25 - Complicated

907 102 8
                                    

Keheningan langsung menyapa kembali ruangan itu ketika Bellatrix mendeklarasikan tantangannya pada Draco beberapa saat yang lalu. Mendengar itu, Draco mendadak berubah menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Ada senyum meremehkan terbit di bibirnya yang tipis itu. Auranya saat ini benar-benar mirip seperti aura Pelahap Maut pada umumnya.

Tidak ada lagi getaran pada tangannya, tidak ada lagi ketakutan tersirat di wajahnya yang pucat, dia benar-benar siap menerima tantangan dari bibinya itu. Tidak peduli apa yang akan terjadi padanya nanti, dia hanya akan menyelamatkan keluarganya dan juga Kayra.

Lalu setelah mengeluarkan kekehan yang kembali membangkitkan amarah Bellatrix, Draco melangkah maju. Langkahnya pelan tapi tidak ada keraguan di dalamnya. Benar-benar berbeda dengan Draco Malfoy yang sebelumnya. Yang hanya bisa merepotkan Kayra dan tidak berguna sama sekali. Yang hanya membuat ibunya dalam bahaya dan cemas terhadap dirinya.

Tidak ada lagi Draco Malfoy yang seperti itu sekarang ini.

Walau perasaan cemas tetap menghampiri Narcissa ketika melihat anaknya kini berhadapan dengan kakak perempuannya itu. Dia sudah terlalu lemas untuk sekedar berteriak lagi. Tubuhnya masih bergetar menyaksikan Kayra di siksa oleh Bellatrix tepat di depan matanya. Rasanya semua energi dalam tubuhnya menguap karena kejadian hari ini.

Narcissa tidak pernah merasa begitu menderita seperti sekarang ini. Melihat keponakannya terbaring lemas, kemudian anaknya yang berada di ujung maut. Sementara dirinya tidak bisa melakukan apa pun dengan tubuh yang terikat ini. Dia merasa tidak berguna baik sebagai ibu maupun bibi.

"Kau sudah dewasa rupanya. Padahal dulu kau hanya anak manja yang penakut," kata Bellatrix berusaha memancing amarah Draco. Tapi sayangnya, itu tidak berhasil sama sekali.

"Tentu, aku yang kau maksud baru saja mati beberapa saat yang lalu." Kata Draco menghentikan langkahnya ketika ujung tongkatnya berada tepat di depan wajah Bellatrix.

Bellatrix tertawa kecil, "kau bahkan sudah berani menodongkan tongkat padaku," katanya tanpa sedikit pun rasa takut. Faktanya memang tidak ada yang bisa membuat wanita itu takut, kecuali Sang Pangeran Kegelapan.

Draco tidak menjawab apa yang bibinya itu katakan. Dia hanya fokus menatap wajah Bellatrix, sambil memikirkan mantra apa yang akan dia keluarkan untuk menyerang wanita di hadapannya ini. Mungkin Mantra Crucio, untuk membalas apa yang dia lakukan pada Kayra. Atau bisa juga membuat Bellatrix berakhir seperti ayahnya. Atau pakai saja berbagai macam mantra untuk menyiksanya, seperti yang terjadi pada Narcissa.

Sudah banyak sekali mantra yang bertebaran di dalam kepala Draco. Dari yang paling kejam sampai yang biasa saja. Entah mana yang akan dia gunakan terlebih dahulu untuk membuat Bellatrix tumbang.

"Kenapa diam saja? Serang aku," kata Bellatrix menunjuk dirinya. Wanita itu bahkan tidak mengangkat tongkatnya sama sekali.

"Aku sedang memikirkan mantra apa yang cocok untukmu, jangan terburu-buru."

Sekali lagi, Bellatrix hanya tertawa mendengar perkataan keponakannya itu. Tawa yang makin lama terdengar memuakkan bagi Draco. Dia mendadak benci dengan suara tawa Bellatrix. Rasanya ingin sekali dia memotong pita suara milik bibinya itu agar tidak mengeluarkan suara tawanya lagi.

Sementara Draco begitu fokus pada Bellatrix, Kayra menatap keduanya dengan pandangan cemas. Kalau saja tubuhnya sudah bisa dia gerakan, mungkin dia akan menengahi kedua orang itu. Hanya saja sekarang ini, bahkan untuk bernapas saja rasanya sulit sekali. Jadi dia hanya menyaksikan kedua orang itu dalam diam.

Walau begitu, dia bisa merasakan dengan jelas aura kebencian dari sosok Draco. Selama waktu yang dia habiskan bersama Draco--walau tidak lama--Kayra sama sekali tidak pernah merasakan aura seperti itu. Tampangnya saja yang terlihat menakutkan, padahal kenyataannya Draco itu orang yang pengecut. Tapi sekarang, mungkin Kayra harus menarik perkataannya yang satu itu.

𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang