah kalap dan masih menyerang.
Tubuh pria berambut putih itu juga masih dingin sampai saat ini dengan kedua mata yang memutih. Jika orang biasa, Sanemi pasti sudah koma di rumah sakit.Rapalan jurus Sanemi yang barusan tentu saja gagal tercipta. Kokushibou dan Gyokko sudah kabur untuk menyelamatkan diri dari Sanemi yang lepas kendali. Semengara itu, Muichiro masih berada di dalam pelukan Tanjiro yang ada diatasnya. Tanjiro masih berusaha melindunginya, namun Hati Muichiro sangatlah tak tenang. Dia berusaha merasakan keadaan sekitarnya, setelah merasa serangan angin milik Sanemi tidak akan terjadi, Muichiro lalu menyingkirkan tubuh Tanjiro secara paksa dan kemudian anak itu berlari menghampiri Giyuu dan Sanemi.
Tap! Tap!
Muichiro dengan susah payah menghampiri Giyuu dan Sanemi. Kakinya bergetar, kepala dan lehernya sakit karena Gyokko menyiksanya dengan brutal. Di lehernya juga terdapat beberapa kissmark dari Gyokko yang dengan kurang ajar menciuminya brutal. Napas Muichiro ngos-ngosan saat menghampiri Giyuu dan Sanemi.
Sesampainya disamping mereka berdua, Muichiro langsung terduduk disamping Sanemi yang ada dalam pelukan Giyuu. Sementara Tanjiro, dia juga menyusul Muichiro.Glek!
Muichiro menelan ludahnya saat melihat keadaan Sanemi, dia kemudian meraih tangan Sanemi yang terkulai. Dirasakannya tangan itu begitu dingin, tak hanya itu, di telapak tangan Sanemi juga terdapat luka menganga dengan darah yang masih menetes. Muichiro menahan air matanya agar tidak jatuh, namun sepertinya gagal. Dia menangis dan ikut memeluk Sanemi bersama Giyuu. Anak itu erat memeluk tubuh Sanemi yang dingin, dia tidak ingin kehilangan siapapun lagi.
"Sanemi-san!! Sanemi-san sadarlah!" ucap Muichiro disela-sela tangisannya. Tanjirou yang mendengar Muichiro menangis itu berusaha menenangkan anak itu namun nampaknya belum berhasil. Padahal, dia sendiri juga khawatir dengan keadaan Sanemi saat ini.Beberapa menit memeluk Sanemi, Giyuu mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda. Suhu tubuh pria itu sedikit demi sedikit mulai menghangat, lalu dengan perlahan Giyuu melepas pelukannya, diikuti dengan Muichiro yang kebingungan kenapa Giyuu melepas pelukan itu. Kedua mata Giyuu memandang lurus wajah Sanemi, dimana kedua mata yang tadinya memutih itu perlahan kembali menampakkan iris matanya. Meski sayu, Giyuu sangat bersyukur karena Sanemi berhasil kembali pada kesadarannya.
"Sanemi-san." panggil Giyuu lirih.
"G-Giyuu, apa kau terluka?"
Itu adalah kalimat yang pertama kali Sanemi katakan setelah dia sadar. Tangannya yang terluka dan berlumuran darah itu terangkat dengan sedikit gemetar, dia meraih pipi Giyuu dengan tangan itu. Diusapnya pelan pipi putih kekasihnya dengan penuh perasaan. Meninggalkan bercak darah pada pipi Giyuu.
"Aku baik-baik saja." jawab Giyuu dengan senyumannya. Sanemi yang melihat itu ikut tersenyum lega, Giyuunya masih ada dan kini sedang tersenyum padanya.Sanemi merasakan ada tangan lain yang menyentuh badannya. Sanemi menoleh, dan dia mendapati Muichiro sedang mengusap air matanya sambil memeluk satu lengannya. Muichiro mendongak, dia melihat wajah Sanemi dengan muka sendunya. Matanya masih berair, dia sangat takut jika Sanemi kenapa-kenapa.
"Mui, maaf. Kami terlambat menyelamatkanmu." ucap Sanemi.
Muichiro menggeleng cepat. Dia menyanggah kalimat Sanemi.
"Sanemi-san sampai seperti ini hanya untuk menyelamatkan orang seperti ku. Maaf, aku selalu merepotkanmu." jawab Muichiro. Dia menunduk dalam, dia juga perlahan melepas pelukannya pada lengan Sanemi. Dirinya merasa begitu bersalah karena kembali membuat Sanemi dan Giyuu kerepotan dalam bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZE MIZU
Fanfiction"Disini, berdua, dalam keheningan malam. Tomioka, ku harap nanti kau akan mengerti." -Shinazugawa Sanemi