Tiga Puluh Dua

74 6 0
                                    

Farrel dan Rasya diminta untuk menyanyikan satu lagu lagi oleh penonton. Saat itu juga Farrel menyerukan judul lagunya pada Agam.

Agam langsung saja memainkan irama musik tersebut lewat keyboardnya. Sesaat intro lagu masuk, Calvin, Amir dan Gentong sudah tahu lagu apa yang dibawakan.

Farrel pun membuka suara untuk menyanyikan di bait awal, "Saat ku tenggelam dalam sendu... waktu pun enggan untuk berlalu... kuberjanji tuk menutup pintu hatiku... entah untuk siapapun itu"

Rasya pun menyanyikan bait kedua, "Semakin kulihat masa lalu... semakin hatiku tak menentu... tetapi satu sinar terangi jiwaku... saat kumelihat dirimu..."

Amir seolah terpaksa memainkan bassnya hanya untuk terlihat profesional di depan penonton yang hadir.

Farrel dan Rasya bernyanyi bersama di bait reff, "Dan kau hadir... merubah segalanya... menjadi lebih indah... kau bawa cintaku setinggi angkasa... membuat kumerasa sempurna..."

Seluruh penonton bersorak ria mengalungi udara, menyempurnakan penampilan Farrel dan Rasya malam itu.

Kedekatan Farrel dan Rasya seolah membius performa mereka berdua pada penonton.

Seusai acara itu, Amir yang melihat senyuman Rasya pada Farrel yang berbahagia itu merasa terbakar. Hingga akhirnya dia membanting gitar bassnya ke lantai panggung. Membuat seisi sekolah terkejut. Sampai Amir meninggalkan panggung tersebut.

"Amir..." Rasya memanggil tapi Amir tak peduli.

Farrel menggenggam tangan Rasya, "Biarin aja dulu dia. Mungkin dia pengin nenangin diri"

"Tapi..."

"Nanti biar Ael yang ngomong sama dia ya, Ca"

Rasya menganggukan kepalanya.

~

"Lo nih gimana sih? Kok bisa sampe Farel sama Rasya perform di atas panggung???"

Herman diam tak keruan. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Penontonnya aja banyak banget tadi, Man!!!"

"Ya mana gue tau, gue pikir dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama si Farrel! Orang si Farrelnya juga udah janji sama gue, supaya gak deketin si Rasya lagi"

"Ya buktinya apa sekarang? Dan terus tugas lo selama ini apaan, anying??? Gue udah bayar gede buat ini semua!"

"Iye iye ntar biar tuh anak gue yang urus!"

"Urus gimana? Sekarang tuh anak lagi beduaan sama Farrel, Herman dongo!!!"

Herman emosi bukan main. Dia geram kalau seseorang berani menyalahkannya begitu saja. Apalagi hanya urusan yang sederhana menurutnya.

"Gue gak mau tau, jangan sampe gue suruh lo untuk balikin semua duit gue!" tukasnya.

Herman berdecak geram. Amarahnya terkumpul seketika. Siap meledak.

~

Farrel, Rasya bersama Agam, Gentong dan Calvin turut berbahagia atas penampilan mereka di acara pentas seni sekolah tersebut.

"Gak nyangka ya, akhirnya hari ini terlewati juga!" seru Calvin.

"Iya, mana kerrn banget lagi penampilan kita tadi" Agam berkata puas.

"Iyalah, kalau bukan karena permainan drum-ku, tidak jadinya lah band kacrut itu perform tadi!" cetus Gentong.

Yang lain tertawa terbahak-bahak.

"Apalagi pas Farrel masuk tuh tadi, beuuuhh... sadis banget. Kayak di film-film!" timpal Calvin.

"Ah, biasa aja kok. Ini juga berkat si Gentong kok. Ya gak, Tong?" tukas Farel.

"Iyalah, kaupun sepele kali, pake acara pake baju couple-couplenya. Alay!" cetus Gentong.

"Kan biar memorable, Toooong!"

"Iya nih, Gilang. Tapi bagus kok. Makasih ya, Laaang!" tambah Rasya.

"Hmmm!!!"

Seketika geng Flora datang menghampiri backstage tersebut.

Gentong langsung senewen, "Bah, apa lagi ini lonte-lonte gang doli datang kemari. Pen jual diri kelen?"

"Hus, Gentong ah!" omel Rasya.

"Rasya" Flora membuka suara.

"Ya?" Rasya membalas sapa.

Flora terdiam lama sejenak. "Lo keren banget, Sya. Sumpah"

"Oh ya?"

"Serius. Kali ini gue beneran. Lo sama temen-temen lo performnya bagus banget. Gue sama sekali gak nyangka lo bisa nyanyi sebagus itu" ujar Flora panjang lebar.

"Iyalah, memangnya penampilan kau itu, jijik kali lah aku liatnya" cetus Gentong.

Flora hanya memperlihatkan giginya pada Gentong, bergidik. Lalu dia beralih lagi pada Rasya. Dia menggenggam tangan Rasya erat-erat, "Sya... gue sama temen-temen gue mau minta maaf. Atas kesalahan yang udah sering kita lakuin ke elo"

"Iya, Sya. Maafin kita ya, udah jahat banget sama lo selama ini" ujar Cinta.

"Iya, Sya... maapin mereka berdua ya" timpal Laura.

"Heh!" Cinta protes, "Lo juga kali!"

"Haa haa haaa... main salah-salahan kelen. Mulainya lah permainan cewek-cewek pikmi ini. Agak laen memang otaknya" cetus Gentong.

Rasya tertawa seketika bersama Farrel. "Iya, udah udah. Gapapa kok!"

~

"Aca gak nyangka, Ael bakal dateng" ujar Rasya pada Farrel. Mereka berdua kini berada di dalam kelas kosong.

"Ael pasti dateng kok, Ca. Masa gak dateng" ujar Farrel.

"Tapi Aca gak nyangka aja. Momen tadi itu adalah momen terindah dalam hidup Aca. Nyanyi bareng Ael di depan ratusan penonton tuh... sesuatu yang lebih dari indah" terang Rasya.

Farrel tersenyum memperhatikan Rasya sejenak.

Rasya melihat ke badannya sendiri. "Kenapa? Kok Ael ngeliatin Aca?"

Farrel tersenyum dan berkata, "Ael kangen sama Aca"

Rasya tertawa kecil, "Aca juga kangen tau sama Ael"

"Ternyata lama-lama dari Aca, Ael gak bisa, Ca" jelas Farel.

"Apalagi Aca" jawab Aca.

Mendadak Farrel menitihkan air matanya, "Tapi Ael udah janji gak bakal deket-deket lagi sama Aca"

Rasya tertegun seketika, "Janji?"

Farrel terdiam.

"Janji sama siapa? Sama diri Ael sendiri?" tanya Rasya.

"Ael gak mau Aca dipukulin lagi sama Herman. Makanya Ael janji sama dia, supaya gak deket-deket lagi sama Aca" terang Farrel.

Deg. Jantung Rasya seolah berhenti mendengar pengakuan dari Farrel barusan.

TO BE CONTINUED

VOTE DAN KOMEN YA, TERIMA KASIH.

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang