13

64 6 0
                                    

*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..

🍀🍀🍀

_____________________

Sejak tadi Baskara terus mencari keberadaan Cindy, dan tak berhasil ia temui sama sekali. Tak ada tanda-tands keberadaan Cindy dimanapun, Baskara sudah mencarinya dimana-mana, tapi tetap saja hasilnya, nihil.

Baskara membuang napas frustasi, napasnya pun terengah-engah karena sedari tadi terus berlari. "Huh... " Baskara terdiam sejenak sambil berpikir kemana ia akan mencari Cindy selanjutnya. Kemudian otaknya tiba-tiba konek, dan tujuannya kali ini adalah rooftop.

Dia pun melanjutkan pencariannya, menaiki banyaknya anak tangga menuju rooftop. Dan tak butuh waktu lama, Baskara tiba di atap. Dan matanya pun mulai menyapu ke segala arah, hingga bola matanya menemukan sosok Cindy yang meringkuk di sudut rooftop sambil menangis.

Baskara mulai melangkah mendekat dengan perlahan, dirinya tak tega melihat Cindy menangis histeris seperti itu, ini kali pertamanya ia melihat pemandangan seperti ini.

Tangan Baskara tergerak untuk menyentuh pundak Cindy yang bergetar, dada gadis itu naik turun karena menangis sesegukan.
Dan tanpa aba-aba, Baskara memeluk tubuh gadis itu, mengelus rambut hitamnya dengan lembut, dan menepuk-nepuk punggung itu untuk menenangkan.

Cindy semakin menangis histeris setelah mendapat pelukan hangat tersebut, dia menangis sejadi-jadinya di dada bidang milik Baskara, dia tak peduli dengan Baskara yang tak nyaman, dia hanya ingin menumpahkan segala rasa sakit dihatinya dengan cara menangis.

Dan beberapa menit pun berlalu, tangisan Cindy mulai mereda. Baskara masih enggan melepaskan pelukannya, ia masih ingin memberikan kehangatan untuk Cindy agar menjadi jauh lebih tenang.

"Lo udah tenang? " Tanya Baskara lembut. Cindy membalasnya dengan anggukan kecil.

Perlahan-lahan, Baskara merenggangkan pelukan nya. Kemudian menangkup wajah Cindy dengan kedua tangannya, mengangkat wajah yang tadi tertunduk tak berani menatapnya.

"Lo nggak perlu khawatir, ada gue di sini, " Ujar Baskara dengan nada pelan dan lembut. Mengusap pipi Cindy yang basah karena air mata.

"Bas.. Gue malu.. Tubuh gue sekarang jadi tontonan orang banyak, " Ucap Cindy masih sesegukan, matanya sudah sangat bengkak karena dari malam tadi menangis.

"Gue udah sobek semua foto itu, jadi lo nggak perlu khawatir lagi, " Balas Baskara justru membuat Cindy menggeleng kecil.

"Bukan berarti lo sobek, semuanya orang bakalan lupa, bas, gue takut.. " Lirih Cindy kembali menundukkan kepala.

Baskara mengerti bagaimana perasaan Cindy saat ini, dia juga mengerti ketakutan yang ada di dalam diri Cindy saat ini. "Ada gue, lo nggak perlu takut. Kalo ada yang berani macem-macem sama lo, bakalan gue bikin dead. "

Cindy tak membalas, dia masih terdiam dengan tatapan mulai kosong. Baskara duduk bersila didepan Cindy yang terduduk sambil memeluk lututnya.

"Lo baik-baik aja, kan? Ada masalah lain? " Tanya Baskara tiba-tiba.

Cindy mendongak dan menatap Baskara sejenak. "Orang tua gue mau cerai, bas, " Jawab Cindy tanpa ragu.

ABOUT US TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang