WIND ATTACK

1.3K 110 5
                                    

Sosok yang bernama Kokushibou itu nampak dengan tenang memandang Sanemi. Sebelah tangannya juga memegang pedang, sama seperti Sanemi.
'Familiar.' Batin Sanemi saat dia juga memandang sosok itu. Dia mengeratkan genggamannya pada nichirinnya. Atmosfer ini pernah ia rasakan sebelumnya.
'Benar juga. Dia mirip dengan sosok itu dulu. Namanyapun juga sama.' Lanjut Sanemi setelah berhasil mengingat dengan jelas adegan De Javu ini.
Namun bukan Sanemi namanya jika dia mudah gentar hanya karena ingatan masa lalu. Bagaimanapun, dia dulunya adalah Hashira terkuat nomor dua setelah Himejima Gyoumei. Tidak kenal kata mundur.

"Habisi dia!" Perintah Gyokko pada Kokushibou. Lalu tanpa menunggu apapun lagi, Kokushibou segera menyerang Sanemi. Sanemi yang sejak tadi sudah siaga itupun tentu saja bisa menahan serangan Kokushibou.
Jadilah kini 3 pengawal Gyokko melawan Sanemi, Giyuu dan Tanjirou. Jumlah yang seimbang, satu lawan satu.
Pergelutan itu berlangsung cukup sengit dan alot. Namun Giyuu berhasil menang pertama kali atas lawannya yaitu Aizetsu. Aizetsu berhasil dilumpuhkan oleh Giyuu. Meski pria itu hanya memiliki satu tangan, namun kemampuan berpedangnya tidak bisa diremehkan.

"Sanemi-san!"
Giyuu langsung ikut dalam pertarungan Sanemi yang melawan Kokushibou, dia begitu cemas melihat Sanemi masih dengan sengitnya melawan Kokushibou. Kini mereka berdua merasakan De Javu yang sama. Terutama Sanemi, dia benar-benar seperti kembali ke masa lalu dimana dirinya sedang melawan Uppermoon 1. Sanemi bertarung dengan berbekal ingatannya yang agak samar mengenai kelemahan Kokushibou dulu. Karena menurut analisisnya, gerakan Kokushibou yang ini hampir sama dengan teknik Kokushibou yang dulu. Hanya saja, Kokushibou yang ini tidak menggunakan ilmu pernapasan bulan.

Tanjirou yang melihat Sanemi dan Giyuu yang dengan susah payah melawan Kokushibou itupun mulai sedikit khawatir. Padahal kondisinya sendiri juga mengkhawatirkan. Lawannya yaitu Sekido benar-benar tangguh. Dia juga merasakan De Javu yang sama layaknya Sanemi dan Giyuu. Akan tetapi, Tanjirou bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia akan bertarung sambil mengamati lalu memikirkan strategi. Tanjirou adalah orang yang bisa beradaptasi dengan setiap pertarungan.

Gyokko mulai kembali cemas saat dia mendapati Aizetsu sudah tidak bangun lagi. Pengawalnya hanya tinggal dua saja. Namun sepertinya Sekido juga mulai kewalahan menghadapi Tanjiro. Sementara itu, di dalam kereta kuda, Muichiro nampak mencari celah untuk kabur. Apapun itu, bagaimanapun caranya.

Pergelutan para pendekar pedang itu terlihat mulai menuju akhir. Sekido berhasil ditumbangkan Tanjirou. Sekido dikalahkan dengan kondisi yang cukup memalukan, tapi Tanjirou juga mendapatkan luka yang lumayan. Aizetsu dan Sekido, kini sudah terkapar di jalanan.
Dan sekarang, tinggal Kokushibou yang tersisa.
"Sepertinya kalian bukanlah pendekar pedang biasa." Ucap Kokushibou saat dia mulai dikepung oleh Sanemi, Giyuu dan kini Tanjirou ikut masuk ke dalam pertarungan.
"Pedang yang kalian gunakan juga bukanlah pedang pada umumnya." Lanjut Kokushibou. Pertarungan sejenak terhenti, namun mereka semua masih saling siaga.
Kokushibou kembali mengamati Sanemi, Giyuu dan Tanjirou satu  per satu. Terutama pada bilah pedang mereka.

'Mereka memiliki ciri khasnya masing-masing. Jika aku tidak salah ingat, itu adalah nichirin. Hanya legenda para pemburu iblislah yang memiliki pedang seperti itu.' Batin Kokushibou. Koskushibou sendiri bukanlah orang sembarangan. Dia dibeli Gyokko dengan harga sangat mahal karena kemampuan berpedangnya yang luar biasa dan juga ilmu pengetahuannya tentang teknik berpedang sangatlah tinggi. Dan Koksuhibou sendiri adalah pengawal terkuat dan paling setia yang dimiliki Gyokko sampai detik ini. Kokushibou belum pernah ditumbangkan oleh siapapun. Dia selalu ikut kemanapun Gyokko pergi dengan berkuda. Posisinya memang selalu terpisah dan tersembunyi, namun Kokushibou akan selalu bisa menemukan keberadaan Tuannya itu dimanapun dia berada.

"Mundurlah dan kami tidak akan melukaimu, kami hanya ingin membawa kembali keluarga kami." Ucap Giyuu memecah atmosfer dingin diantara mereka. Dia berusaha bernegosiasi.
"Tiga lawan satu, tidak seimbang." Lanjutnya.
Mendengar perkataan Giyuu, Kokushibou sama sekali tidak gentar. Dia justru semakin penasaran akan kemampuan nichirin yang melegenda itu. Sudah sejak lama dia sangat ingin tau dan bahkan melawan para pemegang nichirin yang tersisa, dan kini Kokushibou mendapatkannya. Tiga sekaligus dan dua diantaranya adalah Hashira dulunya.
"Begitu rupanya. Kalian memang bukanlah pendekar pedang biasa. Siapa kalian? Apa mantan Hashira?"

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang