Kesan pertama yang mereka dapatkan ketika sampai di Diagon Alley adalah sepi. Diagon Alley yang selalu ramai setiap harinya mendadak kosong akibat kejadian akhir-akhir ini. Sebagian toko di jalan itu tutup, hanya beberapa toko yang buka, termasuk nekat karena hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini. Mau bagaimana lagi, mungkin hanya itu sumber penghasilan mereka.
Kayra dan Draco menyusuri jalanan yang sepi, tidak banyak juga pengunjung di sana. Mungkin hanya sedikit saja dari mereka yang sedang berbelanja. Itu pun tampak waspada pada sekitarnya. Sama seperti mereka berdua juga, tampak gugup berjalan-jalan di area terbuka seperti ini.
"Nah sekarang, beli keperluanmu. Mau kemana? Madam Malkin's?" tanya Kayra menunjuk sebuah toko baju di sisi selatan.
"Tidak, aku tidak akan ke sana. Lebih baik aku pergi ke Twilfitt and Tattings, di sana lebih bagus." Kata Draco seakan merendahkan toko Madam Malkin. Kayra menatapnya heran, memangnya apa yang salah dari toko itu? Padahal Madam Malkin adalah orang yang ramah.
"Kau ini memang pemilih sekali! Lagi pula, kenapa kau tidak ingin pergi ke sana?"
"Kau tidak perlu tau, lagi pula itu bukan urusanmu." Draco berkata ketus, menyusuri jalan ke arah utara untuk mencari toko Twilfitt and Tattings.
Kayra berdecak sebal, tapi tetap mengikuti Draco di sampingnya. Matanya dengan lincah menatap sekitar, berjaga-jaga kalau saja Pelahap Maut muncul secara mendadak. Untungnya sejauh yang dia lihat, tidak ada gerakan mencurigakan yang terjadi di sekitar mereka.
Kayra lalu mengikuti Draco masuk ke dalam toko yang bernama Twilfitt and Tattings. Tokonya terlihat lebih megah di banding toko Madam Malkin's, mungkin karena itu Draco lebih memilih belanja di sini. Pakaian di dalam toko ini juga terlihat amat berkelas di banding yang ada di toko sebelah.
"Ingat, seperlunya," kata Kayra sebelum meninggalkan Draco, membiarkan laki-laki itu berbelanja keperluannya sendiri. Sedangkan Kayra berdiri di dekat jendela, mengamati keadaan sekitarnya.
Tidak ada yang berubah dari Diagon Alley saat terakhir kali dia datang kemari, sekitar sebulan yang lalu. Ada beberapa toko yang hancur setelah di serang Pelahap Maut, bahkan pemiliknya di kabarkan menghilang, ada juga yang mengatakan mereka langsung di bunuh begitu tokonya di hancurkan.
Dan dari semua kejadian yang terjadi di tempat ini, tidak ada satu alasan pun yang Kayra dapati. Tidak tahu penyebab semua toko itu di hancurkan dan pemiliknya di culik atau di bunuh. Memang tidak akan ada yang tahu soal rencana Voldemort.
Menurut Kayra, Voldemort hanya melakukan itu demi kesenangannya. Ingin menunjukkan pada dunia bahwa dia orang yang berkuasa dan orang-orang harus tunduk padanya. Semenjak dia bangkit, tidak ada lagi yang namanya ketenangan dan kedamaian. Semuanya penuh dengan ketakutan dan kewaspadaan.
Di tengah kegiatan melamunnya itu, Kayra memikirkan bagaimana keadaan teman-temannya di Hogwarts. Saat kedatangan Pelahap Maut kemarin malam, apakah mereka semua baik-baik saja? Para Pelahap Maut itu mencari Draco, jadi mereka pasti akan memeriksa kastil itu.
Masuk ke dalam asrama-asrama agar dapat menemukan eksistensi Draco, apalagi Asrama Slytherin. Kayra tidak tahu apa saja yang terjadi, tapi dia harap semua baik-baik saja.
"Apa yang kau pikirkan?" Lamunan Kayra pecah ketika suara Draco menyapa telinganya. Gadis itu menoleh, menatap Draco yang memandangnya dengan tatapan angkuh di belakang. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya.
"Tidak ada. Sudah selesai?" Kayra menggelengkan kepala kemudian bertanya.
"Sedang di bungkus." Kata Draco menunjuk bungkusan sedang di atas meja kayu tak jauh dari tempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco Malfoy
FanfictionHanya cerita singkat tentang Kayra Avereen dengan semua kesulitan yang dia hadapi di tengah tugas yang di berikan oleh salah satu profesornya di sekolah, Severus Snape. "𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙢𝙚, 𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤. 𝙔𝙤𝙪'𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙜𝙚𝙩 𝙝𝙪𝙧𝙩." . ...