18

58 6 1
                                    

*ᴛʏᴘᴏ ʙᴇʀᴛᴇʙᴀʀᴀɴ..

🍀🍀🍀

_____________________

Pagi pun telah tiba, waktunya untuk memulai hari yang lebih baik dari hari kemarin. Burung pun berkicauan dengan merdunya di atas langit sana, angin yang berhembus tenang namun menciptakan udara yang sejuk khas pagi hari. Tidak hanya suara burung, tetapi ada juga suara hewan lainnya yang terdengar sedikit bising, namun tenang.

Di sini, di tengah-tengah hutan yang dipenuhi oleh pepohonan yang tinggi dan diisi oleh para hewan, baik itu buas maupun tidak. Terdapat sebuah rumah yang tak terlalu luas tapi terlihat indah, dikelilingi oleh pagar besi di sekitarnya.

Di dalam rumah itu terdapat dua orang perempuan yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Terlihat seorang gadis cantik yang tengah duduk lesehan di atas karpet kain dikelilingi oleh banyaknya kanvas dengan lukisan bintang-bintang di sana.

Dia tampak sibuk mengintai setiap detail di kanvas tersebut.

"Hehe, indah, " Ucapnya pelan seraya tersenyum manis, sangat manis.

"Indah, lah, orang Floren yang lukis, " Sambung seorang wanita paruh baya dari arah dapur kecil di dalam rumah itu.

"Bibi.. Jangan panggil Floren, panggil Evelyn, Evelyn.. " Koreksi gadis tersebut. Sudah berapa kali ia ingatkan pada Bibi agar memanggilnya dengan panggilan Evelyn, bukan Floren.

"Iya, Floren.. Eh, Evelyn.. " Bibi terkekek kecil.

Florencia Evelyn Samara, itulah nama gadis cantik itu.

Evelyn meletakkan kanvas yang ia pegang tadi di lantai begitu saja, sambil memandangi Bibi yang ada di dapur. Kemudian, dia menghela napas panjang.

"Mamah sama Papah kenapa belum jengukin Evelyn, Bi? Udah satu bulan loh, " Keluh Evelyn merasa sedih setelah mengingat kembali kedua orang tuanya.

Bibi terdiam sejenak, ia juga tak tahu harus menjawab apa, karena sejak satu bulan lamanya, orang tua Evelyn sama sekali tak menghubungi dirinya untuk sekedar menanyakan kabar anak mereka di sini.

"Bibi juga nggak tau, nak. Orang tua kamu juga nggak ada nelfon Bibi selama satu bulan ini, " Balas Bibi lirih.

"Evelyn kangen sama Mamah," Ungkap Evelyn dengan lesu, bahunya merosot ke bawah.

"Kamu yang sabar, ya, mungkin Bapak sama Ibu lagi sibuk di sana, pasti mereka bakalan ke sini buat jenguk kamu lagi, " Ucap Bibi menenangkan.

"Hem. Yaudah, kalo gitu Evelyn ke luar dulu, ya, Bi? Mau nyari udara segar, " Pamit Evelyn.

"Iya, Hati-hati, jangan jauh-jauh, cukup di sekitar rumah aja! " Peringat Bibi.

Kemudian, Evelyn keluar rumah sendirian. Dia sudah biasa seperti ini di pagi hari, karena menurutnya udara di saat pagi sangat menyejukkan, bisa membuatnya tenang.

Evelyn berjalan tidak terlalu jauh dari rumahnya, meski sudah mau tiga tahun hidup di dalam hutan, ia juga tak berani kalau terlalu jauh berjalan.

Kaki Evelyn berhenti di sebuah tempat yang banyak diisi oleh bunga-bunga indah, dia tersenyum saat melihat bunga-bunga itu tumbuh mekar dengan sangat baik.

"Wahhh, cantik banget.. " Pujinya kagum, ia berjongkok di depan para bunga itu.

"Iya, cantik, kayak yang nanam, " Cetus seseorang dari balik tubuh Evelyn.

Gadis itu tak takut atau kaget, ia malah mendengus kesal setelah mendengar suara yang tak asing lagi bagi dirinya. Tanpa memperdulikan seseorang dibelakangnya, Evelyn menyentuh bunga yang cantik itu.

ABOUT US TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang