"Draco Malfoy!" Kayra berseru dalam sepinya lorong yang dia lewati. Meneriakkan nama Draco sambil berharap laki-laki itu muncul di depannya.
Sudah hampir setengah jam Kayra berkeliling di lorong-lorong ini, tapi dia sama sekali tidak melihat batang hidung laki-laki itu. Ingin sekali Kayra memaki Draco, tapi tidak bisa dia lakukan karena laki-laki itu tidak ada di hadapannya. Dan kalau mereka bertemu, Kayra pastikan akan memukul Draco sampai dia puas.
Sekali lagi, Kayra berbelok di ujung lorong. Mengedarkan pandangannya pada bangunan-bangunan kosong di sepanjang lorong itu. Mungkin saja Draco ada di dalam salah satu bangunan itu, bersembunyi seperti kucing yang ketakutan. Tapi sekali lagi, Kayra tidak menemukan apa-apa.
Tidak ada jejak Draco di mana-mana, apalagi eksistensinya. Kayra menggeram rendah, sudah terlalu pusing mencari keberadaan Draco. Padahal belum ada satu hari dia bersama dengan Draco, tapi Draco sudah membuatnya sakit kepala.
Kayra menghela napasnya kasar, mengacak rambutnya yang agak berantakan. Bingung, harus kemana lagi mencari Draco. Apalagi mengetahui Diagon Alley yang luas ini. Draco memang bodoh. Apa susahnya tetap berada di dekatnya? Membantunya melawan Pelahap Maut? Lari hanya membuatnya makin kesulitan. Dan akibatnya, mereka berdua sama-sama tidak tahu harus kemana.
Padahal sebelum pergi ke Diagon Alley, Kayra sudah memberi peringatan untuk tetap berada di dekatnya. Tapi Draco tidak mendengarkan. Demi Merlin, menyusahkan sekali!
"Sialan!" Kayra mengumpat, menendang batu yang berada tepat di depan kakinya sampai mengenai gerobak sampah terdekat. Menimbulkan suara sedikit nyaring dan bergema di sepanjang lorong itu.
Saat itu terjadi, Kayra mendapati pergerakan di ujung lorong di depannya. Kayra tidak tahu itu siapa atau apa, tapi matanya menyipit. Berusaha melihat dengan baik di tengah lorong yang agak gelap karena sinar matahari tidak dapat menjangkaunya.
Kayra melangkahkan kakinya perlahan, mendekati tempat di mana dia melihat sesuatu bergerak. Tongkatnya sudah siap siaga sejak tadi, mencegah sesuatu yang mengancam terjadi.
Dengan jantung yang berdetak begitu cepat, Kayra berusaha untuk tidak menimbulkan suara. Jaraknya dengan tempat tadi semakin dekat, dan Kayra merasa ada seseorang di balik tembok itu. Entah siapa dan sedang melakukan apa.
Kayra berbelok, sudah bersiap melayangkan kutukan pada siapapun di balik tembok ketika dia menyadari sesuatu. Itu Draco Malfoy, orang yang sejak tadi dia cari. Berjongkok sambil memeluk bungkusan yang tadi dia beli di Twilfitt and Tattings.
Rasa-rasanya Kayra ingin langsung memukulnya, tapi melihat bagaimana Draco meriuk dengan bungkusan di tangannya, membuat Kayra ingin tertawa. Dia seperti seseorang yang takut kecopetan dari pada seseorang yang takut mati. Lucu sekali.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Kayra sembari menahan tawanya. Seandainya Kayra memiliki kamera atau semacamnya, mungkin Kayra akan mengabadikan momen ini.
Mendengar suara yang agaknya dia kenali, Draco mengangkat wajahnya dan menoleh. Wajahnya agak terkejut melihat kehadiran Kayra tapi dengan cepat kembali datar. Berusaha untuk terlihat angkuh di depan gadis itu.
Draco berdeham, "tidak ada," katanya santai kemudian bangkit berdiri.
"Lalu kenapa kau meriuk seperti orang yang takut kecopetan?" Kayra berniat mengejek, memasang wajah semenyebalkan mungkin.
"Siapa? Aku? Jangan gila! Untuk apa aku meriuk seperti itu? Kau perlu memeriksa matamu, Avereen." Katanya kemudian berjalan melewati Kayra yang mati-matian menahan tawanya.
"Lalu kenapa kau berjongkok seperti tadi? Memungut semut di tanah?"
"Itu bukan urusanmu!"
Kayra tertawa kecil, kondisi Draco tadi membuatnya sejenak lupa akan kekesalannya pada laki-laki itu. Kayra akan mengingat kejadian hari ini agar dia bisa mengejek Draco lain kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco Malfoy
FanfictionHanya cerita singkat tentang Kayra Avereen dengan semua kesulitan yang dia hadapi di tengah tugas yang di berikan oleh salah satu profesornya di sekolah, Severus Snape. "𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙢𝙚, 𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤. 𝙔𝙤𝙪'𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙜𝙚𝙩 𝙝𝙪𝙧𝙩." . ...