5

72 7 3
                                    

*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..

🍀🍀🍀

_____________________

"Ze, kalo boleh tau, lo ini anak tunggal ya? " Tanya baskara tiba-tiba.

Zeline menggeleng. "Enggak, gue punya kakak perempuan. " Jawabnya di balas anggukan mengerti dari baskara. Sebenarnya dia iseng menanyai soal itu.

"Kalo pacar lo punya? " Tanya baskara lagi.

Mendengar pertanyaan tersebut, seketika langkah zeline terhenti beberapa detik. "Enggak, emang kenapa? " Menatap ke arah baskara.

"Enggak kenapa-napa. Cuma nanya doang. " Balasnya sambil senyum-senyum sendiri ke arah tanah yang ia pijak.

"Lo sendiri? "

"Sama kayak lo. "

Zeline hanya menganggukkan kepala mengerti. Ia dan baskara melanjutkan perjalanan sampai di tempat parkiran. Di sana, sudah ada bagas yang sedang menunggu kedatangan baskara.

Melihat sang kakak sudah ada di sana, membuat baskara menatapnya dengan mata yang sengaja ia sipit kan. Karena tak biasanya bagas menunggu, yang biasanya itu, dialah yang menunggu kedatangan sang kakak tercinta.

"Eh, kok tumben banget nih, mimpi apa semalem? " Goda baskara berjalan mendekati bagas.

Bagas tak membalas ucapan baskara, melainkan menatap lekat me arah perempuan di belakang tubuh baskara. Tatapannya sangat sulit di artikan, antara bingung, marah, tak percaya menjadi satu di dalam diri bagas saat ini.

Beda halnya dengan zeline di belakang tubuh baskara, dia menatap takut ke arah bagas. Sedari ia datang tadi, terus saja menundukkan kepala, tak berani membalas tatapan bagas.

"Siapa? " Tanya bagas datar. Matanya tak pernah lepas menatap zeline yang tertunduk.

"Huh? Ini, namanya zeline, temen baru babas. Kenapa? Cantik kan? " Bercanda baskara sama sekali tak di tanggapi bagas.

"Langsung pulang. " Titahnya menaiki motor dan menyalakan mesinnya dengan tergesa-gesa.

Baskara kebingungan. "Loh, loh, loh. Sebentar, jadi tujuan babas ke sini tuh buat izin sama abang. " Ujarnya menghentikan motor bagas yang ingin melaju.

"Minta izin apa, hah? " Sedikit mengeraskan suaranya.

"Baskara izin nganter zeline pulang dulu. Dia pulang jalan sendiri. " Izinnya dengan wajah yang sedikit di imut-imut kan.

"Dia udah besar kan? Bisa pulang pake angkot. Kamu nggak perlu nganter dia pulang. " Desis bagas dengan suara memelan.

"Bang, sebentar doang ya. Nggak lama kok, baskara bakalan langsung pulang. Boleh ya? Kasian tau baskara udah janji mau nganter dia pulang. " Mohon baskara menyatukan kedua tangannya.

"Eh, lo bisa kan pulang sendiri? Tanpa adek gue anter. Gih pulang pake angkot atau nggak taksi aja, banyak. " Ucap bagas, suaranya ia kencangkan agar zeline bisa mendengar nya.

"Bang bagas! Kok gitu sih sama cewek! "

"Diem dulu bisa?. Atau lo nggak ada ongkos? Gue kasih, mau, hm? " Bagas melanjutkan. Kali ini nadanya terdengar seperti merendahkan zeline.

ABOUT US TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang