Perpisahan dan kematian, dua hal yang saling berkaitan. Bisa direncanakan, bisa juga sudah ditakdirkan. Walau begitu, sebenarnya semua sudah dituliskan oleh Tuhan. Kita sebagai manusia hanya menjalankan.
Seperti malam ini, siapa yang menyangka bahwa malam ini akan jadi malam yang sangat panjang dan tak disangka-sangka bagi para hashira. Kibutsuji Muzan berhasil menemukan kediaman Oyakata-sama alias Kagaya Ubuyashiki. Oyakata-sama sebenarnya tidak terkejut, dia sudah memiliki firasat soal ini beberapa hari sebelumnya, dan firasatnya itu sudah terbukti malam ini.Dimana Muzan si pencipta iblis berhasil mendatangi Oyakata. Lalu tanpa pikir panjang lagi, Oyakata melakukan rencana yang sudah ia susun. Hanya dirinya, istri, dua anak-anaknya serta Himejima Gyoumei yang tahu soal rencana ini. Rencana itu ialah rencana bunuh diri, dengan cara meledakkan diri jika Muzan berhasil menemukan Oyakata. Karena Oyakata tahu, dia tidak akan menang jika harus melawan Muzan. Dan tanpa halangan apapun, Oyakata berhasil melakukan rencananya itu. Dan dia tewas bersama istri dan kedua anak kembar sulungnya.
Suara ledakan yang dahsyat itu terdengar hingga beberapa radius kilometer. Semua hashira yang rupanya sedang berpencar tidak ada satupun yang berhasil kembali ke kediaman Oyakata tepat waktu, yang mana kini kediaman Oyakata sudah hancur lebur. Sementara Muzan sendiri masih selamat dari ledakan itu.
Melihat hal itu, kemudian Muzan memerintahkan semua iblis bulan atasnya beserta iblis-iblis lainnya untuk mengatasi para hashira yang sudah dapat dipastikan akan memburunya setelah ini.Seluruh hashira bertarung sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan saat ini. Iblis yang mereka lawan bukanlah sembarangan, mereka adalah jajaran iblis pilihan yang terkuat. Semua pemburu iblis bertarung melawan iblis-iblis Muzan yang terus menerus datang. Hingga banyak diantara mereka yang sudah gugur. Seiring berjalannya waktu, dan para junior pemburu iblis sudah banyak yang tewas, para hashira juga sudah mulai kewalahan. Mereka juga manusia, sekuat-kuatnya mereka, jika menerima serangan yang fatal, maka nyawa taruhannya.
Mulai dari Shinobu Kocho yang gugur saat melawan Douma. Tomioka Giyuu yang bertarung mati-matian bersama Tanjiro melawan Akaza. Lalu Kanjori Mitsuri dan Iguro Obanai yang mati-matian melawan Nakime hingga kedua nya terluka sangat parah. Kemudian Muichiro Tokito, Shinazugawa Sanemi dan Himejima Gyoumei yang harus melawan Kokushibou, yang merupakan iblis bulan atas pertama. Dia juga sebenarnya adalah leluhur dari Muichiro Tokito.
Semuanya bertarung mati-matian dan gugur satu persatu. Sampai pada akhirnya Muzan berhasil dikalahkan bersama dengan terbitnya matahari. Akan tetapi, kematian Muzan harus ditebus dengan banyak kematian para pemburu iblis dan hashira.
Shinobu Kochou, Kanroji Mitsuri, Iguro Obanai, Himejima Gyoumei dan Muichiro Tokito. Kelima hashira harus tewas dalam pertempuran ini. Sementara yang masih hidup harus menderita luka parah dan mungkin mengalami kecacatan seumur hidup.Shinazugawa Sanemi adalah salah satu orang yang selamat, begitu pula dengan Tomioka Giyuu. Mereka adalah dua hashira yang selamat. Setelah mendapatkan pertolongan pertama dari para tim medis, Sanemi berusaha berdiri. Ada sesuatu hal yang harus ia pastikan.
"Shinazugawa-sama!" panik salah satu orang yang baru saja selesai membalut luka Sanemi. Dua jari putus, luka lebam dan gores dimana-mana, dan tulang rusuk patah. Luka yang didapat Sanemi bisa dibilang ringan jika dibandingkan dengan rekannya yang lain sampai harus meregang nyawa.
"Shinazugawa-sama, saya mohon jangan banyak bergerak dulu. Luka anda masih basah." lanjutnya penuh dengan kecemasan.
Dan Sanemi hanya mengabaikannya. Dia kembali meraih nichirinnya. Menggunakannya sebagai tongkat tumpuan untuk berjalan.Dilihatnya tiga orang yang Sanemi kenal tengah terbaring berurutan. Gyoumei, Obanai, dan Mitsuri. Tubuh mereka bertiga sudah ditutupi kain putih, rupanya mereka sudah tewas. Sanemi yang sudah terlalu merasa sakit itu sampai tak mampu berkata apa-apa lagi. Dia sudah terlalu hancur. Meski begitu, Sanemi masih berusaha bersyukur dia masih hidup dan Giyuu juga selamat walau saat ini Giyuu sampai tidak bisa berdiri lagi. Sanemi juga melihat Tanjiro, Zenitsu serta Inosuke sedang meraung-raung karena melihat Giyuu yang hanya bisa terbaring. Yang diinginkan Sanemi saat ini, dia hanya ingin memastikan keadaan teman-temannya yang lain. Melihat Giyuu yang masih selamat, setidaknya membuat Sanemi lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZE MIZU
Fanfiction"Disini, berdua, dalam keheningan malam. Tomioka, ku harap nanti kau akan mengerti." -Shinazugawa Sanemi