Delapan

543 67 88
                                    

Rasya tertunduk layu di dalam kamar mandi tersebut. Bahkan ini sudah pukul sembilan malam, tapi Ayah tirinya belum juga membukakan pintu kamar mandi tersebut.

"Ssttt!!!" suara orang dari luar kamar mandi terdengar di telinga Rasya. Rasya langsung terengah.

Rasya terengah mendengarnya. Dia langsung berdiri dari duduknya.

"Rasya!!!" panggil orang itu lagi.

Rasya kenal dengan suara itu, siapa lagi kalau bukan suara Gilang. Dari desisannya saja sudah terdengar kasar bahasanya. Siapa lagi kalau bukan Gilang alias Gentong.

Rasya turut menclinguk ke ventilasi kamar mandi, "Ya???"

"Ini Gilang looo" ujar Gilang.

"Iya Gilaaang! Ini aku, Rasya!" balas Rasya.

Gilang terdiam santai mencamil snak Taro ukuran big large di tangannya. "Kau sudah berapa lama di dalam wee??"

"Dari pulang sekolah, Lang!" ujar Rasya.

"Ih lama kali, kau mandi apa onani, Syaaa???" tanya Gilang, malah nongkrong di pinggir jalan dekat kamar mandi Rasya.

Rasya mengernyitkan keningnya, "Ha??"

"Candanya aku bah! Aku tau kau dikurung sama Bapak kau yang pantek itu. Begitupun kau sensi!" ujar Gilang, masih santai menyantap snacknya.

Rasya tertawa kecil.

"Kau sudah makan belum, Sya???" tanya Gilang.

"Belum, Gilang" jawab Rasya.

"Kejam kali lah Bapak kau itu. Jangan sampe dia pulang aku tebas pula palanya dia tu" cetus Gilang. "Terus aku harus bantu apa lo, Sya??? Lubang kamar mandi kau pun sempit, cemana lah bisa ku transfer nasi bungkus, nasi goreng, nasi uduk? Kok jadi lapar pula aku"

Rasya turut berpikir sejenak. Dia harus melakukan sesuatu. Meski semua rencananya pasti ada konsekuensinya lagi.

"Kecuali kau ku transfer duit kesana. Tapi dimana orang jualan di kamar mandi kau tuh? Ndak mungkin lah kau belanja ke gayung!" tukas Gilang.

"Mmm... Gilang, Gilang! Coba kamu masuk ke rumahku, pintu biasanya gak pernah dikunci sama Bapakku"

"Oh gampang lah itu. Oke. Aku otw ke depan rumahmu dulu. Kau jangan kemana-mana pula kau! Disitu saja kau!"

"Aku kan kekunci disini, Sya"

"Iya juga ya. Bodoh kali ini anak"

Rasya menahan tawa dari dalam kamar mandi. Siapa yang salah, siapa yang dibilang bodoh. Dasar Gilang.

"Tunggu aku kesana, Rasya!" teriak Gilang sambil berjalan menuju pintu depan rumah Rasya.

"Iya, Gilang" jawab Rasya.

Tak lama kemudian Gilang masuk ke dalam rumah Rasya. Dia tertegun kala pintu rumah Rasya tak dikunci sama sekali. "Ih, beneran gak dikunci we. Bodoh kali lah si pantek itu!"

Gilang lalu masuk menuju rumah Rasya dan langsung saja menghampiri kamar mandi Rasya. "Rasyaaaa! Masih hidup kah orangnyaa???"

"I-iya, Gilang! Aku disini. Gak dikunci kan?"

"Jelas lah gak di kunci, kalau ndak, gimana lah aku bisa masuk loo!"

"Iya, Gilang!"

"Bilang lah sama Bapak tiri kau, sebelum kau disiksa lagi sama dia, suruh ganti dulu itu pintu rumah kau, Rasya! Sempitnya! Masa besaran bobotku dibanding pintu rumahmu. Aku pun masuk harus serong dulu! Gilanya!" komplen Gilang.

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang