Tanjiro nampak sedikit gelapan saat mendengar pertanyaan Muichiro barusan. Sorot mata anak itu juga nampak lebih bersinar dan hidup. Padahal sebelumnya kedua mata anak itu sorot matanya kosong dan hampa. Namun sekarang, seakan ada sesuatu yang menarik perhatian Mui.
"Apa semua luka itu ada obatnya?" Muichiro memberondong Tanjiro dengan pertanyaan tentang luka dan obat.
"Tentu saja." jawab Tanjiro setelah menenangkan degup jantungnya. Muichiro terlalu dekat. Dia grogi, padahal sebelumnya mereka pernah mandi bersama di onsen.
"Se-setiap luka, pasti ada obatnya." lanjut Tanjiro.
"Jika lukanya disini, apa juga ada obat yang akan menyembuhkannya?" tanya Muichiro sambil menunjuk dadanya sendiri. Tanjiro pun mengangguk cepat. Karena dia yakin bahwa dia yang akan menjadi obat untuk setiap luka di hati Muichiro.
"Lukamu akan segera sembuh." ucap Tanjiro. Tangannya yang dibalut perban itu terulur untuk mengelus lembut kepala Muichiro. Tanjiro juga tersenyum begitu teduh saat memandang wajah Muichiro saat ini. Binar mata di iris hijau itu nampak begitu indah di mata Tanjiro. Benar-benar sosok yang mirip dengan orang yang sempat dia sukai di masa lalu.Muichiro diam menikmati setiap elusan Tanjiro di kepalanya. Rasanya nyaman sekali dan hatinya jadi hangat. Dalam benaknya, Muichiro berpikir perasaan apa ini. Dia belum pernah merasakan perasaan senyaman ini saat seseorang menyentuh kepalanya. Bahkan saat Giyuu dan Sanemi juga mengusapnya seperti ini, rasanya berbeda jika Tanjiro yang melakukannya.
"Mui-kun." panggil Tanjiro pelan. Tangannya lalu berpindah ke pipi Muichiro dan mulai menarik wajah itu agar mendekat dengannya.
"Tanjiro-kun?" gumam Muichiro.
Lalu detik berikutnya, Tanjiro mencium bibir tipis anak itu. Menciumnya begitu lembut dan penuh dengan perasaan. Mungkin Tanjiro hendak menyampaikan perasaannya pada Muichiro lewat ciuman ini, namun sepertinya itu tidak akan bisa. Bagaimanapun, Tanjiro harus mengatakannya sendiri."HEH!? Hmmpppp!!!"
"Sssttt! Diamlah, Sanemi-san."
Terpantau dua pria dewasa sedang mengintip. Dengan posisi Giyuu membekap mulut Sanemi sekuat tenaga. Mereka berdua sejak tadi mengintip rupanya. Tindakan yang tidak bagus untuk ditiru. Haha!
Semuanya berawal dari Giyuu yang mencari Tanjiro, dia hendak memberitahu letak kamar Tanjiro di kediaman Shinazugawa ini. Namun saat dia melihat Tanjiro sedang bicara dengan Muichiro, Giyuu memutuskan untuk diam dan sembunyi. Kenapa tidak pergi? Karena dia penasaran. Beberapa menit Giyuu sembunyi, rupanya Sanemi malah menemukannya. Dan jadilah dua pria dewasa itu sembunyi bersama untuk menguping. Pasangan yang serasi bukan?Dan malam itu berlalu dengan damai dan menjadi malam yang indah untuk Tanjiro. Meski dia belum juga mengungkapkan perasaannya, namun dia cukup lega karena setelah itu Muichiro berkata padanya bahwa dia merasa lebih baik. Muichiro merasa bahwa dirinya merasa nyaman jika ada Tanjiro disisinya. Hm, lampu hijau untuk Tanjiro? Mungkin saja.
...
Beberapa hari dalam masa pemulihan, tubuh ketiga mantan pendekar pedang itu menunjukkan peningkatan yang baik. Giyuu sudah pulih, Tanjiro sudah hampir pulih, hanya butuh istirahat dan belum bisa melakukan perjalanan jauh. Sedangkan Sanemi, dia yang terluka paling parah. Jadi pemulihannya jadi yang terakhir diantara Giyuu dan Tanjiro meskipun tubuh Sanemi bisa dibilang pulih dengan cepat.
Di kediaman Shinazugawa saat ini terlihat tiga orang utusan Kanao untuk melakukan pengecekan pada Tanjiro, Giyuu dan Sanemi. Bisa dibilang mereka bertiga memiliki peran penting dalam pemulihan luka tiga orang itu. Mereka bertiga datang atas perintah Kanao. Tanjiro yang mengirim pesan pada Kanao lewat gagak milik Giyuu untuk meminta obat karena persediaan obat milik Giyuu sudah menipis. Dan yang datang bukan hanya obat, melainkan obat beserta perawat handal.
"Terima kasih banyak atas bantuannya, Sumi, Kiyo dan Naho." ucap Giyuu pada tiga gadis muda perawat mereka itu. Sumi Nakahara, Kiyo Terauchi, dan Naho Takada.
"Sama-sama, Shinazugawa-sama." jawab mereka bertiga bebarengan.
Mereka bertiga lalu pamit pada Giyuu dan Sanemi selaku Tuan Rumah. Tanjiro berinisiatuf untuk mengantar tiga gadis itu untuk sampai ke perbatasan kota. Memastikan mereka aman dalam perjalanan mereka nanti. Karena mereka bertiga akan dijemput oleh pengawal Kanao nanti di perbatasan kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZE MIZU
Hayran Kurgu"Disini, berdua, dalam keheningan malam. Tomioka, ku harap nanti kau akan mengerti." -Shinazugawa Sanemi