*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..
🍀🍀🍀
_____________________
Keesokan harinya, Baskara dan Bagas sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi hari ini sedikit berbeda, karena Devika juga akan ikut bersama mereka ke sekolah. Ya, Devika seumuran dengan Bagas, hanya beda satu minggu saja.
Karena kemarin Devika menginap di rumahnya, jadi dia akan berangkat menggunakan motor bersama Baskara. Ferdo dan istrinya juga menginap, karena kemarin sudah terlalu larut untuk pulang ke rumahnya.
Ketiga remaja itu sudah lengkap dengan pakaian sekolahnya, kini hanya tinggal sarapan. Mereka semua duduk bersama di ruang makan. Di atas meja yang besar, sudah ada beberapa lauk pauk yang enak, roti bakar dan susu.
Aya dan Alisha yang menyiapkan semua ini untuk keluarganya. Mereka pun menyantap makanan tersebut dengan tenang, sesekali mereka mendengarkan suara Baskara yang bercerita tentang suasana sekolah tanpa Devika.
Mereka hanya mendengar tanpa ada niatan membalas, sudah, terserah Baskara saja, biarkan dia berbicara sesukanya. Mereka tak akan melarang.
Beberapa menit pun berlalu, hingga mereka semua sudah selesai sarapan dan bergegas berangkat untuk memulai aktivitas mereka. Sagara dan ferdo sudah pergi ke kantor masing-masing, dan ketiga anak mereka ikut bergegas ke sekolah.
Di sekolah, Baskara memarkirkan motornya di tempat ia bisaa parkir. Dan saat itu juga, arah pandang mata hanya fokus ke arah nya, bukan Baskara melainkan Devika. Gadis cantik yang sudah di kenal banyak oleh para murid dan guru, bukan hanya cantik, dia juga pintar, sama seperti Bagas. Mereka juga banyak mengikuti Olimpiade dan berhasil membawa pulang kemenangan.
Semua menatap takjub ke arah Devika, Baskara dan Bagas. Mereka ini adalah keluarga sempurna, sudah ganteng dan cantik, pintar, baik, kaya. Sungguh sempurna pikir mereka.
Mereka pun berjalan menuju kelas masing-masing. Sebelum itu, Devika mengantar Baskara ke kelasnya, bukan hanya mengantar, dia juga ingin melihat murid baru yang di maksud oleh Bagas kemarin.
"Dek, temen baru kamu itu dimana? " Tanya Devika sambil berjalan di sisi Baskara.
"Mana tau, kok tanya Baskara. Ngapain juga kakak nyari dia, katanya di suruh jauhin, " Protes Baskara menatap Devika mengejek.
Melihat tatapan mengejek dari Baskara pun spontan menggerakkan tangan Devika untuk memukul lengan Baskara.
"Hus, bukan gitu, kakak cuma mau liat mukanya doang. " Dan akhirnya mereka pun sampai di depan pintu ruang kelas mipa 1.Devika mencari keberadaan seseorang, sampai dimana matanya mendapati wajah yang tak asing. Dia melihat zeline yang duduk di belakang Baskara. Ya, laki-laki itu sudah meninggal kan Devika dan menghampiri zeline.
Devika menatap tajam zeline yang tertawa seperti tak ada beban, sampai akhirnya, tawa zeline memudar di gantikan wajah gelisah sambil menatap zeline di ambang pintu.
Devika menggerakkan bibirnya dan berkata tanpa suara pada zeline, dengan wajah sangarnya. Entah apa yang di katakan Devika sampai membuat zeline menggeliat risih, matanya mulai memancarkan ketakutan melihat Devika.
"Kak! " Panggil seseorang dari belakang Devika.
Sontak dia menoleh dan mendapati sosok Yuda dan Irfan di sana. Dia membuang napas sambil mengelus dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US TOGETHER
Fiksi RemajaIni kisah tentang remaja yang mempunyai dendam pada seseorang, yang telah membuat kehidupannya semakin hancur. Juga tentang remaja yang selalu ingin menjadi perisai bagi seseorang, sehingga lupa menjadi perisai untuk dirinya sendiri. Kevo? Bacaa