*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..
🍀🍀🍀
_____________________
"Lyn, kamu beneran mau nerima dia? " Tanya Bagas pada seorang gadis dihadapan nya yang tengah meminum jus apel miliknya.
Gadis cantik dengan rambut digerai itu menatap Bagas sejenak, dia tampak berpikir, kemudian mengangguk ragu sebagai jawaban atas pertanyaan Bagas.
Laki-laki yang baru berusia enam belas tahun itu hanya bisa menghembuskan napas panjang.
"Kamu rela ngorbanin kebahagiaan kamu, demi mempertahankan kekayaan papa kamu? " Ucap Bagas menatap gadis didepannya nyalang.Gadis bernama Evelyn itu terdiam, tak bisa membalas ucapan Bagas. Ia tak tahu harus membalas apa, karena ucapan Bagas tadi memang benar adanya.
"Lyn, kamu bisa nolak, gampang, " Ujar Bagas setelah sempat terdiam beberapa menit tadi.
Evelyn seketika meluruskan pandangannya, menatap tak percaya pada Bagas. "Gampang? Kamu pikir gampang? Enggak, gas. Ini sulit! Kamu belum ngerasain apa yang aku rasain! " Sentak Evelyn.
Bagas mendengus. "Terus, kamu mau gimana, huh? Mau sampe kapan menderita? Mau sampe kapan ngorbanin kebahagiaan kamu demi kekayaan? " Tanya nya, nada Bagas terdengar jengah, dia muak dengan semua ini. Bukan hanya kebahagiaan Evelyn yang dikorbankan, perasaannya juga ikut serta dikorbankan.
Evelyn mulai menatap manik mata Bagas sendu, ia tidak pernah ingin ada di posisi seperti sekarang, ia juga ingin bebas memilih.
"Gas, maaf, aku minta maaf. Aku nggak bisa ngelakuin apapun sekarang, selain ngikutin perkataan orang tua aku, " Lirih Evelyn.Bagas mengalihkan pandangannya kearah sembarang, ia membuang napas kasar. "Kamu nggak perlu minta maaf, bukan salah kamu, " Balas Bagas.
"Bagas, aku maunya sama kamu.. Bukan David, aku benci dia.." Lirih Evelyn dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.
Seketika Bagas memfokuskan pandangannya pada wajah cantik Evelyn, dia menggenggam kedua tangan yang bertaut tersebut dengan erat.
"Aku juga sama kaya kamu, tapi kita nggak bisa buat apa-apa sekarang. Aku juga nggak bisa ngerubah keputusan orang tua kamu. "
Evelyn menutup kedua matanya sejenak, detik berikut nya kembali ia buka perlahan, bersamaan dengan hembusan napas teratur yang keluar dari bibir nya. Kemudian, ia kembali mengeluarkan suara.
"Aku bakal usaha buat tolak perjodohan nya, " Evelyn dengan tegas mengatakan hal itu, membuat Bagas menggeleng tak setuju.
"Jangan buat usaha kamu ini jadi malapetaka untuk diri kamu. Lyn, hubungan kamu sama David udah terlanjur terjalin, kamu nggak bisa memutuskan hubungan itu gitu aja, " Ucap Bagas terlihat khawatir. Bagas tahu seberapa keras kedua orang tua Evelyn, jika Evelyn melakukan penolakan, maka akan sangat berbahaya bagi Evelyn sendiri.
"Aku nggak bisa gini terus, gas. Aku nggak bisa biarin orang tua aku melakukan apapun sesuka mereka. "
"Tapi itu bahaya, lyn. Aku nggak mau kamu kenapa-napa. "

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US TOGETHER
Teen FictionIni kisah tentang remaja yang mempunyai dendam pada seseorang, yang telah membuat kehidupannya semakin hancur. Juga tentang remaja yang selalu ingin menjadi perisai bagi seseorang, sehingga lupa menjadi perisai untuk dirinya sendiri. Kevo? Bacaa