Dua Puluh Dua

455 51 17
                                    

Farrel bergeming sebentar di kelasnya. Dia heran bukan main. Sejak tadi pagi dia sama sekali tak melihat batang hidung Rasya di sekolah. Beberapa kali dia juga sudah menyuruh temannya untuk mengecek kedatangan Rasya, tapi yang dicari tetap tak terlihat. Belum datang. Belum ada. Terlambat kali.

Rasya tak pernah terlambat ke sekolah. Bahkan Farrel sudah datang sepagi mungkin untuk menunggui kedatangan Rasya. Farrel ambigu. Pikirannya kacau mengawang. Terakhir kali bertemu dengannya tadi malam, dia terlihat ketakutan dan cemas. Apa mungkin ayah tirinya menyiksanya lagi. Apa mungkin ayah tirinya tak mengijinkannya untuk pergi ke sekolah.

"Aca gak masuk apa, Tong?" tanya Farrel pada Gentong yang duduk di depannya.

"Lah, mana kutau. Terakhir kali kan sama kau! Kau apakan pula dia sampe dia tidak masuk?" tanya Gentong.

Farrel tak menggubris pertanyaan Gentong. Dia malah semakin kepikiran. Ini pasti ulah Ayah tirinya Rasya.

"Lo tadi malem sama Rasya, Rel?" tanya Amir seketika.

Farrel menekuk alisnya melihat Amir yang bertanya padanya di sampingnya. "Kenapa lo nanya-nanya? Gausah kepo deh lo! Gue masih males sama lo!"

Amir pun terdiam. "Cuma karena Rasya yang baru lo kenal beberapa hari, lo musuhin gue, sahabat lo yang udah lo kenal jauh dari Rasya?"

"Gue gak suka lo nanya-nanya soal Rasya" cetus Farrel.

"Dih, emang lo siapanya Rasya coba, Rel?"

"Diem! Masih untung lo gak gue usir dari bangku sini!"

Gentong menoleh cepat, "Berantam lagi kelen. Cepat, aku mau tengok kalian adu jotosnya sini. Sengel kali lah kelen berdua ini"

Farrel dan Amir hanya memutar bola mata.

"Kau pun juga Rel. Mau kau usir Amir dari sekolah pun, sekolah ini mampu dia beli looo!" tambah Gentong.

Farrel hanya menatap sinis pada Gentong yang sama sekali tak membelanya.

"Tuh, dengerin!" tukas Amir.

"Kau pun sama juga!" tukas Gentong pada Amir. "Tak usah ikut-ikut campur urusan Farrel sama Rasya lo"

Amir mendelik mendengarnya.

"Mamam tuh!" timpal Farrel pada Amir.

"Kau pun juga, Rel! Tanggung jawab kau! Rasya tak masuk sekolah pasti karena kau kemalaman antar dia balik!" rungut Gentong.

"Gak, gak malem-malem amat kok!"

"Bisa pula mulut kau berbohong itu!"

"Sumpah, gue gak boong! Kita pulang jam sepuluh kok!"

"Anjing! Biadab kau! Kau pikir Rasya itu biasa pulang jam segitu? Dia bukan lonte looo!"

"Lonte gak ada yang pulang jam sepuluh, Tong!" timpal Amir.

"Hus! Diam kau babi! Tak ada yang ajak kau berunding!" Gentong menoyor kepala Amir.

Amir hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar lalu menempelkan kepalanya di atas meja.

"Sengel kali kelen!" gerutu Gentong.

"Terus gimana dong, Tong?"

"Mana aku tau! Pikir solusinya sendiri!" tukas Gentong.

Farrel bergeming lagi di tempatnya. Memikirkan apa yang harus dilakukannya sekarang.

~

"Gue mau ke rumahnya Rasya, Tong!" cetus Farrel tiba-tiba saat jam istirahat di meja kantin. Hanya ada dia dan Gentong yang sedang menyantap dua puluh tahu bulat di mejanya.

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang