SHADOW

1K 75 30
                                    

Malam yang penuh akan cerita masa lalu itu ditutup dengan Sanemi yang mengantar Kotetsu menuju ke kamarnya saat menginap. Sanemi menyarankan pada Kotetsu agar dia segera istirahat, anak itu sudah menangis cukup lama. Air matanya seperti tidak habis untuk menangisi Tokito. Sanemi juga sudah mengatakan banyak hal pada Kotetsu, memberi saran dan sebagainya. Bukannya apa-apa, Sanemi hanya tidak tega pada Kotetsu. Sanemi bisa merasakan betapa besarnya cinta anak itu untuk Tokito. Namun Tokito tidak membalasnya, dan malah mengejar dirinya yang jelas-jelas menginginkan orang lain.

Jika saja Sanemi mengetahui hal itu dulu, Sanemi akan berusaha bicara pada Tokito agar dia menerima Kotetsu atau Tanjiro dari pada harus mengejar dirinya. Akan tetapi, jika saja itu benar terjadi, apakah semuanya akan berjalan sesuai perkiraan? Padahal kenyataannya pada pertempuran terakhir, Tokito tewas mengenaskan.

Setelah mengantar Kotetsu, Sanemi kemudian menuju ke kamarnya. Dia sudah selesai mengunci semua pintu rumahnya. Memastikan semuanya sudah aman. Dan ketika Sanemi baru memasuki kamarnya, dia dibuat agak terkejut saat melihat pemandangan yang ada di depannya. Giyuu dan Muichiro sedang tidur lelap. Giyuu memeluk Muichiro, dan Muichiro nyaman dalam dekapan Giyuu.
Sanemi tersenyum saat melihat hal itu, kehangatan rasanya kembali menyelimuti dadanya. Setelah perjuangan hidup dan mati dulu, akhirnya kini Sanemi bisa memiliki keluarga kecil yang akan menemaninya menghabiskan sisa hidupnya.

Srak!

Sanemi dengan perlahan menutup pintu kamarnya. Dia tidak ingin mengganggu tidur mereka berdua. Setelahnya, Sanemi kemudian menyamankan diri untuk berbaring di samping Giyuu.
"Sanemi-san?" tanya Giyuu dengan wajah mengantuknya. Dia hanya ingin memastikan bahwa orang yang berbaring disampingnya itu adalah suaminya.
"Sssstt~ iya, ini aku. Tidurlah lagi." jawab Sanemi. Dia mengusap lembut dahi Giyuu lalu memberi ciuman singkat pada Giyuu agar pria itu kembali terlelap. Giyuu hanya mengangguk. Dia kemudian kembali menyamankan diri untuk tidur dan masih mendekap Muichiro. Anak itu menggeliat kecil dalam dekapan Giyuu, menyamankan dirinya agar tidur lebih nyenyak.
Lalu menit berikutnya, Sanemi menyusul Giyuu dan Muichiro yang tidur. Jadilah mereka tidur bertiga di atas satu futon dengan posisi Giyuu berada diantara Sanemi dan Muichiro.

Pagi pun tiba, keluarga Shinazugawa sudah bangun semuanya termasuk Kotetsu. Sanemi dan Giyuu sibuk menyiapkan sarapan, sedangkan Muichiro diminta Sanemi untuk memberi makan ikan koi piaraannya. Dengan senang hati Muichiro melakukan permintaan Sanemi, toh ini juga menjadi kegiatan favoritnya setelah tinggal di kediaman Shinazugawa. Tak hanya itu, Muichiro juga turut serta mengajak Kotetsu untuk memberi makan ikan. Meski sesungguhnya Kotetsu agak trauma dengan ikan, namun Kotetsu tetap mengikuti kemauan Muichiro.

"Ikan-ikan ini adalah piaraan Sanemi-san. Mereka tampak sangat lucu saat diberi makan." ucap Muichiro sangat antusias. Sampai dia tidak sadar bahwa Kotetsu berdiri di belakangnya dengan raut wajah yang ngeri. Kotetsu masih trauma dengan ikan.
"Kotetsu-kun, kenapa diam saja?" tanya Mui. Dia mendapati Kotetsu sejak tadi hanya diam saja tidak mendekat ke kolam sama sekali.
"Maaf Mui-kun, aku agak trauma dengan ikan. Soalnya dulu aku pernah hampir mati karena ditusuk ikan bersenjata tajam."

Muichiro mengerjabkan kedua matanya. Dia sama sekali tidak memahami maksud perkataan Kotetsu yang terdengar seperti bualan itu. Menyadari Muichiro yang nampak tak paham, akhirnya Kotetsu mau tidak mau harus menjelaskan maksud perkataannya. Kotetsu menceritakan tentang masa kecilnya yang pernah hampir mati karena dikeroyok pasukan iblis ikan. Ikan-ikan itu memiliki sajam yang terus menerus mencoba melukainya. Bahkan jika saja saat itu Kotetsu tidak menyimpan hulu pedang milik Rengoku Kyojuro di balik bajunya, sudah dapat dipastikan bahwa Kotetsu mati saat itu juga karena sempat tertusuk tepat di ulu hati dan dia tidak bisa menolong Tokito yang terjebak dalam bejana air.

Muichiro takjub mendengar hal itu. Diusia Kotetsu yang semuda itu dia sudah bisa menyelamatkan orang. Padahal dia sendiri terluka juga. Memang rekan-rekan Sanemi dan Giyuu selalu bisa membuat Muichiro terkesima akan setiap kisah hidup mereka.
"Kotetsu-kun hebat sekali." puji Muichiro. Dan Kotetsu sukses tersipu dibuatnya.
"Kotetsu-kun!" panggil Muichiro tiba-tiba. Dia juga tanpa permisi menarik tangan Kotetsu. Membawa pria yang sedikit lebih tua darinya itu untuk mendekat ke kolam.
Kotetsu nampaknya agak panik. Bagaimanapun, dia masih agak ngeri jika melihat ikan hidup. Namun sepertinya Muichiro mengabaikan Kotetsu yang panik. Muichiro justru tersenyum ceria sembari menenangkan Kotetsu.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang