THROWBACK

1.8K 133 194
                                    

Tomioka Giyuu yang kini sudah berganti marga menjadi Shinazugawa Giyuu memang selalu memiliki sorot mata yang tajam. Wajahnya juga tampan mempesona. Sorot mata Giyuu bukanlah tipe tatapan yang mengintimidasi, tatapannya hanya tajam dan dalam. Selain itu, Giyuu juga memiliki warna bola mata yang indah. Yang mana mampu membuat seorang Sanemi terpesona.

Muichiro yang sejak tadi ditatap begitu intens oleh Giyuu kini mulai merasa canggung dan gelisah. Sedalam apapun ia menyembunyikan sesuatu, nampaknya itu akan tetap bisa dideteksi oleh Giyuu. Gerak gerik sekecil apapun, Giyuu bisa mengetahuinya. Mui kini hanya bisa menelan ludahnya, dia bukannya takut, dia hanya bingung bagaimana cara menyampaikannya. Dia tidak ingin Giyuu tersakiti jika Mui angkat bicara soal apa yang ia alami dan ia dengar.
Muichiro sangat menghormati Giyuu dan Sanemi. Dia sudah menganggap mereka berdua seperti orang tuanya.

"Ano..." Mui memilin-milin kain bajunya. Dia takut.
"Katakan saja Mui-kun. Aku tidak akan marah." ucap Giyuu mencoba meyakinkan Muichiro. Giyuu juga mengusap lembut kepala Muichiro.
"Se-sebenarnya ada sesuatu yang terjadi. Namun aku tidak berani bercerita. Aku takut Giyuu-san akan salah paham."
"Hm? Memangnya apa yang terjadi?"
Mui kembali menelan ludahnya. Dengan tangan yang kini jadi agak dingin karena cemas, Mui menarik tangan Giyuu yang ada di puncak kepalanya. Mui lalu menggenggam lembut tangan itu dan meletakkannya diatas pahanya.
"Begini... Saat Giyuu-san pergi, Sanemi-san beberapa kali meracau menyebutkan nama seseorang. Tentu saja aku tidak mengenal pemilik nama itu. Aku hanya mendengar Sanemi-san bicara sendiri seolah-olah aku adalah orang itu." Mui kemudian menceritakan semuanya pada Giyuu. Dengan rinci, urut dan detail. Semua yang ia dengar saat dia hanya bisa berbaring kala itu, dia sampaikan pada Giyuu. Semuanya!
Hingga sampai disuatu kalimat yang mana Mui kembali tercekat tenggorokannya.
"...lalu Sanemi-san, dia tiba-tiba menciumku."

Bohong jika Giyuu tidak kaget. Tentu saja dia sangat terkejut. Akan tetapi ekspresi wajahnya memang selalu datar seperti itu. Berbanding terbalik dengan Mui yang kini sudah sangat was-was jika saja Giyuu akan murka padanya. Genggaman lembutnya pada tangan Giyuu juga kini telah diiringi dengan rasa gemetar.
Yang Mui takutkan adalah jika Giyuu salah paham padanya. Dia takut Giyuu menuduh dirinya yang menggoda Sanemi duluan karena masa lalu Mui yang memang seorang pelacur. Padahal Mui juga tidak ingin menjadi pelacur di masa lalunya.
"Aku mohon maaf, Giyuu-san! Maafkan aku!" wajah Mui menyiratkan ekspresi hampir menangis. Dia padahal tidak salah apa-apa disini, hanya saja dia merasa telah melukai perasaan Giyuu.
"Giyuu-san boleh menghukumku! Apa saja silahkan. Aku akan menerimanya." lanjut Muichiro. Dia sudah pasrah.

Giyuu masih terdiam sambil melihat wajah Mui. Bersyukur Giyuu memiliki pengendalian emosi yang sangat bagus berkat latihannya saat menjadi pemburu iblis hingga menjadi Hashira Air. Jadi, dia tidak akan dengan mudah terbawa ego dan emosi. Semuanya akan Giyuu lakukan dengan kepala dingin dan setenang air.
"Mui-kun."
Sedikit terkejut lagi, karena Giyuu malah mendapati Mui kini justru mulai menangis. Air mata itu perlahan-lahan mulai membasahi pipi putih Muichiro. Anak itu menangis terisak di depan Giyuu. Reflek, Giyuu segera menghapus air mata Muichiro.
"Jangan menangis." lanjut Giyuu.
"Maafkan aku." lirih Mui penuh penyesalan.
"Sudahlah. Ini bukan salahmu. Kau justru korban disini. Tenang saja, aku akan menyelesaikan masalah ini dengan Sanemi tanpa melibatkanmu." ucap Giyuu.
Muichiro yang masih terisak hanya mampu mengangguk.
"Anak pintar. Maafkan kami ya. Seharusnya kau tidak merasakan hal ini."
Giyuu lalu meraih tubuh Mui, membawa anak itu ke dalam pelukannya. Dia tahu ini bukan salah Muichiro. Muichiro hanya orang baru di kehidupan mereka, dan Sanemi justru membawa kerumitan dalam hidup anak ini. Mui tidak perlu merasa bersalah, karena memang bukan kesalahannya.
Agaknya ini sudah rumit, jadi bagaimanapun, Giyuu juga harus segera menuntaskan masalah ini dengan Sanemi.

Waktupun terus berjalan, kini Giyuu secara garis besar sudah mengetahui kilas balik Sanemi. Dari cerita Mui, Giyuu sudah bisa paham ada apa antara Tokito dan Sanemi dulu. Di masa sebelum mereka berdua memutuskan untuk saling mencintai dan hidup bersama, rupanya Sanemi memiliki hal yang tak pernah Giyuu ketahui sebelumnya. Meski itu agak menyakiti hatinya, namun Giyuu sebisa mungkin tidak gegabah dan emosian saat harus mengintrogasi Sanemi nanti.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang