ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..
🍀🍀🍀
-AWAL PERTEMUAN DENGANNYA-
_____________________
Di perjalanan pulang, baskara dan bagas tak langsung pulang ke rumah, melainkan mampir terlebih dahulu ke supermarket untuk mengisi perut mereka. Yuda dan irfan juga ikut, mereka setelah ini ikut ke rumah bagas dan baskara, mereka sengaja karena ingin main terlebih dahulu, suntuk di rumah terus.
"Eh anjir, gelap banget, mau ujan woi. " Panik irfan memandangi langit yang tiba-tiba mendung. Perasaan tadi masih terang benderang.
"Biarin aja napa sih, heboh banget lo. Inget, hujan itu rahmat. " Ceramah Yuda menatap jengah irfan. Ini orang kenapa heboh mulu sih.
"Ya kita pulang nya gimana cok. "
"Weh tolek! Lo di supermarket, jas ujan banyak tuh bejibun! Ngapain heboh banget sih. " Sentak bagas tak mengerti lagi dengan irfan.
Irfan baru ngeh saat melihat banyak jas hujan di dalam supermarket itu. "Gue baru inget kita di supermarket, hehe. "
"Bang. Abang jadi kan besok ikut Olimpiade nya? " Tanya baskara kepada bagas yang tengah memakan snack.
"Iya, kenapa? "
Baskara menggeleng pelan. "Enggak, nanya doang. Terus abang nggak belajar gitu? Kenapa malah nongkrong di sini. " Ucapnya lagi.
"Abang juga butuh refreshing juga kali, nanti pulangnya pasti belajar. " Balas bagas santai.
Irfan menatap bagas sambil geleng-geleng kepala. Bagas yang di tatap begitu pun bingung. "Kenapa lo? "
"Huhh, lo nggak pusing gitu bang? Belajar tiap hari buat ikut lomba sana sini? Gue kalo jadi lo mungkin udah berasep kepala gue. " Heran irfan. Bagaimana bisa ada orang yang sangat ambis seperti bagas. Ia tak bisa membayangkan betapa pusingnya menjadi orang seperti bagas. Harus belajar tanpa henti.
"Mungkin bukan berasep lagi, kebakaran malah kepala lo kalo memang lo jadi bang bagas. " Sahut Yuda menatap remeh irfan.
"Pusing ya pusing ege, tapi ya gitu. Gue cuma mau ngisi waktu luang aja, daripada main game yang nggak berfaedah kayak kalian semua. " Gertak bagas sambil terkekeh pelan.
"Wahhh kurang ajar. "
"Orang ngisi waktu luang tu jalan-jalan, pacaran, dan lain-lain. Ini malah belajar, itu cuma nambah beban pikiran lo doang. "
"Anjirr. Gue bukan lo ya fan. Gue belajar juga buat masa depan, buat ngebanggain orang tua gue. Biar uang mereka nggak keluar sia-sia cuma buat nyekolahin gue. " Balas bagas tak santai.
Irfan sontak terdiam. "Sebenernya gue pengen jadi ambis, tapi masalahnya tuh, gue males. " Lirihnya.
"Ini lah masalah anak jaman sekarang, males. Sebenarnya kalo lo bener-bener pengen jadi ambis, lo bakalan perangin rasa males lo itu. Bukan cuma modal ngomong, belum berusaha aja udah ngeluh. " Semprot bagas lagi-lagi membuat irfan terdiam seribu bahasa.
"Yud, lo sadar nggak sih. " Ujar baskara tiba-tiba.
Yuda mengernyit heran. "Sadar apanya? Gue nggak lagi kemasukan ya anjirr. "
Baskara berdecak. "Ck. Bukan ege! Lo sadar nggak sih sama tatapan cindy sama lo? " Lanjut nya.
Yuda semakin bingung dibuatnya. "Apaan sih, nggak jelas banget lo. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US TOGETHER
Teen FictionIni kisah tentang remaja yang mempunyai dendam pada seseorang, yang telah membuat kehidupannya semakin hancur. Juga tentang remaja yang selalu ingin menjadi perisai bagi seseorang, sehingga lupa menjadi perisai untuk dirinya sendiri. Kevo? Bacaa