Tiga Puluh Empat

102 10 0
                                    

"Tolong jawab, Ca. Jawab sejujur-jujurnya, lo sukanya sama siapa? Gue atau Amir?" tanya Ael.

Rasya masih diam lagi. Saat ketika dia ingin menjawab, tiba-tiba

"Jelas Aca lebih suka sama gue ketimbang lo, Rel!" Amir masuk ke dalam kelas kosong itu.

Farrel dan Rasya terkesiap, lalu berdiri dari duduknya.

"Amir" Rasya terkesiap.

"Apa sih mau lo, Rel?" ulang Amir, "Udah jelas-jelas lo tuh biang onar. Lo penyebab Rasya selalu dipukulin sama Bokapnya"

"Enggak kok, Mir. Gak sepenuhnya salah Farrel. Itu juga salah aku. Kalau aja-"

"Kalau aja lo jauh-jauh dari Farrel, lo tuh gak akan kena masalah sampe lo harus digebukin sama Herman, Sya! Coba dong lo pahamin itu"

"Enteng banget lo ya, nyalah-nyalahin orang, nyudutin orang sesuka hati lo!" tukas Farrel. "Lo pikir lo tuh siapa?"

"Heh, elo yang ngaca! Lo pikir lo tuh siapa? Berani main ngajak kabur orang seenaknya"

"Gue cuma gak mau Rasya menderita karena sering dipukulin Bokapnya"

"Dan penyebab semuanya itu elo, Farrel! Ngaca dong lo!"

Deg, jantung Farrel seolah berhenti mendengar omongan Amir barusan.

"Mending lo tinggalin Rasya, Rel! Rasya udah aman sama gue!" tukas Amir. "Ayo, Sya! Sama gue sini!"

"Tapi..."

"Sya... lo liat kan selama lo sama gue? Bokap lo udah gak mukulin lo lagi kan? Beda kan saat lo bareng sama tuh orang! Badan lo abis dipukulin terus sama Herman, Sya!" bujuk Amir bertubi-tubi.

Rasya geleng-geleng kepala. Pukat.

"Ayo, Sya! Gue pacar lo! Gue berhak kasih tau yang terbaik buat lo! Ayo, Sya! Lo jangan mau diajak kabur sama dia!"

Seketika Rasya menggenggam tangan Farrel.

"Rasya?" Amir tercengang melihat Rasya memilih pilihan yang menurutnya salah.

"Maafin Rasya, Amir. Rasya udah coba berkali-kali buka hati Rasya buat Amir. Tapi Rasya gak bisa. Sebaliknya, saat Rasya belajar ngelupain Farrel, Rasya malah makin kangen sama Farrel" ungkap Rasya, dengan segala yang ia rasa selama ini.

"Sya! Kenapa lo jadi gini?" tanya Amir.

"Maaf, Amir" ujar Rasya sedih, lalu dia berkata pada Farrel, "Ayo, Ael. Kita pergi dari sini"

Farrel mengangguk dan menarik tangan Rasya untuk pergi dari kelas itu. Sejauh mungkin.

Amir terdiam di dera amarah dan cemburu yang teramat. Dia menendang meja dan kursi tempat Farrel dan Rasya duduk tadi.

~

Farrel dengan menggunakan motornya membawa Rasya pergi jauh dari sana. Rasya memeluk erat tubuh Farrel dari belakang.

"Dingin, Ca?" tanya Ael.

Rasya menggeleng, "Enggak. Ada badan Ael"

Farrel mengelus tangan Rasya yang melingkar di perutnya.

"Kita mau kemana, El?" tanya Rasya.

"Yang jelas bukan ke rumah Ael, Ca"

"Iyah, jangan. Nanti malah jadi panjang"

"Iya, Ca" kata Farrel. Lalu dia tersenyum dan berkata, "Ael seneng banget hari ini, Ca!"

"Seneng kenapa?" tanya Rasya.

"Seneng aja. Karena Aca mau pergi sama Ael" jawab Farrel.

"Iya, Ael"

"Mmm... Ca"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFTER ON YOU (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang