Aku yakin hal pertama yang terbersit di benakmu pasti begini:
Apa Mila sudah gila?
Walau kata Mila dan gila adalah rima paling sempurna di sejagad kesusastraan, tapi aku tidak pernah membayangkan Mila akan memilih leher Charles sebagai sasaran kuku tajamnya alih-alih diriku. Maksudku, hei, aku di sini lho.
Bukan berarti aku senang dicekik hantu gila.
Hal pertama yang aku dan Anthony lakukan adalah memisahkan Mila dan Charles yang berguling di lantai. Charles barangkali tidak tahu kekuatan misterius apa yang mengikat lehernya, karena kulihat pandangan Charles mengeliat liar ke segala arah. Mila tidak menampakkan diri pada mantan kekasihnya seperti saat kemarin.
Anthony melingkarkan lengan besarnya ke leher ramping Mila dan menjepitnya, cukup tolol kalau boleh kubilang, karena hal itu jelas tidak memberi efek pada kemampuan bernapas hantu itu, jika itu tujuannya. Sedetik kemudian Mila melayangkan sebelah tangannya dan menyikut wajah Anthony dengan keras. Kugunakan kesempatan itu untuk memukul tangan Mila yang menekan leher Charles hingga dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Tidak memberinya celah, aku menarik dua jumput rambut Mila hingga mau tidak mau dia menjauh dari tubuh Charles sambil melindungi akar rambutnya. Aku tidak tahu apakah hantu akan mengalami kerontokan rambut, tapi tampaknya sudah jadi refleks alami bagi para cewek untuk melindungi salah satu mahkota mereka yang berharga. Hidup atau mati.
Mila menjerit kesakitan sambil mencakar tanganku, tidak peduli Anthony sedang menekan kedua pergelangan kakinya sekarang sambil memaki-maki. Karena merasa kasihan, aku melonggarkan jambakanku, yang segera kusesali karena Mila akhirnya bisa menyentakkan kepala ke belakang dengan keras hingga mengenai hidungku ... lalu kepalaku juga ikut tersentak dan menghantam ban mobil. Entah apa yang harus lebih kukhawatirkan, apakah hidungku patah atau hapalan rumus Fisika di otakku terpental.
"Kenapa kau menyerang Charles?" tanya Anthony susah payah. Dia menerima jawaban berupa tendangan di wajah. Jika dia bisa memiliki sistem peredaran darah, pasti kondisinya lebih parah dariku.
Mila kembali bangkit dan menerkam-secara harfiah, dengan gaya kedua tangan mencakar ke depan seperti harimau-tapi kedua kakinya kembali ditahan Anthony hingga dia terjatuh ke lantai dengan suara keras. Aku bersyukur gravitasi masih bekerja untuk hantu itu-setidaknya saat ini-karena aku tidak bisa membayangkan jika Mila malah tertahan di tengah udara sambil meronta-ronta. Itu akan jadi pemandangan yang menyeramkan dan traumatis.
Sambil mengusap sedikit darah yang keluar dari hidung, aku menghampiri Charles yang masih terbatuk, berjaga-jaga seandainya Mila berhasil menerjangnya. Rasanya aneh, melindungi pria yang memiliki tubuh dan umur yang lebih besar, yang beberapa puluh menit sebelumnya sempat kubenci karena menyakiti sahabatku. Mungkin aku akan senang melihatnya mendapat sedikit pelajaran, tapi aku tidak bisa mengambil risiko seandainya Charles berakhir menjadi mayat misterius. Coba tebak siapa yang akan diinterogasi pertama kali? Dua pilihan tempatku hanyalah ruang penjara atau rumah sakit jiwa.
Alih-alih berterima kasih, Charles malah mendelikku berang seakan akulah pelakunya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata, kemudian bangkit dan memasuki mobilnya dengan sempoyongan. Mila menjerit lebih keras dengan tidak rela, berusaha menyerang sedan Charles, tapi kuhalangi dengan tubuh dan sikap sok heroik hingga punggungku menghantam sisi mobil dengan keras.
Menggunakan kesempatan itu, kuikatkan pergelangan tangan Mila dengan semacam borgol yang terbuat dari kayu. Jeremy membagikanku satu saat di mobil tadi, yang sempat membuatku panik jika Papa melihatnya. Tapi untung Papa terlalu sibuk mengejar lampu hijau untuk mendengar Jeremy yang menjelaskan dengan suara kecil kalau benda itu akan mencegah hantu berteleportasi atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLED
Paranormal[Paranormal-Teenfic-Horror Fantasi-Romance-Comedy] Menjadi remaja SMA yang bisa melihat hantu tidak semudah yang dibayangkan Daisy. Apalagi tiba-tiba ada hantu yang mengincar Rebecca, sahabatnya. Seakan mengusir makhluk gentayangan saja belum cukup...