6

81 8 2
                                    

*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..

☘️☘️☘️

_____________________

Selama di perjalanan, wajah Baskara begitu berseri-seri, mengetahui jika kakak sepupunya sudah sampai di Jakarta hari ini. Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah tampan itu, karena terlalu eksaited, dia sampai tak menghiraukan ocehan para pengendara lain yang marah karena dirinya terlalu mengebut.

Sudah berada di komplek rumahnya, Baskara langsung masuk ke dalam rumah yang begitu besar dan terlihat megah, pagar besar berwarna hitam itu sudah terbuka sejak tadi, jadi ia tak perlu menunggu pak maman membukakan gerbang lagi.

Baskara memarkirkan motornya asal, sebelum itu, ia sengaja menderum motornya agar semua yang ada di dalam rumah tau bahwa ia sudah pulang.

DRUMMMM

Bersamaan dengan itu, seorang wanita paruh baya keluar sambil menutup telinganya. Di ikuti oleh seorang gadis cantik di belakangnya, dia juga menutup telinga tak kuat mendengar suara bising itu.

"BASKARAAAAA!! " Teriak Aya geram dengan kelakuan anaknya.

"Iyaa mamaaaa!! " Balas Baskara dengan jahil. Tapi saat itu juga dia menghentikan aksinya, lalu tertawa puas.

Baskara berjalan mendekati mamanya dengan seorang gadis di belakang tubuh wanita itu. Baskara tersenyum sumringah melihat keberadaan gadis cantik itu.

"Kakak Vika ku sayanggggg!!! " Seru Baskara membuka kedua tangannya lebar-lebar, dan memeluk perempuan yang ia sebut Vika itu.

"Babass ku sayanggggg!! " Balas perempuan bernama Devika itu. Mereka berpelukan di saksikan oleh Aya yang kini tengah geleng-geleng kepala.

Baskara memeluk Devika dengan sangat erat, membawa tubuh kakak sepupunya kesana kemari.

"Huaaaa, babas kangennn! "

"Tapi kakak enggak, wlee. " Goda Devika membuat Baskara cemberut kesal, dan langsung melepaskan pelukan mereka.

"Enggak, becanda. Kakak kangen juga kok sama babas, hihi. " Lanjut Devika tersenyum jahil.

"Huh, dasar. "

"Baru pulang bukannya salam, ini malah buat ribut. Salaman sama mamanya pun enggak, mentang-mentang kakaknya pulang. " Sindir Aya. Sontak Baskara berbalik ke arah mamanya, dan menyengir seperti tak ada dosa.

"Hihi, maaf mama. Assalamu'alaikum.. " Ujarnya sambil mencium punggung tangan Aya, dan juga pipinya secara bergantian.

"Waalaikumsalam. Kebiasaan deh. Nggak abang, nggak adek, sama aja. "

"Ihh, mama, udah minta maaf juga. "

"Iya, iyaa. Yaudah sana ajak kak Vika nya masuk. "

"Ayo, kak, kita main game barengg! Kita main ps sammmpe! Malem. Hehe. " Baskara menggenggam tangan Devika dan membawanya ke dalam rumah.

"Dih, enggak ya, kakak nggak mau, ngapain buang-buang waktu main ps. " Tolak Devika.

"Dih, dulu aja, kakak yang maksa Baskara main ps sampe malem. " Gerutunya sebal.

ABOUT US TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang