TRY

1.4K 96 16
                                    

Suara derap langkah kaki terdengar semakin cepat lajunya. Diiringi dengan suara tarikan napas yang teratur, Tanjiro berusaha secepat mungkin berlari menuju ke lokasi dimana Sanemi dan Giyuu berada. Berkat gagak milik Giyuu yang tak sengaja ia temui, kini dia justru mendapatkan kabar buruk soal Muichiro yang hilang.
Tapi tak apa, hilangnya Mui masih belum 24 jam. Jadi masih bisa dilacak jika berusaha keras. Begitulah pikir Tanjiro.

"Hampir sampai." Gumamnya sambil semakin erat memegangi tali yang mengikat bungkusan kain panjang yang berisi nichirinnya. Tanjiro selalu membawa nichirinnya jika dalam perjalanan agak jauh dan memakan waktu agak lama. Bukan untuk pamer atau apa, dia hanya akan menggunakan nichirinnya untuk menjaga diri dan digunakan saat keadaan sangat mendesaknya saja.
Sementara Tanjiro menuju ke lokasi Sanemi dan Giyuu, gagak milik Giyuu terbang ke arah rumah Tanjiro untuk menyampaikan pesan pada Nezuko Kamado.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Gagak milik Giyuu juga melakukan penyisiran selama dalam perjalanan menyampaikan pesan pada Nezuko. Siapa tahu, ada titik terang mengenai keberadaan Muichiro.

Tap!

Giyuu menoleh saat dia melihat seseorang yang ngos-ngosan berhenti di dekatnya dan Sanemi. Ekspresi Giyuu saat ini adalah antara bingung dan terkejut. Perasaan tadi dia mengutus seekor gagak, namun kenapa yang kembali justru Tanjiro?
"Tanjiro?" Ucap Sanemi juga kebingungan.
Setelah menormalkan napasnya, Tanjiro lalu mendekat kearah Sanemi dan Giyuu lalu membungkuk sekilas untuk memberi salam dan hormat.
"Tunggu, bagaimana bisa kau tahu kami ada disini?" Tanya Giyuu.
Tanjiro kemudian menjelaskan dengan runtut dan detail kronologinya. Mulai dari awal sampai akhirnya dia sampai bertemu dengan Sanemi dan Giyuu. Tanjiro menceritakan semua tanpa ada yang terlewat. Tanjiro juga mengatakan bahwa dia akan ikut mencari keberadaan Mui sampai ketemu. Selain itu dia juga meminta maaf pada Giyuu karena dengan seenaknya telah menyuruh gagak milik Giyuu untuk terbang menyampaikan pesan pada adiknya.

"Begitu rupanya. Kebetulan yang tepat sekali." Kata Sanemi setelah mendengar cerita dari Tanjiro.
"Begitulah, Sanemi-san."
"Jadi, apa kita lanjut untuk mencari keberadaan Mui sekarang juga?" Tanya Giyuu.
Sanemi nampak berpikir sejenak. Dia lalu kembali mengobservasi keadaan sekitarnya. Tempat itu sangat ramai, dan juga banyak orang. Mereka juga tidak tahu orang macam apa yang kini membawa Muichiro. Bisa saja saat ini mereka juga sedang diawasi oleh komplotan penculik Mui.
"Sebaiknya kita pulang lebih dulu. Kita akan kembali lagi esok hari." Ucap Sanemi membuat keputusan.
"Apa!? Tapi, Sanemi-san, jika kita kembali saat ini keberadaan Muichiro bukankah akan semakin samar?" Sanggah Tanjiro pada Sanemi.
Hati Tanjiro sudah gundah sejak tadi, dan kini malah semakin gundah karena Sanemi membuat keputusan yang tidak bisa dia bayangkan sama sekali.

Mendengar sanggahan dari Tanjiro, Sanemi langsung menatap anak itu tajam. Tatapan khas seorang Shinazugawa Sanemi. Tajam dan menusuk serta mengintimidasi.
Tanjiro yang menyadari akan tatapan itu agaknya sedikit gentar. Aura yang dikeluarkan Sanemi sama sekali tak bisa ia tangani. Ini menyeramkan. Pantas saja jika Sanemi adalah salah satu Hashira yang paling ditakuti dulu. Kini Tanjiro tau alasan Sanemi cukup ditakuti dulunya.
"Bukankah kau memiliki penciuman yang tajam? Jika Muichiro tidak disembunyikan dengan baik seharusnya kau bisa mencium aroma tubuhnya bukan?"
Baik Tanjiro maupun Giyuu, mereka berdua sama-sama terkejut. Perkataan Sanemi benar, Tanjiro memiliki penciuman yang tajam. Seharusnya dia bisa menemukan Muichiro dengan mudah jika saja anak itu hanya disembunyikan secara asal-asalan.
'Itu benar. Bagaimana bisa aku tidak menyadari hal itu? Bagaimana bisa aku sama sekali tidak mencium aroma dari Muichiro saat ini? Padahal aroma Giyuu-san dan Sanemi-san bisa ku rasakan.' Batin Tanjiro mulai bergejolak.
Tanjiro menelan ludahnya. Dia tidak bisa membalikkan kata-kata Sanemi.

Giyuu yang sejak tadi diam, kini hanya melihat kearah Sanemi dan Tanjiro secara bergantian. Dia tahu, pasti Sanemi sudah memiliki rencana untuk pencarian ini. Giyuu paham betul seperti apa cara berpikir pasangannya itu. Dan Giyuu juga tahu betul, meski Sanemi terlihat sangat brutal dan serampangan, namun Sanemi tidak akan bergerak tanpa adanya rencana di kepala putihnya itu. Sanemi akan sangat berhati-hati dengan musuh.
"Lalu, apa rencanamu Sanemi-san?" Tanya Giyuu.
"Kita bicara di rumah." Jawab Sanemi sambil sedikit memberi kode pada Giyuu lewat gerakan mata.
Sanemi menyadari, ada yang memperhatikan mereka bertiga sejak tadi meski tersamarkan oleh banyaknya orang yang berlalu lalang. Giyuu menerima kode dari Sanemi itu dengan baik. Dia tahu maksud Sanemi untuk bicara di rumah. Sanemi tidak akan membiarkan orang asing menguping rencananya.
"Tanjiro, kita pulang dulu. Kita bicara di rumah." Kata Giyuu.
Sementara yang diajak bicara masih tertunduk lesu dan cemas. Raut wajahnya sangat khawatir, dan kakinya terasa begitu berat untuk menuruti kalimat Giyuu.
Tanjiro sangat ingin segera menemukan Muichiro. Dia tidak ingin merasakan kekecewaan dan kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang