Empat

625 67 89
                                    

Pantat Farrel dan Amir terasa panas karena Bu Nita menyabetnya dengan menggunakan kayu rotan yang biasa dia bawa kemana-mana. Belum lagi badan mereka masih terasa nyeri akibat jatuh dari loteng setinggi dua setengah meter tersebut.

"Lu sih!" dumal Amir pada Farrel. Mereka berdua kini di suruh untuk membersihkan kamar mandi.

Farrel masih sibuk menyikat dinding kamar mandi menggunakan sikat pembersih. Namun otaknya berpikir sejenak.

"Ngapain sih lu kerajinan banget ngintipin si Rasya dih. Kayak... gak ada kerjaan banget gitu loh, Rel!" tukas Amir.

Farrel mendengar keluhan Amir, namun otaknya berpikir yang lain. Masih tentang Rasya. Tadi saat jatuh di hadapan Rasya, Farrel sempat melihat bagian bibir bawah Rasya. Terdapat luka disana. Farrel menjadi kepikiran. Setelah ini dia harus menanyakannya pada Rasya.

"Selamat siaaaaang dunia tipu tipuuuu" datang Gentong membawa dua dus beng-beng, dan lima es kopi latte di tangannya.

Amir dan Farrel terperangah akan kehadirannya.

"Lu mau ngapain, Tong?" tanya Amir.

"Mau bantuin kelen!" jawab Gentong.

"Bantuin apaan??? Nyampah???" tanya Amir yang sudah tahu bungkusan bekas snack Gentong akan mengotori toilet ini lagi.

"Yaaa bersih-bersih lah!" jawab Gentong.

"Nih!" Amir menyodorkan pel pada Gentong.

"Apa nih???" tanya Gentong.

"Pel! Lu tinggal pel doang nih, yang lain udah kelar!"

"Bentar lah, selow lah kelen, aku mau makan dulu! Udah, kau taro aja situ! Nanti aku selesaikan! Ribet kali bah!" cetus Gentong, membuka bungkus snack-nya.

Amir berdecak, lalu dia menjurus pada satu minuman es kopi latte milik Gentong dan mencoba mengambilnya, "Bagi!!!"

"Eeeettt seretetetettt!!!" Gentong melarang, membuat Amir berhenti bergerak "Jangan coba-coba kau ambil itu minuman! Berani kau ambil, kutebas pula kepala kau itu! Taruh! Taruh lagi situ!"

"Gue aus, Tooong! Itu ada lima, yawloh!" cetus Amir.

"Memang ada lima, siapa bilang ada sepuluh? Ada sepuluh pun tak mau ku kasih! Bodohnya ini anak!" cetus Gentong.

Amir menahan sabar menatap Gentong dengan sebal, "Dasar gendut!" cetusnya.

"Kurus kau, cacingan!!!" balas Gentong sambil menghabiskan satu dus beng-bengnya.

Farrel yang sejak tadi diam, turut mengambil segelas es kopi latte milik Gentong dan langsung meminumnya.

"Itu Farrel boleh???" tanya Amir, protes.

"Kurus! Diam kau! Suruhnya bilang-bilang aku gendut? Gak dapat minum toh?" cetus Gentong.

Amir menendang pintu toilet, geram.

"Ah, rusak, rusak! Kau rusakan pula semua! Kasih hancur semua!" omel Gentong lagi.

Amir berjongkok, membuang napas sebal.

~

"Rasyaaa!!!" panggil Farrel dengan motornya sepulang sekolah.

Rasya terlihat berusaha menghindar dari Farrel. Farrel pun makin penasaran dengan menghindarnya Rasya darinya. Dia turut turun dari motornya dan mengerjarnya. "Pak Dokter!!! Jangan cepet-cepet lah jalannya!"

"Mau apa sih, Reeell???" tanya Rasya sambil terus berjalan, menunduk.

"Gue cuma mau tanya aja, Sya!"

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang