04 - Camping

1.5K 162 7
                                    

"Kayra!" Aberforth Dumbledore, pemilik pub kecil di Hogsmeade. Dia adik dari Dumbledore, walaupun Kayra dan teman-temannya baru saja mengetahui fakta itu saat tinggal di Kamar Kebutuhan.

"Mr. Dumbledore! Maaf aku datang tiba-tiba, tapi ada hal yang harus aku lakukan." Kata Kayra melompat turun dari lukisan seorang wanita yang di ketahui adalah Ariana Dumbledore, adik perempuan Dumbledore. Di belakangnya, Draco ikut melompat.

Ketika menatap Aberforth, Draco amat terkejut. Wajahnya mirip sekali dengan Dumbledore, bahkan dia sempat berpikir bahwa Dumbledore kembali hidup. Tapi itu terlalu tidak mungkin. Dia melihat sendiri bagaimana Dumbledore di bunuh oleh Snape dengan Kutukan Pembunuh. Draco menyaksikannya dengan matanya sendiri, di dalam Menara Astronomi.

"Tidak apa-apa, Kayra. Beri tahu aku kalau kau butuh sesuatu." Katanya menawarkan bantuan pada Kayra. Dia mengenal anggota Laskar Dumbledore dengan baik. Dia dengan senang hati akan membantu bila mereka membutuhkan.

"Maaf, Sir. Tapi apa Anda memiliki semacam tenda? Charmed Tent? Aku membutuhkannya," tanya Kayra dengan nada yang terkesan buru-buru. Dia memang sedang buru-buru, sih, mereka harus keluar dari kawasan Hogwarts sebelum Pelahap Maut berhasil mengejar mereka.

"Biar ku lihat, ku rasa aku punya satu di gudang," katanya kemudian meninggalkan Draco dan Kayra di dalam pubnya.

Kayra bergerak gelisah, sementara Draco tampak tidak tahu apa yang akan dia lakukan. "Kemana tujuan kita? Kenapa kita membutuhkan tenda?" tanyanya kemudian.

"Aku tidak tau. Aku membawa tenda hanya untuk berjaga-jaga kalau saja kita tidak memiliki tempat untuk menginap." Kayra berkata tenang, tapi isi kepalanya tidak bisa tenang. Dia sibuk memikirkan tempat apa yang harus mereka pakai untuk menginap malam ini.

Draco diam, menatap Kayra yang sejak tadi tidak bisa tenang di tempatnya. Dia berjalan mondar-mandir, menggigit ujung jarinya yang mungkin akan berdarah sebentar lagi. Kemudian tidak lama setelahnya, Aberforth kembali dengan satu set tenda di tangannya.

"Aku harap masih bagus, sudah lama aku tidak menggunakannya." Katanya lalu menyerahkan tenda itu pada Kayra.

Kayra menerima tenda yang sudah berdebu itu kemudian memasukkannya ke dalam ransel yang dia bawa. Draco membuka mulutnya, terkejut melihat tenda itu muat di dalam ransel milik Kayra yang kelihatannya tidak sebesar itu.

"Jangan kaget, nak. Itu Mantra Perluasan Tak Terdeteksi," kata Aberforth mewakili Kayra untuk menjelaskan.

Kayra memang memakai mantra itu pada tasnya, tentu agar dia bisa membawa buku-buku Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang dia butuhkan selama pergi bepergian bersama Draco. Dan tentu saja benda-benda lainnya. Walau dia tahu itu ilegal. Tapi dia tidak mungkin menyeret kopernya untuk memuat semua barang-barangnya, itu hanya akan menghambat pergerakan mereka.

"Ada lagi yang kau butuhkan?" tanya Aberforth membuat Kayra kembali memutar otaknya. Memikirkan kira-kira apa lagi yang akan dia butuhkan.

Tapi Kayra menggeleng, dia tidak punya waktu untuk berada di sini lebih lama lagi. Dia harus segera pergi. Sebelum keberadaan mereka di ketahui oleh para Pelahap Maut. "Ku rasa hanya itu yang ku butuhkan, Sir. Terima kasih atas bantuannya, aku pamit."

Aberforth mengangguk kemudian membuka pintu pub-nya agar dua siswa Hogwarts itu bisa keluar. Seperti yang di ucapkan Neville pada keduanya, Aberforth juga meminta mereka untuk berhati-hati atas apapun yang ingin mereka lakukan. Kayra mengangguk singkat kemudian keluar dari pub bersama dengan Draco. Tidak lupa mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Aberforth atas bantuannya

Di luar, hujan begitu lebat. Jalanan di depan pub penuh dengan genangan air di mana-mana. Kayra lantas mengeratkan jaket yang dia kenakan, berusaha mengusir udara dingin yang datang menembus kulit. Matanya memandang sekitar, memastikan bahwa tidak ada yang melihat mereka sekarang.

𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang