THE LAST

2.7K 151 134
                                    

Kebahagiaan demi kebahagiaan datang silih berganti dalam hidup Muichiro. Kehidupan barunya bersama Tanjiro terlihat lebih baik dan semakin bahagia. Walau sebenarnya tinggal bersama Sanemi dan Giyuu juga sudah sangat membahagiakannya, namun kebahagiaan yang Tanjiro berikan, ini berbeda artian. Muichiro merasa dicintai sebagai pasangan dan partner hidup. Seakan memberi nyawa baru dalam diri Muichiro yang sunyi dan hampa sebelumnya.

Beberapa minggu setelah hari pernikahannya, Tanjiro meminta izin pada Sanemi dan Giyuu untuk membawa Muichiro tinggal bersama di rumahnya yang ada di desa tak jauh dari kediaman Shinazugawa. Dengan penuh hormat dan rasa tanggung jawab, Tanjiro meminta izin tersebut pada Sanemi dan Giyuu. Dan sebagai kepala keluarga Shinazugawa, tentu saja Sanemi mengijinkan Tanjiro. Dengan sedikit syarat yang mana salah satunya, jangan sampai membuat Muichiro sedih bahkan meneteskan air mata. Hal itu juga disetujui oleh Giyuu.
Setelah itu, lalu pergilah Tanjiro dan Muichiro ke rumah baru mereka untuk mulai belajar mandiri menjalani kehidupan baru mereka.

Sanemi dan Giyuu melepas anak angkat mereka dalam kebahagiaan.

"Hanya kembali kita berdua." ucap Sanemi. Giyuu yang mendengar hal itu ternyata semakin erat merangkul lengan Sanemi. Dia juga menyandarkan kepalanya di bahu tegap Sanemi. Menyandarkan semua lelah dan sedihnya. Tempat Giyuu bersandar dan berlabuh di sisa hidupnya ini. Sanemi miliknya, segalanya baginya. Cintanya tak main-main.
"Sanemi-san, jangan tinggalkan aku." lirih Giyuu.
Tangan Sanemi terulur untuk membelai kepala Giyuu yang masih bersandar di pundaknya itu. Dia juga sedikit tersenyum.
"Sampai kehidupan berikutnya pun, aku tak akan pernah mau meninggalkan mu." balas Sanemi.

Mereka berdua mengobrol berdampingan dengan hening yang agaknya sedikit menyesakkan. Terutama untuk Giyuu. Memang secara fisik, Giyuu terlihat tidak baik-baik saja. Tangannya cacat. Sedangkan Sanemi terlihat masih sempurna, hanya sedikit cacat di jemarinya. Yang mana faktanya, keadaan fisik Sanemi lah yang saat ini jauh dari kata sehat. Obat herbal racikan Kanao adalah ujung tombak untuk Sanemi bertahan hidup. Namun, khasiat obat itu juga tidak selamanya mampu menopang kesehatan Sanemi yang semakin hari semakin menurun.

Apa yang sudah dijanjikan, dan disetujui, suatu saat nanti pasti akan datang untuk dipenuhi.

Hari-hari berlalu seperti biasa di kediaman Shinazugawa, seminggu sekali mereka juga menerima surat dari Muichiro. Memberi kabar kepada kedua orang tuanya, agar orang tuanya tahu keadaannya disana bersama Tanjiro. Kabar dari orang yang disayang, memang selalu dinantikan tibanya.
Giyuu dan Sanemi selalu bersama saat membaca surat dari Muichiro. Kabar bahagia dari Muichiro adalah suatu hal melegakan yang tak tergantikan. Mereka lega, Muichiro sudah menemukan rumahnya, pegangan hidupnya, dan pelindungnya.

Hari berganti menjadi hitungan minggu lalu pindah ke hitungan bulan. Muichiro juga rutin berkunjung dalam kurun waktu tertentu dan selalu tepat waktu. Dia tentu datang bersama Tanjiro. Mengunjungi orang tua angkatnya adalah suatu kewajiban baginya, selagi mereka berdua masih hidup, Muichiro ingin selalu menaruh perhatian pada dua orang yang telah menyelamatkannya dan memberinya kehidupan yang layak itu.

Seminggu setelah Muichiro berkunjung dari kediaman Shinazugawa, nampaknya ada hal buruk yang mulai menimpa kediaman itu. Sanemi kembali jatuh sakit, keadaannya semakin memburuk hingga beberapa hari ke depan.
Kesehatannya menurun drastis, dan malam ini, Giyuu dibuat susah bernapas karena kedua matanya melihat kondisi Sanemi yang justru semakin parah.
"S-Sanemi-san." Lirih Giyuu. Kedua matanya tak henti berusaha membendung air mata yang sejak tadi berontak ingin keluar.
Giyuu dengan telaten mengurusi Sanemi. Sejak tadi batuk pria itu tak kunjung berhenti, Sanemi juga mengerang menahan sakit, salah satu tangannya tak henti meremas dada kirinya dimana jantungnya berada.
"Sanemi-san." Giyuu tak tahu harua berkata apalagi. Lidahnya kelu, dia hanya mampu memanggil Sanemi dalam lirihnya.

KAZE MIZUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang