Draco bangun pagi itu dengan tubuhnya yang sedikit lelah. Padahal hari sebelumnya dia tidak melakukan hal yang berat. Laki-laki itu terduduk di pinggir ranjang, menatap kosong lantai kamarnya. Seperti kata ibunya, hari ini dia akan pergi meninggalkan Inggris, entah ke mana tujuannya nanti. Tapi yang jelas itu pastilah tempat yang lebih aman dari pada di sini.
Sejujurnya, Draco enggan untuk pergi. Tidak tanpa ibunya. Dia tidak mungkin meninggalkan ibunya di manor ini sendirian. Menghadapi akibat yang Draco timbulkan sendirian. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ibunya menghadapi Pangeran Kegelapan sendirian. Itu akan sangat sulit.
Draco bimbang harus menuruti perkataan ibunya atau tidak. Selain itu, Draco juga memikirkan Kayra, gadis itu pasti lelah harus terus melarikan diri bersamanya. Harus meninggalkan kehidupannya yang normal karena tugas bodoh yang di berikan oleh Profesor Snape. Draco baru menyadari betapa egoisnya tugas itu. Masalahnya, taruhannya adalah nyawa.
Dia ingin meninggalkan Kayra dan pergi sendirian, tapi gadis itu juga bisa saja berada di dalam bahaya karena pernah berurusan dengannya. Draco benar-benar di hadapkan dengan berbagai pilihan yang sulit. Entah yang mana yang harus dia ambil.
Hanya helaan napas yang terdengar ketika Draco memikirkan semua itu. Kemudian ketika dia hendak beranjak dari ranjangnya, pintu kamarnya tiba-tiba saja di buka dengan kasar. Draco terkejut, tapi lebih terkejut lagi melihat ibunya yang muncul dengan wajah yang panik.
"Apa yang terjadi, Mum?" tanya Draco menatap ibunya.
Narcissa memegang kedua lengan putranya itu, "kau harus pergi sekarang, mereka di sini!" katanya dengan nada panik.
Mendengar itu, perasaan Draco seperti bercampur aduk menjadi satu. Dia takut, cemas, putus asa, semuanya. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia hanya terdiam di tempatnya, pilihan mana yang harus dia ambil? Kabur bersama Kayra atau tinggal bersama ibunya?
"Draco! Apa yang kau lakukan? Cepat, kau harus pergi!" seru Narcissa dari ambang pintu kamar Draco. Berniat pergi ke kamar Kayra untuk membangunkan gadis itu. Tapi belum sempat Narcissa menyentuh gagang pintu kamar itu, Kayra lebih dulu keluar dari dalam kamarnya. Menatap bingung pada Narcissa yang terlihat ketakutan.
"Kalian harus pergi sekarang," kata Narcissa begitu melihat Kayra keluar dari dalam kamar. "Bawa Draco pergi dari sini, nak. Aku mohon."
Kayra menatap Narcissa dan Draco bergantian, dia mendadak ikut panik karena ekspresi kedua orang di hadapannya itu. Tanpa berlama-lama lagi, Kayra berlari masuk ke dalam kamarnya, mengambil tas punggungnya kemudian keluar lagi.
"Ke mana tujuan kami, Mrs. Malfoy?" Kayra ingin memanggil Narcissa dengan sebutan bibi, tapi ada Draco di sana. Dia ragu Narcissa menceritakan hubungan mereka pada Draco, karena tampaknya Draco tidak tahu apa pun.
"Pergi ke stasiun, dapatkan tiket ke mana pun asal kalian keluar dari Inggris."
"Lalu, bagaimana kami keluar dari sini?"
Narcissa tampak berpikir, rumah ini sudah di mantrai agar tidak ada yang bisa ber-apparate sembarangan. Mau tidak mau, mereka harus keluar dari rumah ini agar bisa ber-apparate. Dia tidak bisa membiarkan kedua anak ini melewati tangga karena itu hanya akan membawa bencana. Jadi akhirnya, tanpa berpikir lebih panjang, Narcissa kembali masuk ke dalam kamar Draco.
Dengan tangan yang bergetar, dia membuka jendela kamar Draco. Tidak ada jalan keluar lain selain melompat dari jendela ini. "Lompatlah, kalian tidak bisa menggunakan tangga," katanya menatap Kayra dan Draco bergantian.
"Mum, kau serius?" Draco tampak memandang ibunya dengan ragu. Bukan, bukan karena rencana melarikan diri dengan melompati jendela. Lebih kepada, meninggalkan Narcissa sendirian di manor ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐚𝐢𝐦𝐥𝐞𝐬𝐬 || Draco Malfoy
FanfictionHanya cerita singkat tentang Kayra Avereen dengan semua kesulitan yang dia hadapi di tengah tugas yang di berikan oleh salah satu profesornya di sekolah, Severus Snape. "𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙢𝙚, 𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤. 𝙔𝙤𝙪'𝙡𝙡 𝙤𝙣𝙡𝙮 𝙜𝙚𝙩 𝙝𝙪𝙧𝙩." . ...