*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..
🍀🍀🍀
✥Kemarahan Baskara✥
_____________________
Baskara menghirup udara segar dipagi hari. Hari ini adalah hari Kamis, Baskara dan Bagas akan berangkat ke sekolah seperti biasa. Pagi ini cukup menyenangkan bagi Baskara, karena apa? Karena ayahnya berjanji padanya tadi jika sehabis pulang sekolah dia akan membawa Baskara dan Bagas untuk pergi ke rumah opa oma mereka yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Narendra dan Isma, adalah orang tua dari ayah mereka yaitu Sagara tentunya.
Di teras rumahnya, Baskara menutup mata menghirup udara pagi sambil merentangkan tangannya dramatis. Dia sudah siap dengan pakaian sekolah, tinggal menunggu Bagas keluar dari kandangnya.
"ABANGGG! CEPETAN! JANGAN LELET-LELET JADI COWOK! " Teriak Baskara menggelegar di seluruh rumah. Untung saja rumah mu luas, bas, jadi bisa leluasa tanpa takut dimarahi tetangga.
Pak maman yang setia berdiri di pos nya pun hanya bisa menggeleng kecil dengan helaan napas panjang. "Emang, anak satu itu suka banget teriak-teriak, tenggorokannya nggak sakit apa, " Gumam pak maman sambil meminum kopi yang sudah dibuatkan oleh bik Iyah, istrinya.
Baskara menatap sekelilingnya bangga, kedua tangannya bersedekap seraya berkata. "Nggak salah gue punya bapak kaya raya kayak tuan Sagara. Gue bisa nanem pohon sesuka gue, ck, ck, ck, " Monolog Baskara, menatap kagum kearah pohon rambutan yang ia tanam sendiri waktu kecil.
"DEN! ITU RAMBUTAN NYA UDAH BOLEH DIPANEN! KAPAN NIH RENCANA?" Teriak pak maman bertanya kepada Baskara.
Laki-laki itupun menoleh kearah pak maman dan tersenyum sumringah, dia berlari lucu mendekati pak maman.
"Beneran udah boleh, pak? Kalo bisa nanti ajalah! Babas udah nggak sabar makan rambutan nya. Eeuumm, " Saking tak sabarnya untuk memakan rambutan yang manis itu, air liur Baskara sampai menetes tanpa ia sadari.Melihat itu pak maman tertawa, dan mengambil sapu tangan di atas mejanya dan mengelap mulut Baskara dengan telaten.
"Aden udah gede masih aja ileran, kayak anak kecil, " Gumam pak maman.Baskara malah menyengir tanpa dosa. "Makasihh pak maman ganteng, " Ujarnya dengan kekehan.
"Syama-syama adennn, " Balas pak maman dengan nada yang di buat-buat, yang semakin membuat Baskara tertawa adalah wajah mengejek pak maman.
"Pak, pak maman sama bibik lagi kemusuhan ya? " Tanya Baskara tiba-tiba.
Sontak raut wajah pak maman berubah menjadi cemberut. "Iya, bapak lagi kemusuhan sama si Iyah, lagian, dianya yang ngeyel, disuruh makan malah nonton drakor, " Jawab pak maman lucu.
Baskara sok syok mendengar jawaban pak maman. "Seriusan? Ihhh parahhhh lahh, dong pak maman ditinggal tidur sendirian? "
Pak maman mengangguk. "Heem, masa di suruh temenin bapak tidur dia malah milih nonton drakor di sama ibuk, " Ibu yang di maksud pak maman adalah Aya.
Baskara mencoba menahan tawanya agar tak menyembur. "Pak, sebenarnya tuh, yang ngajak bik Iyah nonton drakor babas, bukan mama, ahahaha, " Baskara dengan tak berdosanya tertawa puas didepan pak maman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US TOGETHER
Fiksi RemajaIni kisah tentang remaja yang mempunyai dendam pada seseorang, yang telah membuat kehidupannya semakin hancur. Juga tentang remaja yang selalu ingin menjadi perisai bagi seseorang, sehingga lupa menjadi perisai untuk dirinya sendiri. Kevo? Bacaa