Dua Puluh Satu

405 49 24
                                    

Selepas dari makan bubur, Rasya duduk di bangku taman yang sedikit sepi. Dia menunggu Farrel yang berjalan menuju mini market di seberang taman tersebut.

Tak lama kemudian Farrel datang menghampiri Rasya. "Es krim dateeeeng!"

Rasya terlihat antusias begitu Farrel duduk disebelahnya.

"Nih, coklat vanila. Bakal suka gak ya?" tanya Farrel.

"Mau rasa apapun, pasti suka kok, El!" ujar Rasya sambil membuka bungkusan es krim tersebut dan menyantapnya.

"Oh ya?"

Rasya mengangguk.

"Kalau ada es krim rasa gue, lo bakalan suka juga gak, Ca?" tanya Farrel.

Dalam hitungan detik, mata Rasya melebar ketika Farrel berkata seperti itu. Dia tertegun seketika mendengarnya. Hampir saja dia tersedak, untungnya es krim bertekstur lembut. Gak kebayang kalau es krim itu keras. "Kamu ngomong apa sih, Rel?"

Farrel hanya diam menatap mata Rasya.

"Lagian mana ada coba, es krim rasa kamu? Emangnya kamu makanan apa"

Farrel bergeming sebentar, kemudian pelan dia menyeka sisa es krim di bibir Rasya.

Rasya sedikit terkesiap melihat pergerakan Farrel yang begitu menawan menyeka noda di bibirnya. Jantung Rasya semakin deg-degan ketika mendapatkan perlakuan semanis ini dari Farrel.

"Belepotan banget sih makannya. Kayak anak kecil" kata Farrel.

Rasya sedikit salah tingkah, "Maaf, Rel. Aku baru kali ini lagi makan es krim. Udah lama soalnya"

"Aduh, miris banget sih" Farrel menutup wajahnya dan geleng-geleng kepala.

Rasya tertawa, "Tau deh yang tiap hari makan es krim"

"Tiap hari?"

"Iya"

"Dih, rajin amat dah tiap hari makan es krim"

"Terus kalau gak tiap hari? Tiap apa?" tanya Rasya.

Farrel lalu memegang kepala Rasya dengan tangan kirinya. Dia berkata, "Secukupnya"

Rasya kian deg-degan menghadapi perlakuan Farrel yang begitu manis padanya. Ia bahkan sudah hampir lupa rasanya mendapatkan perlakuan perhatian dan kasih sayang dari seseorang.

"Cita-cita kamu apa, El?" tiba-tiba Rasya bertanya pada Farrel guna mengalihkan rasa gemetarnya pada Farrel.

"Cita-cita?" ulang Farrel.

Rasya mengangguk.

Farrel lalu tersenyum menahan malu, "Gak ah, ntar pasti di ketawain sama lu!"

"Lah, kenapa harus ngetawain cita-cita orang? Harusnya di doain dong biar kesampean!" jawab Rasya.

"Iya juga sih"

"Terus, mau jadi apa?"

"Polisi"

"Brrhmmm!!!" Rasya menahan tawa menggembungkan pipinya.

'Tuh kan! Ngeselin banget sih. Tadi katanya gak mau ngetawain"

"Maaf. Gak maksud ngetawain, tapi lucu aja"

"Apanya coba yang lucu, Ca"

"Yaaa, sedikit gak nyangka aja, cita-cita kamu jadi polisi, El. Dengan tingkah kamu yang..."

"Childish? Kekanak-kanakan? Bocah?"

Rasya hanya tersenyum, menahan tawanya.

"Tapi emang itu sih maksudnya"

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang