*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..
🍀🍀🍀
_____________________
Bagas berdiri di depan gerbang besar rumahnya, dia menunggu pak maman membukakan dirinya gerbang, karena kunci gerbang ada di tangan beliau. Bagas sudah memencet bel lebih dari tiga kali, tapi belum juga ada yang membukakan dirinya gerbang.
"Pak maman! Bukain dong! Ohh pak maman! " Seru Bagas menempelkan wajahnya di gerbang tersebut, sungguh, matahari siang ini sangat terik, Bagas ingin cepat-cepat masuk ke rumah.
"BIK IYAH! PAK MAMAN! MAMA! PAPA! BUKAIN DONG! KALIAN TEGA LIAT ANAK PALING GANTENG INI KEPANASAN DI LUAR!? " Teriak Bagas frustasi.
Beberapa menit kemudian, ponsel Bagas berbunyi, menandakan bahwa ada yang menelfon dirinya. Dengan lemas dan malas, dia mengambil ponsel tersebut di dalam kantong dan mengangkat telepon.
"Hallo? Siapa? Maaf, nggak minat nanam saham lagi, papa saya udah tajir melintir. " Ucap Bagas ngawur, tanpa melihat siapa yang menelfon.
"Weh! Ini papa kamu Bagas! Nanam saham nanam saham, belajar aja yang bener sono! " Sentak sang papa dari balik telepon.
Bagas pun tersentak kaget, lalu cemberut. "Papa kemana sih! Kok baru nelpon? Ini di rumah nggak ada yang mau bukain bagas gerbang! " Kesal nya.
"Heh cil! Gimana mau nggak ada yang bukain, orang dirumah nggak ada orang. Ini kita semua lagi di rumah kakek kamu, gas, jadi cepet ke sini. " Dengan entengnya Sagara mengatakan hal itu. Bagas termenung seketika, tak bisa berkata apapun.
"Kok baru ngasih tau sih! Bagas udah hampir sejam nunggu di depan, papa ganteng.... "
"Papa lupa ngasih tau kamu, gas. Lagian siapa suruh kagak nanya, kepanasan kan lo di luar. Yaudah cepet jalan ke rumah kakek kamu sini. " Titah Sagara.
"Ish! Kakek siapa dulu ni? Kakek Bagas banyak soalnya. "
"Kakek parhan kamu yang ganteng... "
"Ohhh, yaudah, Bagas jalan dulu. Tungguin! Jangan pergi lagi, nanti Bagas udah nyampe,dia yang udah pulang! "
"Iya elah, kamu pikir papa pulang pake jet apa."
"Ya kan siapa tau, yaudah tutup aja telponnya, pulsa bagas habis nanti. "
"Pala lo! Yang ada pulsa papa yang abis! "
"Yaudah elah, ribet banget si papah. Matiin dah, assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam, Hati-hati di jalan, jangan ngebut! Liat kiri kanan! Bagas-. "
Tuttt
Dengan tak sopannya, Bagas mematikan telfonnya sebelum membalas ucapan papanya tadi. Dia malah cengengesan tak jelas, pasti setelah ini, papanya akan mendumel karenanya.
"Hiti-hiti di jilin, jingin ngibit, liit kiri kinin, bigis. Orang tua, padahal anaknya udah gede, yak. Bukan anak teka lagi, yak. Iyak. " Dia pun melesatkan motornya menuju rumah kakek farhan ganteng nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US TOGETHER
Teen FictionIni kisah tentang remaja yang mempunyai dendam pada seseorang, yang telah membuat kehidupannya semakin hancur. Juga tentang remaja yang selalu ingin menjadi perisai bagi seseorang, sehingga lupa menjadi perisai untuk dirinya sendiri. Kevo? Bacaa