24

35 5 0
                                    

***

Ternyata Baskara mengajak Cindy ke sebuah tempat di suatu desa yang sepi dan sunyi, tak begitu banyak penduduk. Awalnya Cindy takut dan ingin pulang, namun Baskara terus membujuknya agar terus melanjutkan perjalanan yang tak lama lagi itu, karena sebenarnya mereka belum sampai ke tujuan awal yang dimaksud oleh Baskara.

"Ih, Bas, kita kapan sampenya sih ke tempat yang lo bilang," gerutu Cindy sambil memeluk perut Baskara dari belang, karena ia takut dengan keadaan sekitarnya yang hanya di isi oleh pepohonan besar. 

Baskara tak menjawab, ia fokus  mengendarai motornya. Membuat Cindy kesal, dan akhirnya gadis itu tak lagi mengeluarkan suara, karena sejak tadi ia diacuhkan.

Lima menit berlalu dalam kesunyian, hingga akhirnya motor Baskara berhenti tepat di sebuah  gubuk minimalis yang sederhana namun sangat indah, yang dikelilingi oleh padang rumput hijau, dan terdapat satu-dua pohon yang membuat udara di sana menjadi sejuk.

Cindy menatap kagum sekelilingnya, ia tak menyangka jika akan melihat pemandangan seindah ini setelah kekesalannya tadi terhadap Baskara. Cindy kira Baskara akan membawanya ke tempat yang seram, karena sejak masuk ke pedesaan ini firasat Cindy sudah tak enak. Namun ternyata firasatnya salah, ini benar-benar mengagumkan.

Karena terlalu larut akan kekagumannya, Cindy sampai tak sadar jika sejak tadi Baskara terus memperhatikan dirinya tanpa bosan, seperti ia yang tanpa bosan menatap sekelilingnya yang indah.

"Bahkan wajah penuh senyum lo lebih indah dari tempat ini." Batin Baskara ikut tersenyum kala Cindy menyunggingkan senyum manisnya.

"Lo mau masuk ke dalem nggak? Di dalem nggak kalah indah dari ini," tutur Baskara menyadarkan Cindy dari lamunan nya.

Gadis itu menatap Baskara sedikit ketus, jujur saja ia masih kesal dengan laki-laki itu karena mengacuhkannya sejak di perjalanan tadi. Namun tak ayal ia mengangguk setuju.

Baskara hanya terkekeh geli melihat itu. Kenapa gadis ini sangat lucu.

Laki-laki itu  berjalan di ikuti oleh Cindy di sampingnya. Masuk ke dalam gubuk minimalis dari bambu itu. Saat Baskara membuka pintu itu, Cindy di buat kagum oleh karya seni yang di pajang di sana, belum lagi beberapa lukisan yang sangat indah terpampang di sana.

"Wahh, bagus banget...," kagum Cindy sambil berjalan pelan, melihat dari kedekatan lukisan dan berbagai karya seni lainnya.

"Ini lukisan pertaman kali yang di buat sama Yuda, " cetus Baskara tepat saat Cindy sedang menatap keindahan lukisan yang di buat sendiri oleh tangan Yuda. Lukisan itu sangat indah, bertema Romantisme, berisikan sepasang kekasih yang terlihat menatap indahnya langit di bawah terangnya rembulan dengan segala kebahagiaan terpancar dari kedekatan mereka yang memeluk erat satu sama lain.

Tanpa sadar gadis itu mengukir sebuah senyuman manis. "Cantik." Cindy reflek berucap demikian.

Kemudian gadis itu beralih melihat lukisan yang lainnya, hingga ia sampai di sebuah lukisan yang menarik perhatiannya. Lukisan itu sama seperti lukisan yang awal, bertema Romantisme, namun lukisannya terlihat berbanding terbalik dengan lukisan awal yang ia lihat.

Di bawah terangnya rembulan dan indahnya bintang, sosok wanita sama sekali tak menatap sosok laki-laki berpakaian biru yang jelas-jelas menatap dirinya. Melainkan menatap laki-laki berpakaian putih yang menatap kearah langit.

"Ini karya siapa, Bas?" tanya Cindy penasaran.

"Gue sendiri," jawab Baskara tenang.

"Lo juga hobi ngelukis?"

"Enggak juga sih. Gue ngelukis itu awalnya iseng-iseng aja, ngeluarain apa yang gue rasain waktu itu, sampe akhirnya jadi lah lukisan itu," balas Baskara.

ABOUT US TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang