Dua Puluh Tujuh

223 26 0
                                    

"Apa???" ulang Farel, tak percaya.

"Nah loh, apa??? Apaa??? Udah kayak di sinetron-sinetron pan jadinye" cetus Herman.

"Om becanda???"

"Lu pikir gue pelawak, becanda becanda??" cetus Herman.

"Emangnya saya salah apa, Om? Kok Om nyuruh saya jauhin Rasya?" tanya Farel, masih tak percaya.

Rasya tak sengaja mendengar kegaduhan itu dari kamarnya. Dia menguping sejenak untuk memastikan.

"Heh, Farel! Rasya itu anak gue! Jadi gue berhak untuk ngatur-ngatur idup die selagi die masih tinggal sama gue!" cetus Herman.

"Tapi saya gak setuju, Om. Saya bersahabat baik sama Aca, Om!"

"Aca, aca, aca, aca! Aca aca nehi nehi???" tukas Herman. "Enak aja lu ganti-ganti nama anak orang sembarangan!"

"Om, saya serius! Saya gak bisa untuk gak berteman dengan Rasya!"

"Heh, Rel! Gue kasih tau nih ya sama lu ya. Lu kan ganteng nih. Anak orang kaya juga. Udah pasti banyak yang mau begaul sama lu! Perkara Rasya doang mah, yaelaaaah. Banyak noh di sekolah-sekolah laen!" tegas Herman.

"Enggak, Om! Rasya itu cuma satu. Gak ada lainnya. Sampai kapanpun, saya gak akan pernah mau jauhin Rasya. Dia sahabat baik saya!" Farel lebih menekan dan tegas.

"Jadi gitu ya mau lu!!!"

Farel hanya diam, menahan sabarnya yang sepertinya sudah sangat tipis.

"Rasyaaaaa!!!" teriak Herman memanggil Rasya.

Rasya di balik pintu kamarnya turut terkesiap mendengar suara teriakan Ayah tirinya itu. "I-iyaaa, Paaak!"

Begitu Rasya keluar dari kamarnya, sejurus Herman mengambil gelas yang ia minum tadi lalu dilemparnya gelas itu ke arah kepala Rasya sampai gelas itu pecah.

Rasya berteriak karena sakit campur kaget. Dia refleks memegang kepalanya.

Farel bangun dari duduknya dan melotot menyaksikan ini semua. Dia sama sekali tak percaya melihat apa yang dilakukan Herman kepada Rasya. "OM!!! OM UDAH GILA, APA, HAH???"

Rasya terus memegangi kepalanya yang terluka dan sedikit berdarah, sampai kemudian dia pun terjatuh pingsan.

"ACAAAA!!!!" teriak Farel seketika.

"Gue gak main-main sama ucapan gue, Farel! Dan lu bisa pastiin, gue bisa pegang janji gue ke lo!!!" tukas Herman.

"Gak punya hati lo, setan!!!" teriak Farel.

"Pergi lo sekarang, atau gue injek batang leher si Rasya sampe putus!!!" ancam Herman.

Farel menangis melihat apa yang tengah dilakukan Herman pada Rasya. Herman benar-benar manusia yang tak punya hati. Dia adalah seorang iblis yang berselimut di dalam tubuh manusia.

"PERGI!!!" teriak Herman.

Farel keluar dari rumah itu dan terdiam sebentar di atas motornya. Dia menangis, tak tega melihat kondisi Rasya seperti tadi. Bagai binatang buas yang mati habis di siksa.

"Rasya pingsan, itu darahnya pasti ngucur terus ya Tuhaaaan!!! Gimana ini" ujar Farel penuh sesak. Kemudian dia menyalakan motornya lalu bergegas pergi dengan tergesa. Dia tahu dia harus kemana.

Herman mengintip dari balik jendela. Kemudian dia segera menelpon seseorang di sana. "Halo... gue udah lakuin yang lo suruh! Beres! Dia udah cabut! Dan gue jamin, dia gak bakal balik-balik kesini lagi!"

"Good job, Pak!" jawab seseorang di ujung sana.

~

"Bah!!! Mengapa pula kau kemari, ngentot!" tukas Gentong pada Farel yang buru-buru turun dari motor untuk menghampiri Gentong yang sedang asik nongkrong makan pisang goreng di teras rumahnya.

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang