02 - Kayra Avereen

2.2K 162 13
                                    

Dalam derasnya hujan malam itu, lampu-lampu terang tampak menyala di kejauhan. Seakan memberitahu orang yang melihat bahwa sebuah kastil besar berdiri di sana. Kastil yang menjadi tempat berlindung banyak nyawa, tetapi juga menjadi tempat incaran para Pelahap Maut. Sulit mengatakan bahwa kastil itu adalah tempat yang aman untuk bersembunyi. Namun selain tempat itu, sepertinya tidak ada tempat yang lebih aman dari pada kastil ini.

Walau tinggal di dalamnya hanya akan terus dihantui rasa takut. Memikirkan bahwa kapan saja mereka bisa mendapatkan ratusan Pelahap Maut sebagai tamu tak diundang. Namun, setidaknya mereka saling memiliki dalam kastil itu. Saling menjaga satu sama lain dengan harapan bahwa tidak akan ada yang terluka.

Meski kini mereka harus menerima kenyataan bahwa kepala sekolah mereka yang dulu, Albus Dumbledore, sudah tiada sejak penghujung semester lalu. Jatuh mengenaskan dari atas Menara Astronomi yang menurut rumor dilakukan oleh Pelahap Maut.

Tempatnya kini diisi secara tak terduga oleh Severus Snape. Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di tahun sebelumnya. Kini pelajaran itu mendapatkan guru baru. Guru yang sama sekali tidak pernah diharapkan ada di Hogwarts. Namanya Amycus Carrow, seorang Pelahap Maut yang terkenal kejam pada murid-murid di Hogwarts.

Saudara perempuannya, Alecto Carrow, menjabat sebagai guru di pelajaran Telaah Muggle. Dia juga seorang Pelahap Maut, sama seperti saudaranya. Wajahnya kelewat menyeramkan untuk ukuran seorang perempuan. Amat kejam dalam mengajar apalagi menghukum murid yang melanggar peraturan.

Tidak ada yang menyukai dua guru baru itu, apalagi Snape yang menjabat sebagai kepala sekolah. Sejak kenaikan jabatannya itu, Hogwarts menjadi kelam. Sangat kelam di tengah kejayaan Voldemort yang perlahan kembali. Apalagi dengan kabar bahwa Harry Potter tidak kembali ke Hogwarts tahun ini. Rasanya harapan tinggi yang ada di dalam hati murid-murid Hogwarts harus hilang begitu saja.

Dalam kesunyian malam itu, Snape dan Draco tiba di Hogwarts setelah berjalan dalam hujan dari Hogsmeade. Snape membawa Draco melewati tangga-tangga pualam Hogwarts, naik terus sampai tiba di lantai tujuh. Tujuannya mencari Kayra Avereen, orang yang akan ditugaskan untuk menjaga Draco. Dia yakin gadis itu mampu melakukan tugas yang akan dia berikan.

Draco mengikuti Snape dengan perasaan campur aduk, masih ragu dengan keputusan Snape yang akan menyerahkan dia kepada seorang Ravenclaw.

"Kau yakin dia bisa menjagaku, profesor? Apa tidak ada orang lain yang dapat kau suruh?" tanya Draco berusaha mengejar langkah Snape yang begitu cepat ketika menaiki tangga.

"Percaya saja padaku atau kau akan jadi santapan Nagini malam ini," kata Snape tanpa memperlambat langkahnya. Berkata dengan dingin sampai membuat Draco merinding mendengarnya.

Draco memandang gurunya frustrasi, tetapi tetap mengikuti langkah Snape sampai tiba di salah satu menara. Ini bukan Menara Ravenclaw, yang seharusnya mereka datangi kalau ingin mencari Kayra Avereen. Namun, ini Menara Astronomi.

"Bukankah kita mencari si Avereen itu? Mengapa kita pergi ke menara ini, profesor?" Draco bertanya bingung. Namun, Snape tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya sampai ke dalam.

Draco mendadak pucat, ingatan tentang tempat ini begitu basah di kepalanya. Dia ingat bagaimana dia menodongkan tongkat pada Dumbledore malam itu. Menatap penuh ketakutan pada pria tua yang akan dia bunuh. Malam itu tangannya bergetar hebat, tidak sanggup melakukan apa yang Voldemort ingin dia lakukan.

"Selamat malam, profesor." Seorang gadis berbicara, membalas sapaan gurunya sedetik yang lalu, "jadi, ada urusan apa kau memanggilku kemari tengah malam begini?" tanya Kayra tampak tidak suka memandang kepala sekolah-nya itu.

"Aku akan langsung ke intinya karena bisa saja dia diserang malam ini."

Kayra tampak mengernyitkan dahi, "dia? Maksudmu orang yang berdiri di belakangmu itu?" Kayra menatap Draco yang berdiri di belakang Snape.

𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang